ELEVEN

1K 143 12
                                    

Yerin membuka kelopak matanya dengan enggan. Tidurnya benar-benar tidak nyenyak malam tadi. Bahkan ia merasa bahwa ia tidak tidur sama sekali dan hanya sekedar memejamkan matanya saja.

Yerin menghela nafasnya. Tersadar sudah bahwa ia tidak tidur di kamarnya sendiri. Teringat pula bahwa kemarin adalah hari pernikahannya. Dan sekarang ini, ia sedang berada di rumah keluarga Kim Taehyung. Lebih tepatnya di kamar pria yang sedang tidur meringkuk di atas sofa di sudut kamar.

Ia menghela lagi nafasnya. Mendudukan dirinya di atas kasur. Memijit pelan kepalanya yang jadi terasa berat. Tangannya mulai meraba-raba nakas di sebelah tempat tidur. Mencari benda persegi kesayangannya untuk memastikan pukul berapa sekarang ini.

Ah, pukul setengah enam pagi.

Gadis itu meringis. Ia menjadi terbiasa bangun terlalu pagi karena kebiasaannya dua minggu belakangan ini.

Yerin menyipit. Walau keadaan kamar yang masih gelap, ia samar-samar masih dapat melihat Taehyung yang tidur meringkuk berbalut selimut di atas sofa. Ia jadi teringat pertengkaran pertamanya dengan Taehyung setelah menjadi sepasang suami-istri semalam.

Tapi bukankah mereka selalu bertengkar?

Yerin berdecak kesal karena kembali mengingatnya. Semalam, ia dan Taehyung bertengkar. Memang bukan pertengkaran hebat. Hanya saja kemarin, setelah upacara pernikahan mereka, dan setelah pria itu menciumnya di hadapan para tamu undangan, Yerin sama sekali belum berbicara dengan Taehyung. Gadis itu mendiamkannya dan terus memasang tameng wajah jutek-nya pada siapa saja. Terutama pada Taehyung, tentu saja. Bahkan saat tiba di rumah Taehyung pun, Yerin masih mendiamkan pria itu. Jelas saja Taehyung merasa aneh sekaligus merasa kesal.

Sampai kekesalan itu memuncak karena Yerin tak keluar dari kamar mandi satu jam lebih lamanya. Pria itu meng-gedor dengan kasar pintu kamar mandinya dengan tidak sabar. Dan setelah beberapa saat, dengan tenangnya Yerin keluar dari sana sudah lengkap dengan piyama oversized andalannya, menatap Taehyung datar. Meninggalkan gaun pengantin berwarna putih yang dikenakannya tadi, terletak mengenaskan di bawah lantai kamar mandi yang basah.

Dan disitulah pertengkaran mereka semalam dimulai. Taehyung yang marah karena perlakuan Yerin padanya, serta Yerin yang terus membahas ketidak-bergunaan Taehyung dalam membatalkan pernikahan mereka. Membahas betapa Taehyung telah menghancurkan masa depan pernikahan dan kehidupan Yerin, serta membahas ke-penurutan Taehyung pada ayahnya.

Yerin membenci Taehyung.

Begitu pula Taehyung sebaliknya.

***

Yerin menggelung rambutnya seraya menuruni anak tangga rumah Taehyung dengan berhati-hati menuju dapur. Sangat tidak lucu apabila keluarga Taehyung terbangun hanya karena dirinya yang bangun sepagi ini.

Sampai di dapur, matanya berkeliaran dengan teliti mencari alat dan bahan untuk teh hangatnya. Ia merasa beruntung juga ketika tahu kalau kamar Taehyung memiliki balkon . Memudahkannya untuk melancarkan kegiatan paginya dengan nyaman nanti.

Yerin menghela nafasnya. Sedari tadi ia tak dapat menemukan dimana letak teh dan gulanya berada. Ia hanya dapat menemukan letak gelas dan sendok yang memang sudah nampak di atas meja.

Yerin mendesah. Bergumam tipis. "Dimana, ya?"

"Apa yang kau cari?"

Yerin tersentak kaget. Sungguh sangat terkejut. Beruntung ia tidak menjatuhkan gelas yang dipegangnya dan membuat keributan pertamanya di rumah sang mertua. Gadis itu membalikan tubuhnya spontan. Mendapati Seulbi –ibu Taehyung– sedang menatapnya lembut. Lengkap dengan baju tidur serta rambut yang di gelung berantakan. Khas sehabis bangun tidur.

FINE | KTH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang