Chapter 12 Redvelove

3.2K 225 0
                                    

Red velvet memang manis.
Tapi bagi gue yang paling manis itu senyum lo

CADETA

Hari ini merupakan hari Sabtu, dimana semua siswa dan siswi CA High School libur. Termasuk gadis cantik yang kini tengah bergelung di dalam selimutnya. Clarista, tidak terusik sama sekali dengan cahaya yang masuk melalui celah kordennya yang sedikit terbuka.

Aurio, yang melihat Clarista masik asik dalam mimpinya hanya mendengus kasar. Adiknya ini jika libur memang sangat malas untuk bangun pagi. Bahkan disaat sekolahpun, Aurio yang harus menjadi alarm gadis itu.

"Clarista Leona Abraham, bangun !" Aurio, mengguncangkan tubuh Clarista pelan.

"Bentar Bang, aku masih ngantuk."

"Katanya mau jalan bareng Candra, kok ga siap-siap sih ?"

"Astaga aku lupa Bang ! Makasih ya udah dibangunin," ucap gadis berambut panjang itu dan mengecup pipi kakaknya sekilas, sebelum menuju kamar mandi.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Clarista pun memilih baju yang cocok dengannya dan keluar menuju ruang tengah untuk menemui kakaknya yang sedang menonton tv.

"Bang, gak jalan sama kak Windy ?" tanyanya sambil menyender di bahu kakaknya itu.

"Enggak, nanti kak Windy ke sini kita mau buat kue untuk neneknya yang lagi sakit," kata Aurio.

"Aku juga mau ikut bikin kue, tapi aku udah janji keluar sama Candra," ucapnya murung.

"Coba kamu hubungin Candra dulu sana ! Siapa tau mau bareng buat kue disini." Clarista, membuka aplikasi chatingnya dan mencari kontak Candra.

Clarista LA

Can lo mau gak buat
kue bareng bang Rio
sama Kak Windy ?

Candra

Boleh, gue jalan
sekarang ya.


         Clarista LA

         Hati-hati dijalan    
         Can.


Clarista, tersenyum puas dan menaruh ponselnya di meja. Aurio, yang melihat ekspresi adiknya itu menduga bahwa Candra menuruti keinginan gadis itu.

"Candra, udah jalan ke sini," kata gadis itu riang.

"Hubungan kamu sama Candra gimana ? Abang lihat gak ada perubahan sama sekali."

"Aku suka, tapi masih ragu Bang. Padahal, Candra selama ini udah baik banget sama aku," lirih gadis itu.

Aurio, tersenyum dan mengusap kepala adiknya sayang. Sepertinya, Clarista masih bingung dengan perasaannya. Tidak salah juga sebenarnya, gadis itu pasti takut jika persahabatannya akan rusak jika Clarista menerima Candra.

"Yakinin dulu hati kamu Ta. Tapi, yang Abang lihat kayaknya kamu juga cinta sama Candra tapi kamu masih takut buat buka hati kamu."

"Jadi yang harus aku lakuin apa bang ?" tanya Clarista.

"Ikuti kata hati kamu dan jangan kamu gantungin terus, Candra. Orang sabar juga ada batasntya." Aurio, tersenyum dan meninggalkan Clarista memberi waktu untuk adiknya memikirkan perkataan Aurio.

CADETA [S E L E S A I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang