Chapter 4 ULAR ?!

5.4K 306 1
                                    

Jangan salahkan Cinta,

Kemunafikan dan keserakahanlah yang patut disalahkan

CADETA 



"CLARISTA !!!!!"

Gadis itu menoleh ketika mendengar seseorang meneriakan namanya. Dan benar saja Clarista melihat sahabatnya berlari kearahnya.

"Kenapa lo ? Pagi-pagi udah teriak aja ?" Sementara tersangka peneriakan hanya senyum-senyum tidak jelas.

"Gue mau ke kelas, bye !" Desika, berlari meninggalkan Clarista, yang kini tengah menatap Desika jengkel karena keabsrudan tingkahnya.

Clarista, melanjutkan jalannya menuju kelas. Dan melihat Desika yang sudah duduk rapi di bangkunya.

"Tega banget lo Des, ninggalin gue !"

"Siapa suruh lo lelet." Tiba-tiba terdengar suara dari belakang Clarista, membuat gadis itu menatap horor orang yang kini berada di depannya.

"Serah gue lah, mau gue lambatnya kayak siput atau cepetnya kayak flash itu kan urusan gue. Terus hubungannya sama lo apa ?!" tanya Clarista, berai-api.

"Ya ga ada sih," jawab Candra acuh.

Clarista mendengus, lalu meninggalkan kelas yang hanya berpenghuni Desika dan Candra. Sambil menggerutu, gadis cantik itu berjalan menuju kantin tanpa memperhatikan sekitar. Dan,

BRUK

Clarita, menabrak seseorang membuat tubuhnya terkapar mengenaskan di lantai koridor sekolahnya. Bagi gadis itu sakitnya tidak ada tandingannya dengan rasa malu yang kini Ia rasakan.

"Lo gak apa-apa princess kecil ?" tanya seseorang itu yang otomatis membuat Clarista membuka matanya perlahan-lahan.

"Hah ? gu-gue gak apa-apa kok kak Tista, thanks ya." Melihat wajah Tista yang sangat dekat dengannya membuat Clarista terpana untuk sesaat.

"Lo kenapa bengong, beneran gak apa ? Atau mau gue anter ke UKS ?" tanyanya Tista lagi, untuk memastikan keadaan Clarista.

"Hah ?! Gue gak apa kak santai aja. Bay the way thanks ya kak gue mau kekantin dulu," ucap Clarista gugup.

"Mau gue anterin gak ?" tanya Tista lagi dan membuat jantung Clarista, lagi-lagi berdebar dengan kencang.

"Boleh deh kak, sekalian nyari bang Rio dimana." Dan merekapun berjalan bersama menuju kantin tanpa menyadari keberadaan seseorang yang menatap mereka geram.

Setelah mereka memesan makanan dan duduk di kursi kosong, tiba-tiba saja Desika datang. "Gila lo Ta masak gue di tinggalin," ucapnya sambil memakan batagor Clarista.

"Ngomel sih ngomel Des, tapi jangan makan-makanan gue juga kalik."

"Hehehehe pelit amat lo," kata Desika, lalu meninggalkan Clarista dan Tista berdua

"Temen lo kenapa Ta ? Udah kayak jelangkung aja dateng gak di jemput pulang gak di anter," kata Tista, sambil geleng-geleng kepala

"Auk. Desika emang kayak gitu kak, bang Rio mana ya ?" tanya Clarista, agak cemas

CADETA [S E L E S A I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang