Time 45 - Belajar

4.4K 542 20
                                    

Hi pembaca Mine, apa kabar? Gimana liburannya? Pada ke mana aja?

Cherish Yue bersama keluarga ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin ya...

Aku gak update soalnya kemaren kan libur, terus jalan-jalan, hehehe.. jadi ya gt deh.. hari ini liburannya uda kelar, jadi baru update deh. Padahal ini msh capek bgt loh.. hehehe.. besok uda mau msk kerja lagi. Huft.. tapi gak apa deh.. demi sahabat Mine 😘


Time 35
.
.
.

Kau sudah lebih dulu sembuh. Karena kau hanya terkejut dan kelelahan saja. Sementara Sehun masih harus dirawat di rumah sakit. Lukanya masih harua dirawat dan kondisinya masih lemah karena kekurangan darah.
Setelah kau keluar dari rumah sakit, kau langsung ke rumahmu untuk mengambil beberapa pakaian dan memasak beberapa makanan. Sehun mengeluh kalau makanan rumah sakit tidak enak dan tidak bisa di makan. Tapi berhubung dia masih sakit dan belum bisa sembarangan makan, kau pun hanya memasak bubur dan sup iga untuknya. Lalu bergegas kembali ke rumah sakit untuk menemaninya.

Kalau dihitung-hitung sudah dua, tiga hari kondisinya mulai membaik. Dia bahkan memintamu membawakan laptop dari rumahnya. Soalnya dia bosan tidak mengerjakan apa-apa. Sebenarnya kau tidak mengijinkannya di awal, tapi dia berhasil meyakinkanmu bahwa dia tidak akan memaksakan dirinya.

Dengan sedikit senyum di wajah, kau tidak sabar membayangkan betapa senangnya Sehun melihatmu dengan makanan yang kau bawa. Sesampainya di depan pintu, kau melirik ke dalam sebelum masuk. Sehun duduk di ranjangnya dengan wajah serius menatap layar laptop dalam pangkuannya.

Kau masuk dengan pelan. Tidak mau mengganggu dan ingin tahu apa yang dikerjakannya.

"Aku cinta padamu!" Ucap Sehun lucu dengan pelafalannya.

Dia tengah belajar bahasa Indonesia rupanya.

"Bapak, Ibu!" Katanya lagi.

"Saya Oh Sehun!"

"Aku dan (namamu) berpacaran!"

"Aku in-gin me-la-mar-nya!"

Sehun menggaruk tengkuknya sendiri.

"Bagaimana ya mengucapkannya?" Gumamnya dengan bahasa Korea lagi.

Kau benar-benar bahagia. Bahkan dalam kondisinya yang lemah saja dia begitu semangat belajar bahasa ibumu. Pasti demi supaya setelah sembuh bisa langsung ke Indonesia dan melamarmu. Bagaimana bisa kau tidak tersentuh?

"Sehun-ah!" Panggilmu.

"Hey! Sejak kapan kau di sana?" Sehun langsung menutup laptopnya.

"Sudah, tidak usa sembunyi-sembunyi lagi, aku tau kau belajar kan?" Kau meletakkan barang bawaanmu ke tempat yang ada.

"Yah.., ketahuan ya!" Sehun malu-malu.

"Tapi sudah bagus kok, tidak usa malu-malu! ... Cha, ini aku bawa bubur dan sup iga!"

"Woah! Tampak lezat, suapin!"

"Manja!"

"Tidak mau?"

"Ani, sini!"

Kau pun menyuapi Sehun sambil bercanda tawa. Selesai menyuapinya, Sehun setengah bersandar, lebih santai.

"Sini, duduk di sampingku!" Kata Sehun menggeser bokongnya dan menepuk tempat kosong di sampingnya.

Kau pun naik ke atas tempat tidurnya dan duduk di sampingnya. Sehun langsung merangkulmu dengan erat dan membuat kepalamu bersandar ke bahunya.

"Tidak enak kalau ada suster atau dokter yang datang!"

"Masa bodoh!"

Sehun mendekat ke wajahmu.

"Mau apa?" Tanyamu was-was.

Dari dekat wajah Sehun terlihat sangat besar. Dan kau masih saja merasakan detakan jantungmu yang tidak teratur.

"Sudah berapa lama ya kita tidak—"

Dengan jari telunjuk kau menutup bibirnya.

"Jangan terlalu dekat!" Wajahmu memerah.

"Kenapa?" Sehun menurunkan jarimu.

Kau tidak bisa ke mana-mana. Ranjang Sehun terlalu kecil. Kalau kau lasak, sudah pasti salah satu dari kalian akan jatuh ke bawah.

"A-aku..."

Chu~

Sehun menempelkan bibirnya ke bibirmu. Lalu perlahan mulai menggerakkannya, melumat bagian atas dan bawah secara bergantian. Tidak lama, Sehun sudah melepas tautan kalian.

"Aku merindukan bibirmu!"

Kau langsung menunduk malu.

"Tetap saja, kau tidak boleh menyerangku tiba-tiba!"

Sehun langsung mengusap rambutmu.

"Menggemaskan!"

Lalu ia memelukmu dengan sangat erat.

"Lepas, kau menyakitiku, bodoh!" Dan melepasakan diri dengan mendorongnya.

"Akh!" Sehun terlihat kesakitan. Tampaknya tanganmu sudah mengenai lukanya.

"Hey! Kau tidak apa? Maafkan aku!" Kau tampak bersalah.

Kau buru-buru turun dari ranjang dan mau menekan tombol panggilan. Sehun langsung menahan tanganmu dan tersenyum.

"Bercanda!"

"Yah!" Bentakmu kesal. Dan kau ingin memukulnya.

"Jangan pukul aku, aku kan sedang sakit!" Ujarnya manja.

"Dasar menyebalkan!"

"Lain kali jangan langsung panik dan percaya begitu saja! Dasar bodoh!"

"Kalau kau jadi aku dan aku jadi dirimu, kau bagaimana jika aku kesakitan dan kau tidak tau aku berpura-pura?"

"Iya.. iya, maaf!"

Dan hari itu berakhir dengan ocehanmu yang panjang.

Tbc...

Segini dulu ya. Soalnya aku uda gak ada ide.. mianhae.. semoga menghibur..

Mine [Sehun x You] - Imagine TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang