SIX

942 149 4
                                    

"Yak! Lepaskan! Yak! Kim Tae—"

Yerin tak hentinya memukul lengan Taehyung yang sudah seenaknya saja menariknya pergi secara tiba-tiba dan sepihak. Tapi pria itu seakan sudah tuli dan terus membawa Yerin menuju mobil pria tersebut. Taehyung bahkan memaksa Yerin memasuki mobilnya dengan mendorong tubuh gadis itu dengan sedikit kasar. Sampai-sampai sebagian tubuh Yerin sedikit terpelungkup mengenai bagian kursi pengemudi.

Baru saja ingin membuka pintu mobil Taehyung dan mencoba keluar, tapi Yerin kalah cepat dari pria itu. Taehyung sudah lebih dulu memasuki dalam mobil dan mengunci pintunya, membuat gadis itu tak dapat membuka pintu mobil dan gagal untuk mencoba keluar.

"Yak! Pria gila! Apa yang kau lakukan?!" Yerin memaki. Memandang Taehyung ganas. Tetapi Taehyung lagi-lagi seakan tidak peduli dengan tetap menyalakan mesin mobil dan membawa mobilnya melaju pergi.

"Yak! Kim Taehyung! Bawa aku kembali! Aku harus makan siang dengan Jun!"

"Sekarang ini aku sedang membawamu pergi makan siang."

"Sebenarnya apa yang ada dalam otakmu itu, hah?!" Yerin menjadi geram. Ia memukul lengan Taehyung dengan sangat kesal. Sedang Taehyung yang sedang fokus mengemudi langsung menatap Yerin sama kesalnya.

"Terima saja pernikahan ini, Kang Yerin. Dan segalanya akan menjadi mudah."

Mendengar dua kalimat singkat yang keluar dari bibir Taehyung barusan, malah membuat Yerin melotot semakin kesal.

"Mudah menurutmu tapi tidak denganku, bodoh! Lagi pula, aku tak mau menikah dengan orang yang tidak aku kenal sepertimu!" Jawab Yerin kesal. Menatap Taehyung dengan berapi-api.

Kali ini Taehyung mengalihkan pandangannya sebentar pada Yerin. Menatap Yerin bingung. "Bukankah kita teman masa kecil?"

Yerin mendengus. Memutar bola matanya cepat. Menyenderkan tubuhnya pada kursi mobil dan melipat kedua tangannya di bawah dada. Tidak lagi kepala dan pandangannya menghadap Taehyung. "Memangnya kamu mengingatku sebagai teman masa kecilmu? Kalau aku sih tidak."

Taehyung tidak menjawab apa-apa lagi. Hanya helaan nafas kasar sekaligus berat yang keluar dari hidung dan mulutnya secara bersamaan. Matanya kembali lagi fokus pada jalan raya di hadapannya. Tapi percayalah, pikiran pria itu sedang berkeliaran kemana-mana.

"Yak, Taehyung-ssi. Ayo kita bekerja sama. Aku berencana tidak akan datang ke pernikahan kita nanti dan kamu lebih baik membawa teman wanitamu sebagai penggantiku saat pernikahan nanti. Eotte?"

Yerin menyarankan dengan santai. Alisnya terangkat memandang Taehyung dengan antusias dan berharap bahwa pria itu juga akan menyetujuinya. Tetapi yang didapatnya malah tatapan terkejut sekaligus aneh dari pria itu. Taehyung menatapnya seakan-akan Yerin adalah makhluk luar angkasa yang entah datang darimana dan baru saja mengatakan hal paling aneh yang pernah didengarnya.

"Sekarang siapa yang gila disini?"

"Yak!"

"Yang ada aku akan kehilangan jabatan dan seluruh asset ku."

"Tapi bukannya dengan cara ini kita sama-sama diuntungkan? Maksudku, aku tidak akan menikah denganmu dan kamu juga akan tetap menikah. Ayahmu hanya ingin seorang istri untukmu, kan?" Yerin memandang Taehyung memelas. Sedangkan pria itu hanya sesekali menoleh dan beberapa detik saja menatapnya.

Taehyung lagi dan lagi diam tak merespon. Lagi-lagi hanya helaan nafas kasar yang keluar dari mulut dan hidungnya bersamaan. Merasa heran sekaligus kesal dengan ke-keras kepalaan gadis di sebelahnya ini.

Melihat lagi-lagi Taehyung tak meresponnya, membuat Yerin menjadi sebal setengah mati. "Ck! Kalau begitu, bagaimana jika kau menghamili salah satu teman wanitamu saja. Aku yakin 100% ayahmu tak bisa menolak itu."

"Yak!"

Taehyung terkejut bukan main mendengar kalimat paling konyol yang keluar dari bibir Yerin. Sungguh, ia tak mengerti sebenarnya apa yang ada di dalam otak gadis itu.

"Ayolah, Kim Tae. Kita harus bekerja sama agar pernikahan ini tidak terlaksana. Hamili saja salah satu teman wanitamu. Dengan wajah tampanmu itu, kau pasti punya banyak teman wanita yang bersedia, kan?"

Nada bicara Yerin berubah pelan dan sedikit manja. Ia menarik-narik lengan jas yang dipakai Taehyung berkali-kali. Berharap Taehyung luluh dan setuju saja dengan ide gilanya. Sebenarnya Yerin merinding juga ketika mengatakan bahwa Taehyung tampan. Tapi demi masa depannya yang indah dan cerah, ia rela menistakan bibirnya dengan menyebut bahwa Taehyung itu tampan.

Taehyung menghela nafasnya. Memandang Yerin sekilas kemudian mecoba menyingkirkan tangan Yerin yang tak hentinya menarik-narik lengan jasnya. "Bukan hanya jabatan dan asset ku yang hilang, tapi nyawaku juga."

"Ah, menyebalkan sekali! Kalau begitu kenapa kau tak membujuk ayahmu saja untuk mencari calon yang lain. Atau paling tidak kamu bisa memperkenalkan salah satu teman wanitamu untuk kau ajak menikah. Kamu tidak pernah mau mendengar saranku dari kemarin." Ujar Yerin kesal. Menyenderkan kembali punggungnya pada kursi mobil dan melipat kedua tangannya di bawah dada. Menatap jalan raya di depannya dengan kesal dan dahi yang terlipat.

"Sedari dulu aku tak pernah menolak apapun perintah ayahku. Aku selalu diperingatkan tentang 'resiko menjadi anak pertama seorang pengusaha besar' seperti ayahku itu. Jadi aku tak pernah menolak perintah ayahku sekali pun. Atau lebih tepatnya, aku tak bisa menolak."

Mendengar jawaban Taehyung yang seperti itu, malah membuat Yerin memutar bola matanya kesal. Semakin kesal dan bertambah kesal. "Kau itu laki-laki atau perempuan, sih? Aku yang perempuan saja bisa menolak apapun perintah ayahku dari dulu. Dan kau? Csh, cover-nya saja yang laki-laki, selebihnya tidak sama sekali."

"Yak!"

"Apa?! Csh, benar-benar. Ayahku gila, ayahmu gila, dan kamu lebih gila lagi. Aku tak percaya hidupku dikelilingi orang-orang gila seperti kalian ini."

"Yak!"

"APA?!"

***

-tbc-

FINE | KTH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang