THREE

1.1K 159 2
                                    

"Kang Yerin! Apa kau memesan pizza?!" Teriak Sora keras dari pintu masuk butik. Ia mengambil pizza dari tangan pengantar pizza itu dan berjalan masuk meletakan 2 kotak pizza tersebut keatas meja.

"Ah iya, unni! Tunggu sebentar!" Teriak Yerin tak kalah keras dari arah kamar mandi. Ia dengan buru-buru keluar dari kamar mandi dan mengambil dompetnya yang berada di atas meja kasir. Dengan segera, ia menyerahkan beberapa lembar uang kepada pengantar pizza tersebut dengan senyum manis di wajahnya. Tak lupa ucapan terima kasih ia ucapkan sebelum pengantar pizza itu melaju pergi dari depan butik miliknya.

"Kau membeli pizza dua kotak besar itu memangnya kamu sanggup menghabisinya? Hari ini aku akan makan siang dengan ibuku." Tanya Sora pada Yerin yang sekarang ini sudah begitu santai memainkan ponselnya di atas sofa yang terletak pada salah satu sudut butik miliknya.

Yerin melirik Sora yang sedang memakaikan dress hasil rancangannya pada salah satu manekin yang berada di sudut lain butiknya. "Jun sangat suka pizza."

Sora menghentikan kegiatannya dan kali ini beralih menatap Yerin yag masih asik sendiri. "Anak itu kesini lagi? Yak, Kang Yerin! Kau jatuh cinta pada Jun, ya?" Tanya Sora bingung dan penasaran.

Yerin langsung menegakan tubuhnya dan menatap Sora kesal. "Mana mungkin! Aku hanya menyukai keberadaan dia, tau! Ia begitu menyenangkan dan sudah ku anggap seperti adikku sendiri." Jawab Yerin heboh dan merasa kesal dengan pertanyaan Sora yang dianggapnya tidak masuk akal.

Sora mengangkat bahunya sekilas. Kembali berkutat pada manekin di hadapannya. Tak mempedulikan Yerin yang masih menatapnya jengkel. "Mana ku tahu. Kufikir kau benar-benar jatuh cinta pada anak itu. Tapi sepertinya, Jun benar-benar jatuh cinta padamu, Yerinnie."

"Yak! Unni!"

Cling! Cling!

Bunyi lonceng pada pintu masuk butik, menandakan seseorang baru saja memasuki butik. Yerin segera bangkit dan Sora menoleh secara reflek pada pintu masuk butik. Yerin tersenyum lebar begitu melihat bahwa Jun lah yang memasuki butiknya. Lengkap dengan pakaian dan tas sekolahnya serta jaket jeans abu-abu yang dikenakan lelaki itu.

"Oh, Jun! Kemarilah!" Yerin melambaikan tangannya semangat.

Jun tersenyum hangat. Ia melihat Sora sebentar yang sedang memperhatikannya di sudut ruangan. Laki-laki itu segera membungkuk sopan pada Sora dan tersenyum tipis. Lalu ia berjalan menuju Yerin yang sudah lebih dulu duduk diatas sofa.

Sora mendengus. Ia segera berjalan untuk mengambil tasnya yang terletak di bawah meja kasir. "Kalau begitu aku tinggalkan kalian berdua. Selamat berpacaran."

"Yak! Unni!" Yerin berteriak sebal pada Sora yang dengan santainya meninggalkan butik seraya melambaikan ringan tangannya tanpa melihat ke arah Yerin maupun Jun. "Tak usah didengarkan, Jun. Kau tau dia gila."

Jun tersenyum. Menatap Yerin hangat. "Tidak apa-apa, nuna."

Yerin mengangguk kemudian tersenyum. Mengeluarkan dua kotak pizza dari dalam plastic dan membuka salah satu kotak pizza tersebut. Terlihat kepulan asap tipis saat kotak pizza itu dibuka. Menandakan pizza tersebut masih sangat hangat. "Aku membelikan pizza untukmu. Kau senang, kan? Sebentar, aku akan mengambil cola dulu sebelum kau bercerita bagaimana harimu."

Yerin mengangkat tubuhnya dengan segera. Ia berlari kecil kearah dapur yang memang tersedia di dalam butik kecil miliknya. Butik hasil kerja kerasnya sendiri. Butik hasil perjuangannya sendiri tanpa bantuan kedua orangtuanya.

Cling! Cling!

Bunyi lonceng pada pintu masuk butik terdengar lagi. Mendengar itu, Yerin dengan buru-buru keluar dari arah dapur dengan sebotol besar cola di tangannya dan melihat siapa yang datang.

FINE | KTH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang