EIGHT

956 135 3
                                    

Taehyung melihat semuanya dari lantai dua rumahnya. Dimulai dari Yerin yang memasuki kembali dalam rumah Taehyung hingga kedatangan Hoseok serta Yerin yang memeluk lelaki itu dengan hangat. Sampai sekarang pun, saat Yerin dan Hoseok masih berbicara dengan akrab dan menyenangkannya, Taehyung masih betah memperhatikan mereka.

Taehyung menghela nafasnya perlahan. Memasukan kedua tangannya ke dalam kantung celana kain andalannya. Tubuh tegapnya berbalik sempurna, ingin segera pergi dari tempatnya berdiri selama beberapa saat tadi. Tetapi langkahnya tak jadi ketika melihat seorang gadis sedang berdiri di hadapannya dengan senyum yang merekah begitu lebarnya.

Kang Ahreun.

"Ah, benar kau Kim Taehyung rupanya."

Dahi Taehyung mengernyit bingung. Alisnya terangkat satu seakan-akan bertanya tentang siapa gadis di depannya ini.

Senyum Ahreun menipis sedikit. Sungguh, sedikit saja. Sedikit kecewa pula ketika tahu bahwa Taehyung sedang menatapnya bingung. Tetapi gadis itu masih menunjukan senyum paling baik yang ia punya untuk Taehyung. Berdoa pada Tuhan dengan teramat, berharap Taehyung terpesona pula padanya.

"Rupanya kau tak mengingatku, ya? Padahal aku mengingatmu dengan sangat baik, Taehyung-ssi." Ahreun tertawa kecil sebentar. "Aku yang menjatuhkan ponselmu di club seminggu yang lalu. Kang Ahreun."

Ahreun maju selangkah mendekati Taehyung yang masih berdiri diam di tempatnya. Senyumnya masih merekah lebar di bibir mungil merah tuanya.

Taehyung mengangkat alisnya. Menandakan bahwa ia sudah ingat siapa itu Ahreun saat gadis itu mengingatkan tentang dirinya sendiri. "Ah, aku baru ingat. Sedang apa disini?"

"Aku menghadiri pertunangamu dengan kakakku, Taehyung-ssi." Ahreun terkekeh miris. Kali ini menatap Taehyung dengan senyum miring di bibirnya.

Taehyung mengangguk dua kali. Menatap Ahreun datar. Ia jadi tahu bahwa Ahreun adalah adik dari seorang gadis keras kepala yang sekarang sudah secara resmi menjadi tunangannya malam ini.

Siapa lagi kalau bukan Kang Yerin.

"Aku benar-benar sedih dan kecewa ternyata Kim Taehyung yang kutemui di club malam waktu itu adalah Kim Taehyung-nya Yerin unni." Ahreun memandang Taehyung sendu. Senyum miris sekaligus tipis kini terukir di bibirnya.

Taehyung tidak bodoh. Dari satu baris kalimat yang baru saja keluar dari pita suara Ahreun pun, Taehyung sudah tahu jikalau Ahreun menyukai dirinya yang notabene-nya adalah tunangan sekaligus calon suami dari kakak Ahreun sendiri. Dan Taehyung juga tidak bodoh jikalau Ahreun sedari tadi sedang memberikan kesan baik sekaligus manis padanya. Tetapi lelaki itu hanya menatap tenang, datar, sekaligus angkuh pada Ahreun. Benar-benar khas seorang Kim Taehyung.

Melihat Taehyung tak meresponnya dan hanya menatapnya seperti itu, membuat Ahreun tersenyum sedikit lebih lebar. "Tapi tak apa. Yang ku tahu, unni tak menyukaimu dan kau pun begitu kan, Taehyung-ssi?" Ahreun mengangkat alisnya. Menatap berbinar pada Taehyung. Berharap lelaki tampan di depannya ini mengatakan cukup dua huruf saja yang bisa membuatnya bahagia setengah mati. Tapi lagi-lagi tak ada respon dari pria itu dan membuat Ahreun tersenyum miring. Menatap Taehyung penuh rencana. "Aku masih punya kesempatan untukmu, kan?"

Taehyung mengerutkan keningnya. Matanya menyipit seakan menyelidik. "Maksudmu?"

Ahreun tertawa singkat. Masih menatap Taehyung penuh rencana. "Kau akan mengerti maksudku, Taehyung-ssi. Mau turun ke lantai bawah? Sepertinya Seokjin oppa sudah tiba."

FINE | KTH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang