Chapter 3 Tabrakan Lagi

6.8K 338 1
                                    

Banyak cara gue lakukan biar di notice sama lo

CADETA

Bosan, satu kata yang kini tengah Clarista rasakan. Ingin pergi jalan-jalan tapi gadis itu tidak tau jalan, nasib memang. Dengan malas gadis itu menuruni anak tangga dan menghampiri abangnya yang tengah menonton film kartun kesukaannya.

Clarista mendudukkan dirinya disebelah Aurio memandang kakaknya yang masih asik dengan dunia kartunnya. Gadis itu menghembuskan napasnya kasar dan mengambil cemilan yang berada di depannya.

"Kamu kenapa, Ta?" tanya Aurio, bingung melihat adiknya yang dilanda kebosanan.

"Bosen Bang....... anterin aku belit ATK sama novel yuk Bang, aku belum punya perlengkapan sekolah," ajak Clarista.

"Abang ada janjian bareng anak basket. Barengan aja gimana?" Clarista sempat menimbang ajakan dari Aurio, tapi gadis itu menyetujui saja karena dia juga tidak tau pust perbelanjaan dimana.

Disinilah mereka sekarang, mall yang terdapat di pusat kota yang cukup sering Aurio datangi. Setelah memarkirkan mobilnya Aurio mengajak Clarista menuju tokok buku dan alat tulis.

"CLARISTA!" Clarista berhenti ketika namanya di panggil dan mendapati seorang gadis yang tengah berlari ke arahnya.

"Lo ngapain Des?" tanya Clarista polos.

"Jogging gue di mall, lo mau kemana?"

"Mau beli ATK. Oh ya, kenalin ini abang gue namanya ...."

"Aurio Kennan Abraham ... udah tau gue masak ketos sendiri gue sampai gak tau," sela Desika.

"Nyrempet aje lo macam metromini!" Clarista menoyor kepala Desika. "Nah Bang, kenalin ini temen aku namanya Desika."

Rio tersenyum simpul. "Halo gue Rio, tabahin aja temenan sama adik gue," katanya tak enak hati melihat prilaku Clarista barusan.

"Udah kebal kok kak hehehehehe. Eh, Ta lo mau beli ATK kan? Bareng gue ajak yuk ... sekalian gue kenalin sama Bunda gue," ajak Desika.

"Mending kamu bareng Desika aja, dari pada bosen ikut kumpul bareng anak basket."

"Ya udah. Nanti chat nama café nya ya bang, aku pergi dulu bye!" Clarista, menarik tangan Desika meninggalkan Rio yang kini juga ikut berjalan berlainan arah dengan kedua gadis itu.

Desika meminta Clarista, untuk menemui bundanya terlebih dahulu sebelum menuju toko buku. Namun, naas bagi Clarista yang selalu menjadi korban tabrakan. Karena lagi-lagi gadis itu ditabrak oleh seseorang.

"Maaf Mbak, saya gak sengaja."

"Kayaknya lo hobi banget nabrak orang ya?" tanya Clarista.

"Eh ? Sorry gue bener-bener gak sengaja. Gue tadi buru-buru lo gak apa-apa kan?" Candra, yang merupakan tersangka penabrakan memperhatika Clarista apakah gadis itu ada lecet atau tidak.

"Lo nabrak gue pake badan buakn motor. Tapi kesannya kayak lo nabrak gue pake motor tau gak!"

Candra meringis kecil dan tersenyum canggung. "Sekali lagu gue minta maaf ya."

"Permintaan maaf diterima," kata Clarista cuek.

"Lo ngapain disini Can?" tanya Desika, berusaha mencairkan suasana.

"K.E.P.O!" kata Candra, dan segera berlari kencang karena melihat wajah Desika memerah menandakan gadis itu murka karena jawabannya.

"DASAR LO COWOK SINTING!" teriak Desika, yang mengundang tawa Candra.

Sementara Clarista yang memperhatikan Desika memasang wajah jail. Sambil mencolek dagu temannya Clarista bertanya, "Lo suka ya sama itu cowok?"

"Dih, amit-amit dah. Gue sama Candra itu temenan dari SMP ya walaupun sebatas kenal aja sih." Clarista hanya menganggukkan kepalanya saja, berusaha mempercayai temannya mungkin?

Mereka berdua berkeliling kurang lebih 2 jam dan sempat mengobrol sebentar dengan bunda Desika yang memiliki cabang toko pakaian di mall tersebut. Sampai Clarista ditawari menjadi model katalog bulan ini, tentu saja gadis itu menerimanya.

"Udah sore nih, bang Rio juga udah nanyain. Kita balik aja yuk Des." Ajak Clarista.

"Yuk. Gue nebeng pulang ya Ta, bunda gue udah balik duluan soalnya."

"Boleh, selagi bang Rio yang nyetir kemana aja pasti gue anterin." Clarista tertawa nista. Membayangkan wajah masam Rio saja sudah membuat gadis itu terhibur.

Mereka berdua akhirnya sampai di café tempat Aurio kumpul bersama teman-temannya. Kedatangan duanya, membuat kumpulan pemuda itu menjadi senyap. Aurio yang mengerti dengan keadaan teman-temannya yang canggung langsung mencairkan suasana.

"Bro, kenalin ini adik gue namanya Clarista di sebelahnya yang rambut pendek namanya Desika."

Kedua gadis itu hanya tersenyum canggung. Bersusaha terlihat sopan kepada teman-teman kakaknya. Tanpa mereka sadari sedari tadi ada dua pasang mata yang mengintai Clarista, dari awal gadis itu menginjakkan kaki di depan pintu café.

Candra, yang melihat adanya Clarista seketika tersenyum meski tidak kentara terlihat. Sementara Adit, yang paham dengan kebiasaan Candra itu hanya tersenyum penuh arti sepertinya sahabatnya tertarik dengan adik dari ketua tim basket sekolahnya.

"Gue balik duluan ya. Gak enak sama temen adik gue kalau nunggu kelamaan," pamit Aurio dan mereka bertiga meninggalkan café masih dengan mata yang mengintai Clarista.

Clarista, kini berada di dalam kamarnya. Gadis itu tampak sedang serius membca novelnya. Namun, tidak dengan pikirannya. Clarista, tengah memikirkan seseorang yang mampu membuat atmosfer sekitarnya berubah seketika, apakah Clarista jatuh cinta?

Clarista, melempar novelnya asal dan mengambil hpnya. Mencari tau sedikit tentang kakak kelasnya itu tidak salah kan ? jika bertanya kepada Aurio, pasti gadis itu akan digoda habis-habisan.

"Huuhh. Kak Tisa ganteng banget sih," gumam gadis itu ketika melihat foto Tista di media sosialnya.

Sementara Aurio, yang kebetulan lewat didepan kamar adiknya menautkan alisnya bingung. Apa adiknya mulai gila senyum-senyum sendiri di dalam kamarnya? Berusaha menghilangkan rasa penasarannya lelaki itu masuk ke dalam kamar Clarista.

"Kamu sehat Ta?"

Clarista melempar handphonenya sembarangan. Gadis itu terkejud mendengar suara Aurio yang tepat ada disebelahnya.

"A-abang? Aku gak papa." Clarista tersenyum canggung membuat Aurio semakin penasaran.

"Kamu lagi apasih? Abang liatin dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Aurio lagi.

"Aku baca novel Bang, ada yang lucu hehehehehe."

Aurio mengerutkan alisnya bingung. Buaknkah adiknya membaca novel horror? Apakah lebih banyak cerita lucu daripada seram? Memikirkannya saja membuat kepala Aurio pusing.

"Yaudah, Abang balik ke kamar ya."

Clarista, menghembuskan napasnya lega. Syukurlah Aurio tidak melihatnya menstalk account social media temannya itu.

"Gue tidur aja, daripada ketauan ngestalk lagi." Gadis itu memilih untuk tidur. Berharap bertemu dengan pujaan hati mungkin? 

A/N : Double update dong hari ini 🎉

Semoga hari kalian menyenangkan.

Voment juseyo :)

LOVE

HYRII

CADETA [S E L E S A I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang