Jangan mengucapkan terimakasih,
Itulah fungsinya teman saling membantu satu sama lain.
-CADETA-
Clarista yang sudah menyelesaikan makannya, memilih kembali ke kelasnya. Gadis itu sangat merasa asing dengan teman-teman Aurio ditambah lagi Tista yang dari tadi selalu mencuri pandang ke arahnya.
"Gue duluan ya Kakak-kakak ... bye," pamit Clarista.
"Tungguin Abang di parkiran ya Ta!" teriakan Rio dibalas acungan jempol oleh Clarista yang sudah berada agak jauh dari bangku Rio.
Gadis itu melewati toilet dan mendengar berupa teriakan minta tolong dan tawa beberapa orang. "Gue gak tau kalau di sekolah ini juga ada kang bully, kayaknya enak kalau gue samperin."
Clarista, memasuki tolilet dan melihat teman satu angkatannya di bully oleh kakak kelas mereka. "Wahhh, gak nyangka gue kalau di sekolah ini masih ada pembullyan."
Perkataan Carista, mengundang tiga pasang mata menatapnya dengan pandangan yang sangat berbeda. Satunya memintanya pergi sedangkan dua pasang lainnya menatapnya geram.
"Well, untuk ukuran junior lo lumayan berani gangguin kita, mau gue bully juga lo Hah?!"
"Lo yakin mau bully gue? Kayaknya gue dulu deh ... yang akan nendang kalian dari sekolah ini," ucap Clarista, sambil mengamati kukunya yang sangat terawat.
Kedua seniornya hanya tertawa remeh. "Gue saranin ya ... jangan halu deh lo, emang lo siapa bisa nendang kita dari sekolah ini?"
"Yakin lo nanya gue? Emang lo gak tau siapa gue?" tanya Clarista balik.
"Penting banget gue tau lo? Baru jadi calon siswa baru aja lo udah songong, mau lo gak gue lulusin MPLS?"
"Duh takut banget gue, tanpa MPLS sekalipun gue masih bisa tetep sekolah disini secara sekolah ini punya bokap gue," ucapan Clarista, membuat tiga orang disana terkejut.
"Ja-jangan bilang kalau lo adiknya si Rio?" tanya salah satu dari mereka.
"Kalau iya kenapa? Mau minta foto bareng gue?" tanya Clarista, semenara kedua gadis itu tanpa banyak bicara meninggalkan toilet.
"Lo gak apa-apa kan?" tanya Clarista sementara gadis itu hanya menggeleng lemah.
"Ma-makasih udah mau bantu gue." Gadis itu hanya meunduk tanpa menoleh kearah Clarista sama sekali.
"Nama gue Clarista, nama lo siapa?" tanya Clarista ramah.
"Desika."
"Mau gue anter ke kelas? Kelas lo dimana?"
"Gue, kelas 10 IPA 1." Jawaban Desika, membuat Clarista tersenyum cerah.
"Waahh! Kita sekelas, mau balik bareng gue gak?" tanya Clarista lagi, sementara Desika hanya tersenyum canggung.
Desika memandang kagum Clarista. Seandainya dirinya memiliki keberanian untuk melawan semua orang yang membullynya mungkin dirinya kini akan memiliki banyak teman.
"Ta, sekali lagi gue ngucapin makasih ya lo udah mau bantuin gue."
Clarista, hanya tersenym dan mengangguk. "Lo gak perlu terus ngucapin terimakasih segala ... lo itu temen pertama yang gue punya, jadi sesama temen kita harus saling membantu kan? Tanapa ucapan maaf dan terimakasih karena membantu temen itu sebuah kewajiban."
Desika tersenyum dan mengangguk, mungkin ini akan menjadi awal yang baru untuk dirinya. Kedua gadis itu memilih duduk dibangku depan, karena perimntaan Clarista yang memiliki sedikit masalah dengan pengelihatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CADETA [S E L E S A I]
Roman d'amourApa yang kamu ketahui tentang cinta? Dan apa yang kamu ketahui tentang cerita? Tak ada yang tau pasti apa itu cinta, sebuah kata universal yang sangat mudah orang umbar. Memiliki arti yang sakral dan seringkali terucap dusta. Namun, saat aku mengen...