TWO

1.1K 165 3
                                    

Taehyung berjalan dengan angkuh memasuki club malam paling mahal yang terletak di pusat kota Seoul. Dengan pakaiannya yang terkesan sangat santai, hanya dengan celana ripped jeans dan kaos berwana putih serta jaket jeans sebagai luarannya, sudah mampu membuat banyak wanita-wanita sexy yang menatapnya memuja.

Taehyung tersenyum miring. Angkuh. Sama angkuhnya dengan cara berjalannya.

Sehabis makan malam yang menjengkelkan untuknya, Taehyung memutuskan menghubungi sahabat-sahabatnya dan mengajak mereka untuk menemani Taehyung meredakan stress tiba-tiba yang dialaminya. Dan para sahabatnya pun dengan senang hati menerima ajakan Taehyung.

Tempat VIP yang sudah lebih dulu dipesan, sudah terisi oleh para sahabatnya yang sedang asik menikmati bergelas-gelas minuman beralkohol. Dari yang berkadar paling rendah hingga yang paling tinggi, botol-botol alcohol itu penuh diatas meja.

"Hoi!" Kim Namjoon mengangkat tangannya begitu melihat Taehyung berjalan dengan wajah kusut memasuki ruangan tersebut.

Taehyung tersenyum miring. Berjalan menghampiri mereka dan duduk tepat di sebelah Sungjae. Ia langsung mengambil gelas sloki yang dipegang Sungjae dan meminumnya cepat.

"Yak!" Sungjae memprotes. Memukul pundak Taehyung sedikit keras. Tapi pria itu hanya mengangkat alisnya menatap Sungjae datar.

"Biar kutebak, sesuatu pasti terjadi di rumahmu." Tebak Hyuk cepat melihat Taehyung tampak frustasi dan tidak semangat sama sekali. Dengan ragu, Taehyung memandang Hyuk sekilas kemudian mengangguk lemah.

Namjoon dengan cepat mengangkat tangannya heboh. "Kali ini biar aku yang tebak. Kau disuruh mengurusi perusahaan Ayahmu yang di Amerika atau—"

"Aku disuruh menikah."

"PFT!"

Sungjae yang baru saja menenggak minuman dari gelas slokinya, menyemburkan minumannya itu secara spontan. Matanya membulat terkejut menatap Taehyung tak percaya. Sama seperti Sungjae, Namjoon dan Hyuk pun tak kalah terkejut dari Sungjae.

"Jinjja?!"

"Daebak!"

Ketiganya bertepuk tangan mengejek. Jelas-jelas di raut wajah ketiganya sedang menahan tawa mereka. Seorang Kim Taehyung, seorang workaholic, seseorang yang sangat tidak pernah memikirkan tentang menikah, di paksa menikah oleh kedua orangtuanya. Jelas saja ketiga temannya terkejut. Sangat terkejut mungkin.

"Jadi? Bagaimana calon istrimu itu? Apa ia cantik?" Namjoon melingkarkan tangannya pada pundak Taehyung. Menatap Taehyung yang terlihat frustasi dan setengah sadar.

Taehyung berdecak malas dan risih. "Ah, hyung!" Ia menyingkirkan tangan Namjoon di pundaknya. Risih! Melihat itu, Namjoon tertawa kecil.

"Jadi bagaimana?" Tanya Sungjae ikut penasaran. Hyuk pun begitu. Menatap penasaran pada Taehyung yang sudah menyandarkan punggungnya pada kepala sofa dengan mata yang terpejam rapat.

"Ah, molla! Aku tidak tau bagaimana rupanya." Taehyung menjawab enggan.

"Kita hanya bisa berdoa semoga kau tidak mendapat zonk." Sungjae tertawa keras setelah mengatakannya. Diikuti Namjoon dan Hyuk yang ikut tertawa dengan saling ber-high five ria.

Taehyung berdecak kesal. Teman-temannya sungguh menyebalkan. Ia segera bangkit dari sofanya dan berajak keluar ruangan. Tidak mempedulikan teriakan teman-temannya yang memanggil namanya berkali-kali.

Ah, masa bodo!

***

Taehyung berjalan sedikit sempoyongan. Tidak. Ia tidak sedang mabuk. Ia hanya meminum sedikit saja dan hanya merasa pusing serta kepalanya terasa berat sekarang. Taehyung mengambil ponselnya di dalam kantung celana jeansnya dan mendapati sekarang sudah pukul dua pagi. Taehyung berdecak lagi.

BRUK!

"Ah, maaf."

Seorang gadis dengan dress­-nya yang berwarna merah terang serta bahu dan punggung yang ter­-ekspos begitu leluasa, tak sengaja menyenggol Taehyung dan menjatuhkan ponsel yang dipegang pria itu. Gadis itu terkejut bukan main dan dengan cepat mengambil ponsel Taehyung yang terjatuh di lantai.

"Sekali lagi maafkan saya." Gadis itu membungkuk sedikit. Menyodorkan ponsel Taehyung yang tampak baik-baik saja. Taehyung diam saja menatap gadis itu cukup lama. Kemudian tangannya bergerak mengambil ponselnya yang sudah disodorkan padanya dengan cepat.

Gadis itu tersenyum. Mengamini ketampanan wajah Taehyung yang tidak kira-kira kadarnya. Tuhan begitu tidak adil karena ia dengan teganya menjadikan Taehyung begitu rupawannya.

Tak ada satu pun gadis yang tak mengagumi ketampananya.

"Apa ponselmu baik-baik saja?" Gadis itu tersenyum. Menunjukan senyum paling baik yang ia punya. Sangat berharap Taehyung juga terpesona padanya seperti gadis itu terpesona pada Taehyung.

Taehyung melongos. Menatap ponselnya sekilas dan mengangguk tipis. " Iya." Jawab Taehyung seadanya dan kembali memasukan ponselnya kedalam kantung celana jeans miliknya.

"Aku benar-benar menyesal. Jika ponselmu mengalami kerusakan, kau bisa—"

"Tidak perlu." Taehyung menahan tangan gadis itu yang sudah siap mengeluarkan kartu namanya dari dalam tas tangan berwarna gold yang dipegangnya.

Sejujurnya hanya modus belaka. Dan Taehyung dengan cepat menggagalkan modus gadis itu dan membuatnya sedikit kecewa.

"Ah, begitu ya." Gadis itu mengangguk kecil. Merasa kecewa. "Kalau boleh tau, siapa namamu? Kenalkan, aku Ahreun. Kang Ahreun." Ahreun tersenyum lebar. Mengulurkan tangannya mengajak berkenalan pada Taehyung dengan ramah dan senang hati.

Lain halnya dengan Ahreun, Taehyung hanya melirik sekilas tangan Ahreun dan menghela nafasnya perlahan. Kemudian ia berjalan pelan, ingin segera pergi dari club dengan melewati Ahreun seraya berujar tipis pada gadis itu. "Kim Taehyung."

***

-tbc-

FINE | KTH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang