Time 22
.
."Aku salah menilaimu, Oh Sehun. Aku pikir selama ini kau selalu berada di pihakku. Tidak tau, ternyata kau hanya bersenang-senang dengan hatimu sendiri. Kau menyukainya, seharusnya mengatakannya, dan bukannya pura-pura menyiksanya," kata Kai.
"Kita sudah tidak punya hubungan apa-apa, jadi berhenti ikut campur!" jawab Sehun tidak takut sama sekali.
"Peraturan tetap peraturan. Tidak ada yang harus berbeda. Kau tidak seharusnya membiarkan gadis itu begitu saja. Kita seharusnya menyiksanya. Gara-gara wanita itu—"
"Tutup mulutmu. Wanita itu, wanita itu, apa dia tak punya nama?"
"Aku diusir dari sekolah, diusir dari rumah, semua gara-gara wanita itu. Dan kau membelanya. Dia seharusnya sama dengan Rae Jin yang bunuh diri setelah kita melecehkannya."
Sehun begitu marah dan maju lalu mencekik leher Kai. Anggotanya bersiap memukul Sehun, tapi Kai mengangkat tangannya sebagai tanda tidak perlu ikut campur.
"Jaga mulutmu, Rae Jin hanya kau yang melecehkannya, tidak ada hubungannya dengan aku dan teman kita yang lainnya."
Kai masih sanggup tersenyum dan memukul tangan Sehun. Dia lalu menarik tangan Sehun dari lehernya dengan kuat.
"Bagaimana tidak ada? Kita semua—"
"Hanya kau yang melakukannya!" potong Baekhyun yang sedang bersamamu.
Kau mendengar semuanya. Kai langsung melihat ke arahmu dan tersenyum. Ternyata wanita bernama Rae Jin itu adalah kekasih Yi Xing yang bunuh diri.
"Woah, sudah berubah secantik ini?" Kai mendorong tubuh Sehun dan mendekat ke arahmu.
Sehun terlihat tak tahan lagi dan menarik Kai dari belakang, dia langsung menonjok wajah Kai dengan keras.
"Aku akan mencongkel matamu keluar kalau kau menggunakan matamu untuk melihat dia." Sehun mengatakannya dengan bersungguh-sungguh. Rahangnya terlihat mengeras.
Kai tertawa seperti ada sesuatu yang lucu. Sehun melirik ke arahmu dan Baekhyun bergantian. Dia terlihat tidak nyaman, namun sepertinya dia sedang tidak ingin bertengkar denganmu atau pun dengan Baekhyun. Kau melihat Sehun pergi begitu saja dan mengejarnya, lalu meninggalkan Baekhyun sendirian di sana.
Kau berlari mengejar Sehun. Sehun yang berjalan biasa saja sulit kau kejar karena langkahnya yang besar dan cepat. Sampai kau menabrak Sehun dan terjatuh ke jalan. Padahal kalian baru saja betengkar, tapi entah karena mendengar perdebatan Kai dan Sehun akan masa lalu dan dirimu atau karena hatimu ingin menenangkannya.
"Akh~" erangmu.
Sehun berbalik dan terus melihat ke antara kakimu. Kau melihat arah pandangan Sehun dan berteriak dengan kuat.
"Kkkyyyyaaaa~~~ mesum!" kau berdiri dan langsung menunjuk Sehun.
Dalam kondisi seperti ini pun Sehun masih sempat-sempatnya memerhatikan hal kecil itu. Wajahmu kontan memerah bak kepiting rebus karena malu.
"Kenapa kau sangat suka mengekoriku?"
"Aku..." kau tergagap dan tidak tahu beralasan. Sebenarnya sederhana, karena kau peduli padanya.
"Kau ingin menghiburku? Tidak perlu, aku tidak bersedih karena orang seperti itu."
"Siapa yang mau menghiburmu? Aku mengikutimu untuk mengejekmu." Jelas kau berbohong.
"Coba saja kalau kau mau dicium di sini." Sehun tersenyum jahil padamu.
Pipimu memerah dan kau mengigit bibir bawahmu.
"Jika kau melihat pria itu, lari sejauh mungkin. Aku hanya memperingatimu," kata Sehun memperingatkan.
"Kenapa kau masih berhubungan dengannya?" tanyamu penasaran. Kau menepuk bokongmu yang berdebu.
"Aku? Aku tidak berhubungan dengannya, dia yang mencariku," balas Sehun dingin seperti biasanya.
"Benarkah? Bukan karena kau ingin melindungiku?" tanyamu dengan menatap matanya.
"Tidak juga. Untuk apa aku melakukannya demimu?" Sehun berbalik, dia terlihat seperti berbohong.
"Apa sulit sekali ya untuk berkata jujur?" teriakmu membuat Sehun kembali berbalik ke arahmu.
"Tidak sama sekali. Dalam sehari, wanita biasanya bisa berbohong sebanyak 3 kali dan pria bisa berbohong sebanyak 6 kali. Itu adalah faktanya."
"Apa maksudmu berkata seperti itu?"
"Bisa saja kepedulianmu adalah kebohongan. Termasuk perasaanmu. Dan aku sedang melakukan hal yang sama. Jika kau pintar, temukan sendiri jawabannya. Aku benci sekali menghadapi gadis bodoh sepertimu."
"Yak! Kau..." kau mengangkat tanganmu ke udara.
"Kau sudah menamparku dua kali. Apa kau masih ingin menamparku lagi?" tanya Sehun sambil menggelengkan kepalanya.
"Setidaknya kau harus menunjukkan perasaanmu yang sesungguhnya," katamu dengan lemah. Kau tidak tahu, apakah kau harus berkata demikian atau tidak. Hatimu ingin kau berkata jujur namun otakmu memintamu untuk mempertahankan dirimu agar tidak kalah darinya. Kau harus membalas pria itu agar dia tak lagi semena-mena padamu.
"Kau ingin aku jujur? Aku akan jujur setelah kau mengaku kalah dariku."
"Kenapa selalu harus aku yang duluan? Kau seorang pria, seharusnya—"
"Kalau begitu, jangan berharap."
"Kau akan menyesalinya."
.
~
.
Baekhyun menunggumu di depan gerbang sekolah. Kau tidak tahu kenapa hidupmu begitu aneh, jelas-jelas ada yang baik padamu tapi hatimu malah memilih satu yang jahat padamu. Atau memang cinta selalu seperti ini? Selalu menyakiti dan tersakiti. Kau berusaha tersenyum ketika Baekhyun menyapamu dengan senyum cerahnya. Raut wajah Baekhyun berubah seketika saat kau akan memasuki kelasmu dan dia akan ke kelasnya."(Namamu), aku harap kau lebih berhati-hati mulai dari sekarang. Kai.., sepertinya dia sangat dendam denganmu dan Sehun juga Yi Xing. Pulang sekolah, tunggu aku. Mengerti?" Baekhyun langsung pergi karena bertepatan lonceng sudah berbunyi.
Kau belum sempat bertanya alasannya. Hari ini memang kau lebih terlambat karena semalam kau mengerjakan tugas sampai dini hari. Kau pun masuk ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran dengan tenang.
Waktu berlalu begitu cepat dan rasa lelah begitu menyerangmu. Belum lagi rasa kantuk yang terus menghampirimu. Kau sudah bertahan sejak tadi untuk tetap terjaga di dalam kelas. Begitu lonceng pulang berbunyi, hanya kasur dan tidur yang ada di dalam kepalamu. Kau masih ingat Baekhyun menyuruhmu untuk menunggunya. Kau menunggunya sebentar, tapi orangnya yang kau tunggu itu tak kunjung terlihat. Kau baru tersadar jika sedari tadi tidak ada anak dari tingkatan 3 yang pulang. Kau melewati kelas mereka dan mereka masih di dalam kelas belajar dengan tenang. Baekhyun sedang mencatat, Chanyeol yang mencuri bermain ponsel, Yi Xing yang terlihat bengong memerhatikan, dan Sehun yang tertidur di dalam kelas.
"Ah, mereka akan segera menghadapi ujian. Belum lagi ujian masuk perguruan tinggi. Mereka tidak akan pulang cepat sepertinya," gumammu. Sementara rasa kantuk itu terus menyerangmu, kau tak mampu bertahan lebih lama lagi. Kebetulan Baekhyun duduk di dekat jendela, kau menulis pesan untuknya dan menyelipkan surat itu di jendela kelas. Tidak lupa kau mengetuknya pelan, setelah Baekhyun menoleh, kau melambaikan tanganmu dan menunjuk ke arah surat yang kau tulis. Kau menuliskan bahwa kau tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan belajarlah dengan keras, hwaiting!
Kau berjalan pulang sendirian. Sambil berjalan, sesekali kau terus menguap dan menggoyangkan kepalamu untuk megusir rasa kantuk itu sejenak. Kau berjalan, berjalan, berjalan sampai seseorang yang tidak kau lihat menarikmu dari belakang dan membekap mulutmu dengan sapu tangan. Hanya beberapa detik sampai semua pandanganmu menjadi hitam.
.
.
Tbc...Bisa tebak apa yang terjadi??
Nantikan aja! Pasti seru!Btw, makasih uda buat ff ini masuk rank 😘😘😘
Makasih da baca..
Uda komen n vote..Keep vote n komen ya..
See you~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [Sehun x You] - Imagine Time
FanficHanya sebuah kisah imanijasi yang memanjakan! "Kau milikku!" -Oh Sehun- Nikmati waktu berimajinasi kalian dengan Oh Sehun hanya di Mine! Jangan berhenti di tengah. Pertama emang rada bosenin tapi ke depannya akan semakin baperin. Hehehe.. #786 - 1 A...