EPILOGUE

1.6K 149 18
                                    

"Bagaimana kabarmu?" Yerin tersenyum tipis. Bertanya dengan hati-hati pada Ahreun yang berada di hadapannya. Mereka terhalang oleh satu kaca besar dengan lubang berukuran sedang yang berada di bagian tengah bawah kaca tersebut.

Ahreun ikut tersenyum. Lebih lebar daripada yang ditunjukan oleh Yerin padanya. "Seperti yang kau lihat. Jepang memiliki tempat rehabilitasi pecandu alkohol terbaik di dunia. Jadi, aku baik-baik saja di sini."

Ucapan Ahreun yang terdengar tenang dan baik-baik saja, membuat Yerin tersenyum lega.

"Kau harus menghilangkan kebiasaanmu pergi ke club malam dan minum alkohol setiap hari." Yerin memandang Ahreun sendu. Iba menatap adik satu-satunya itu menjadi seorang pecandu alkohol satu tahun lebih lamanya. Dan gadis itu sudah terkurung di dalam pusat rehabilitasi yang berada di Tokyo, selama enam bulan sudah lamanya.

Ahreun tersenyum lagi. Gadis itu memang ramah dan mudah tersenyum pada dasarnya. "Setelah keluar dari sini, aku akan hidup baik-baik saja seperti dirimu sekarang, unni."

Yerin tersenyum juga lagi. Memang, sudah tujuh tahun lamanya ia meninggalkan Korea dan hidup dengan baik bersama Taehyung di Tokyo, Jepang. Keputusannya untuk memulai hidup baru di Jepang bersama Taehyung, adalah keputusan terbaik. Keputusan yang membahagiakan. Dan keputusan yang menyenangkan.

Yerin tidak menyesali apapun sama sekali.

"Kemarin ibu dan ayah berkunjung ke sini."

Yerin mengerjap sesaat. Merasa aneh dan rindu sekaligus saat mendengar kata 'ibu dan ayah' yang diucapkan Ahreun barusan. Wajar saja, ini sudah sekitar tujuh tahun lamanya ia benar-benar tidak saling berkomunikasi dengan keluarganya sendiri. Pada Ahreun pun, Yerin baru memulai komunikasi kembali dengannya, sejak enam bulan yang lalu saat Ahreun masuk ke pusat rehabilitasi pecandu alkohol terbaik di dunia yang berada di Tokyo.

Berbeda dengan keluarga Taehyung. Yerin bahkan masih berkomunikasi dengan sangat baik pada seluruh keluarga suaminya itu.

Menyedihkan memang. Tapi begitulah faktanya.

"Mereka bilang, mereka merindukan kamu, unni." Ahreun tersenyum getir. Memandang sendu dan hati-hati pada Yerin yang kali ini sedang memandangnya tak menyangka.

Tentu saja.

Yerin benar-benar tak menyangka dan tak percaya jikalau ayah dan ibunya itu merindukan dirinya.

Perasaan Yerin saat ini benar-benar tak menentu. Ada perasaan bahwa yang Ahreun katakan padanya adalah sebuah kebohongan semata. Tetapi tetap saja, sebagai seorang anak, ada rasa bahagia yang menyelip dalam di dalam perasaannya.

Yerin tersenyum lagi. Senyum yang terlihat senang, namun tetap saja terlihat getir.

"Katakan pada mereka kalau aku juga merindukan mereka. Tapi aku hidup dengan baik tanpa mereka di sini. Sama seperti mereka hidup dengan baik tanpaku di sana."

Kali ini, Ahreun lah yang mengerjap terkejut mendengar kata-kata dari  kakaknya tersebut.

Benar-benar.

Yerin benar-benar telah berubah menjadi sosok yang berbeda.

Walaupun ego gadis itu masih sama besarnya seperti kala itu, tapi sikap dan sifat gadis itu benar-benar berbeda.

Tak ada lagi nada kesal dan tatapan sinis yang terpancar dari bola mata cokelat muda gadis itu. Dan tidak ada lagi kata-kata penuh sarkas dan kekesalan yang terlontar, setiap gadis itu membicarakan tentang keluarganya.

Tidak ada lagi Kang Yerin yang seperti itu.

Tidak ada.

Yang ada hanyalah Kang Yerin yang menjadi lembut dan tenang setiap berkata. Matanya tak lagi menyalang kesal setiap menatap. Dan belum lagi, bibirnya selalu menyunggingkan sebuah senyuman yang hangat.

FINE | KTH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang