Satu hal yang harus lo tau
Gue serius sama lo dan semoga saja
semesta mendukung kebersamaan kita
CADETA
Clarista, kini tengah menggigil di balik selimut tebalnya. Wajah pucat dengan hidung yang memerah menandakan bahwa gadis itu tengah demam. Aurio, yang mendapat tugas dari sang Bunda untuk membangunkan Clarista, merasa panik karena tubuh Clarista sangat pansa.
"Ta, masih dingin ?" tanya Aurio, yang kini tengah mendekap tubuh Clarista. Sementara gadis itu hanya mengangguk lemas.
"Abang panggil Bunda ya... Supaya bisa dipanggilin dokter." Aurio, segera turun menuju dapur untuk mencari bundanya.
"Pagi Abang, Adik kamu engga kamu bangunin ?"
"Ita demam Bun, ini aku turun mau ngasi tau Bunda," kata Aurio.
"Ayah, panggilin dokter keluarga nanti. Tapi Ayah sama Bunda, pagi ini harus berangkat ke Bandung kamu gak apa-apa ditinggal berdua ?"
"Gak apa-apa Yah, kalau gitu aku bolos sehari aja ya Yah buat jagain Ita. Nanti juga aku minta tolong temen buat nemenin disini."
"Temen apa pacar Bang ?" canda sang Bunda.
"Kayaknya, Ayah bakalan cepet dapet mantu nih Bun !" goda sang Ayah lagi.
"Rionya, jangan digodain dong Yah ! Kan Rio malu," ucap Aurio, seperti anak kecil.
Dokter keluarga sudah datang untuk memeriksa keadaan Clarista. Gadis itu hanya diminta untuk beristirahat dan meminum obat yang sudah diresepkan oleh sang dokter.
"Bang, Bunda sama Ayah harus berangkat sekarang. Beneran kamu gak apa-apa Bunda tinggal ?"
"Bener bunda aku gak apa-apa kok."
Bunda mereka tersenyum lembut mencium kening Aurio dan Clarista setelah itu Aurio mengantar kedua orangtuanya sampai gerbang rumah mereka. Dan setelah kepergian orangtuanya, Windy pun datang dengan mobilnya.
"Gimana keadaan Clarista, Yo ?" tanyanya.
"Masih belum bangun sih, tapi udah diperiksa sama dokter."
Mereka masuk kedalam rumah sambil mengobrol ringan. Dilihatnya sosok Clarista, yang kini tengah bersandar di atas sofa.
"Ayah sama Bunda udah berangkat, Bang ?" tanya gadis itu sambil memijit pelan kepalanya.
"Baru aja berangkat, kamu mau makan sekarang ?" Clarista, mengangguk mengiyakan.
"Abang, sama kak Windy gak sekolah ?" tanya Clarista, yang bingung melihat dua orang yang lebih tua darinya berada di rumah.
"Kita mau jagain kamu Ta, kamu mau makan kan ?" Clarista, lagi-lagi hanya mengangguk.
"Yaudah, kalau gitu kamu tunggu ya ! Kakak buatin kamu bubur. Yo, lo bisa anterin gue gak ke dapur ?"
Aurio, menunjukkan jalan menuju dapur, sebenarnya mereka memiliki banyak asisten rumah tangga. Namun melihat Windy ingin memasakkan bubur untuk Clarista, Aurio hanya menuruti keinginan gadis itu.
"Lo mau masak apa, Win ?" tanya Aurio.
"Bubur ayam. Dulu waktu gue sakit, Mama sering buatin gue bubur ayam," ucapnya sambil menyiapkan bahan-bahan yang ada. Dengan cekatan Windy, memasak bubur ayam.
"Um Yo...." panggil Windy.
"Iya, kenapa ?" tanya Aurio, yang kini tengah memotong sayuran untuk sup.
KAMU SEDANG MEMBACA
CADETA [S E L E S A I]
RomanceApa yang kamu ketahui tentang cinta? Dan apa yang kamu ketahui tentang cerita? Tak ada yang tau pasti apa itu cinta, sebuah kata universal yang sangat mudah orang umbar. Memiliki arti yang sakral dan seringkali terucap dusta. Namun, saat aku mengen...