Jangan lupa dengar link di atas saat baca ya
Enjoy your reading ^__^・
"Thanks God I'm alive.", Rhaya berbisik letih begitu membuka pintu kamar hotelnya yang nyaman.
Seraya menutup pintu, ia membuka flat shoes yang telah menemaninya seharian kemudian melangkah ringan menuju ranjang dan membanting tubuh di kasur empuk nan lembut itu.
Sambil memandangi langit-langit kamar, Rhaya tersenyum. Ia terkenang akan acara makan siangnya tadi di sebuah restoran sederhana yang menyajikan menu khas Jawa Tengahan berlokasi tidak jauh dari tempat acara berlangsung bersama dengan Nisha dan Ditya, kekasih Nisha.
Lucu juga rasanya karena lama tidak bertemu dengan sahabat karibmu selama hampir setahun ini. Ternyata pada saat bertemu kembali, banyak ribuan kata yang langsung terucapkan sambil mengenang masa-masa kuliah sampai membicarakan kesibukan mereka masing-masing. Beberapa kali Rhaya melirik jari manis tangan kiri Nisha yang kini berhiaskan sebuah cicin emas bertahtakan sebuah batu mungil ditengahnya yang dicurigai Rhaya sebagai cincin pertunangan.
•
"Hei, Sha, Dit."
"Mm, kenapa, Rha?", tanya Nisha.
"May I ask the two of you something?"
Nisha melirik Ditya sesaat kemudian mengangguk.
"Kalian berdua... sudah tunangan ya?", tanya Rhaya dengan senyum yang makin lama makin merekah lebar di wajah.
Rona kemerahan langsung menghiasi wajah Nisha yang langsung tertunduk malu, sementara Ditya tersenyum sumringah.
"Iya, Rha. Aku mengajukan pertunangan ke Nisha tiga bulan yang lalu. Waktu dia bilang setuju, langsung saja aku datang sama orangtuaku seminggu kemudian.", terang Ditya dengan bersemangat.
"Dan kalian nggak kabari kami berempat?", tembak Rhaya langsung dengan memasang tampang sedih.
Mendengar nada sedih dari suara Rhaya, Nisha langsung menengadahkan kepalanya. "Bukan begitu, Rha. Ini acara kecil-kecilan kok. Hanya orangtua Nisha dan Ditya saja yang hadir saat itu. Sebenarnya Nisha mau ngundang kalian, tapi pas Nisha mau undang, aduuuuh, kalian tuh sibuk banget kayak artis! Coba nih ya. Saat itu Nisha telepon Dee, dia lagi ngeliput penangkaran orang utan di Kalimantan selama sebulan. Whatsapp ke Rian, dia lagi dikejar-kejar deadline penerbitan buku barunya. Skype ke Fa ternyata lagi ada kasus perceraian pengusaha terkenal dan bolak balik melulu ke pengadilan, bahkan harus menyelidiki kasus sengketa tanah sampai ke Batam. Sedangkan pas Nisha mau hubungi Rhaya via Messenger Facebook karena nggak bisa ditelepon melulu, update statusnya ternyata kamu lagi di Singapura untuk training pengembangan editorial selama 15 hari di kantor majalah Gals cabang sana. Akhirnya Ditya dan Nisha memutuskan akan memberitahukan kalian kemudian pada acara kumpul-kumpul nanti kalau kita ngumpul.", jelas gadis lugu itu dengan wajah memelasnya.
Mendengar alasan Nisha, Rhaya tersenyum kemudian meraih kedua tangan temannya itu dan menggenggamnya erat. "Maaf ya karena kesibukan kami yang super extreme itu buat Nisha jadi serba salah. Gue bukannya mau nyalahin kok, Sha. Gue senang banget begitu lihat cincin ini. Thanks God that the cutest and honest best friend gue akhirnya memutuskan bersanding dengan the most kindness and clever boy dari kampus kita.", katanya kemudian seraya melirik Ditya. "Conrats ya, Dit, Sha. Gue bahagia dari lubuk hati gue yang terdalam. Tapi yang pasti kalau kalian nikah nanti, perlu diingat bahwa Dee, Fa, Rian dan gue bakalan jadi bridesmaid Nisha. Ingat! Nggak boleh lupa lho, Dit."

KAMU SEDANG MEMBACA
RHAYA
RomanceApa reaksimu saat bertemu kembali dengan seseorang yang menghilang bagai ditelan bumi lima tahun yang lalu tanpa kabar? Rhaya merasa bak disambar petir saat mengetahui bahwa "mantan" kekasihnya secara tiba-tiba muncul bak setan di depan matanya d...