Chapter 5

132 6 0
                                    

Happy weekend.

Hari ini chapter-nya sedikit panjang ya. I hope you'll enjoy it.

oh ya, jangan lupa 'like' nya  ^__^

"Hmmh, enak!", Fa mengunyah potongan besar Denish Fish & Chips. Sementara itu disampingnya, Nisha dengan sigap mendaratkan sebuah fried calamari yang sudah dicelupkannya ke mayonaise sauce langsung ke mulut sebelum menetes.

Di sisi bagian luar dari deret kursi mereka, Rian dan Rhaya yang duduk berseberangan, tengah membolak balik halaman per halaman buku menu mencari makanan unik lainnya yang ingin dipesan untuk makan bersama.

"Apa nih ya? Aduh, gue bingung antara Seafood Platter atau Lunch Gusto set. Elo mau apa, Ri?", tanya Rhaya. Ia bimbang dalam memilih menu.

Rian tampak berpikir, "Gimana kalau kita pesan Seafood Platter yang untuk  berdua? Sepertinya isinya paling lengkap, apalagi terlihat menggiurkan sekali.", ujarnya mengeluarkan opsi paling jitu saat keempat temannya bingung menentukan pilihan. Rian selalu bisa diandalkan sebagai penengah dan pemecah masalah diantara mereka berlima.

Kini keempat perempuan muda itu tengah duduk mojok di bagian dalam restoran dengan kesibukan masing-masing sembari menunggu Dee, orang yang seharusnya jadi tuan rumah acara tetapi belum kelihatan juga batang hidungnya.

Awalnya, Dee akan dijemput Rhaya di SOETTA setelah landing dari Palembang. Tapi dikarenakan Dee dan crew harus menyerahkan laporan selama di luar kota secepatnya, Dee berinisiatif berangkat ke tempat janjian mereka sendiri daripada merepotkan yang lain.

"Rha, mana sih Dee? Kata elo dia udah di jalan. Sekarang hampir jam satu lewat nih.", tanya Fa yang tiap lima menit sekali mengecek arloji dan pintu masuk restoran. Ia tak sabar bertemu sobatnya setelah hampir empat bulan tak bersua.

"Tenang saja, Fa. Elo tahu sendiri 'kan dari dulu dia biang ngaret. Janji jam 12 tahu-tahu datang jam satu. Khas Dee!", kata Rhaya sambil menyuapkan sepotong besar Mediterranean pizza ke mulut.

"Rha, kamu pernah makan di sini?", tanya Rian tiba-tiba setelah pesanan juice dengan menggunakan gelas ukuran luar biasa besar tersaji di hadapannya.

"Gue pernah ke sini bareng tim setelah survey lokasi pemotretan cover majalah edisi November kemarin. Enak 'kan?"

"Kamu tahu sendiri aku kurang suka ikan 'kan? Ternyata masakannya enak dan tidak berasa amis. Mm, sausnya juga mantap! Pantas kamu highly recomended."

Rhaya terkekeh, "Al juga ngomong begitu. Kata dia, taste gue akan cita rasa makanan tinggi, mau itu jajanan kaki lima hingga bintang lima. Al percaya banget pilihan gue."

"Al? siapa tuh?", celetuk sebuah suara yang tiba-tiba saja muncul dari arah samping luar meja mereka.

Mereka menoleh kompak dan...

"DEE!!!"

Serempak mereka terpekik heboh saat menemukan sosok gadis berambut pendek dan jangkung tengah mengerling jahil ke mereka. Tak lama mereka saling bergantian bercipika-cipiki dengan Dee.

"Dee kamu kok hitaman sih sekarang? Ya ampun, mana rambut cepak banget. Gemukan pula. Cubit-able banget!", kata Rian gemas sambil mecubiti pipi Dee yang lumayan chubby sekarang.

Dee tertawa renyah. "Yah namanya juga pekerja lapangan, jadi selalu aktivitas di luar, Ri. Gue lebih comfort begini. Sehat, nggak perlu ribet ngurusin rambut dan anti gerah.", katanya sambil menarik kursi terluar dari meja mereka, alias kursi Rian, untuk didudukinya.

RHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang