EIGHTEEN

919 141 6
                                    

Yerin sudah mendengus ribuan kali. Matanya terpejam berkali-kali juga. Menahan rasa kesal sekaligus aneh, yang menggerayangi jiwa dan perasaannya secara tiba-tiba.

"Apa yang kamu lakukan?"

Yerin langsung mengangkat pandangannya pada Taehyung. Menatap dengan rasa sedikit terkejut pada pria yang sedang menopangkan dagunya itu. Tak putus-putus menatap Yerin yang tak henti-hentinya mendengus dan memejamkan matanya.

Sekali lagi, Yerin menghembuskan nafasnya dengan berat. Kemudian tersenyum dengan amat sangat terpaksa. "Mau makan sekarang?" Tawarnya mencoba dengan ramah. Walau gagal yang jelas Yerin sudah mencoba bersikap dan terlihat baik. Ya, itu semua karena Yerin masih merasa bersalah karena telah membuat Taehyung jatuh sakit.

Taehyung tersenyum. Menengakan tubuhnya dan duduk bersandar pada kepala sofa ruang kerjanya. Sedang Yerin yang duduk berseberangan dengannya, kembali ia menghembuskan nafasnya lagi.

Yerin mulai mengeluarkan kotak-kotak bekal berisi lauk-pauk dari dalam paper bag yang dibawanya tadi. Membuka tutup kotak-kotak makan tersebut satu persatu.

Sebenarnya Yerin sadar saja saat Taehyung terus memperhatikan gerak-geriknya sedari tadi. Sebisa mungkin ia mencoba untuk bersikap tenang dan sewajarnya. Mencoba untuk bersikap seakan-akan ia tidak tahu kalau Taehyung terus menatapnya sedari tadi.

Namun lama kelamaan, Yerin risih juga ditatap terus menerus seperti itu. Ia menggeram tipis dan langsung saja melemparkan salah satu tutup kotak makan yag sedang dipegangnya pada Taehyung secara cepat dan spontan.

Taehyung pun dengan sigap menangkap tutup kotak makan tersebut dan malah tertawa.

"Berhenti menatapku seperti itu, bodoh!" Protes Yerin kesal. Pipinya menjadi sedikit merona pula. Dengan cepat, ia mencoba untuk bersikap galak dan terus melotot pada Taehyung. Mencoba untuk mengurangi rona pipinya yang timbul secara tidak sengaja dan tanpa permisi.

Lagi. Kembali Taehyung tertawa dan menatap Yerin jahil. "Kenapa? Kamu malu?"

Hampir saja Yerin melemparkan lagi salah satu tutup kotak makan yag ada di atas meja, namun tak jadi. Gadis itu lebih memilih meredam rasa kesalnya saja. Mencoba untuk menariknya nafasnya dalam dan kuat. Serta menghembuskannya dengan perlahan-lahan. Menenangkan dirinya sebisa mungkin.

"Bisa tidak sih, sehari saja kamu tidak membuatku kesal?" Tanya Yerin, menatap Taehyung galak.

Taehyung tersenyum. Melemparkan tutup kotak makan yang tadi dilempar oleh Yerin, di atas meja. "Bisa tidak sih kamu tidak selalu keras kepala dan mengakuinya saja?"

Yerin mengerutkan keningnya. Memicing dengan bingung menatap Taehyung. "Mengakui apa?"

"Mengakui kalau kamu malu ditatap olehku. Pipimu meme—"

Belum juga Taehyung menyelesaikan kalimat godaannya, Yerin kembali melempar tutup kotak makan yang sedari tadi masih di pegangnya, pada Taehyung. Taehyung dengan sigap menangkap tutup tersebut dan tertawa lagi.

"Hentikanlah, Kim Taehyung. Lebih baik kamu makan sekarang."

Yerin bersidekap kesal. Pipinya terasa panas entah mengapa. Ia hanya bisa berdoa berkali-kali agar tak ada rona merah yang timbul di pipi putihnya.

"Kamu tidak ikut makan?" Tanya Taehyung seraya mengambil potongan kimbab dengan sumpit yang dipegangnya.

Yerin menggeleng. Lebih berminat untuk melihat ponsel yang dipegangnya daripada melihat Taehyung yang duduk di depannya. "Tidak lapar. Diet." Jawab Yerin seadanya.

Taehyung mengerutkan dahinya heran pada Yerin. Padahal menurutnya, tubuh yerin sudah terbilang kurus. Memangnya apa lagi yang ingin di-dieti oleh Yerin itu?

"Untuk apa diet lagi dengan tubuh kurusmu itu? Aku tidak suka istriku terlihat seperti busung lapar." Ujar Taehyung tenang. Mengambil potongan kimbab keduanya.

Yerin merinding. Merasa aneh saat Taehyung dengan begitu percaya diri memanggilnya seperti itu. Gadis itu lagi-lagi melotot galak pada Taehyung yang masih asik mengunyah kimbab-nya dengan santai.

"Taehyung, berhenti bertingkah!" Protes Yerin lagi. Ia merasa bertambah kesal pada Taehyung. Namun ada satu perasaan aneh yang juga ikut terasa pada dirinya. Entah itu apa. "Jika tahu kalau kamu akan bertingkah menyebalkan seperti ini, aku akan memaksa Ahreun untuk tetap berada di sini walaupun kau mengusirnya seperti tadi." Yerin bersidekap lagi. Dahi, hidung, dan matanya, berkerut tipis menatap Taehyung.

Taehyung menghentikan kunyahan kimbab ketiganya. Menatap Yerin dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

Yerin mendengus tipis. Melempar ponsel yang masih di pegangnya sedari tadi dengan pelan, pada bantalan sofa yang berada di sebelahnya.

"Mau bagaimana pun, dua minggu lagi kita akan bercerai. Dan kau sudah bisa bersama dengan Ahreun setelah itu." Yerin melanjutkan lagi. Tak begitu peduli dengan tatapan Taehyung yang terlihat heran dan marah sekaligus. Menatapnya dengan dahi yang berkerut.

"Kamu bicara seperti itu, seolah-olah aku menyukai Ahreun dan meminta cerai padamu." Ujar Taehyung tenang. Menyipit tipis pada Yerin yang menatapnya datar.

Yerin berdehem sekali. Menghela nafasnya perlahan sebelum menjawab, "Terserahlah. Yang jelas kita akan tetap bercerai, kan?" Ada perasaan ragu dan aneh saat Yerin mengatakannya. Namun—

Tidak!

Mereka harus tetap bercerai!

"Aku tidak pernah setuju untuk bercerai denganmu, Kang Yerin."

Taehyung melempar sumpit yang dipegangnya dengan sedikit kasar, ke atas meja. Mampu membuat Yerin berjingkat terkejut karena Taehyung melemparnya secara tiba-tiba.

Tapi bukan hal itu yang membuat Yerin semakin terkejut. Ketidak-setujuan Taehyung lagi lah yang membuat Yerin terkejut.

"Kim Taehyung, ada apa denganmu?!" Geram Yerin kesal juga.

Lihat?

Siapa yang keras kepala di sini?

"Aku memang tidak pernah berkata iya 'kan saat kau mengajukan rencana cerai padaku?" Taehyung berujar masih dengan tenang. Bibirnya tersenyum miring dengan punggung yang ia sandarkan pada kepala sofa dengan santai. Menatap Yerin yang sudah mulai semakin kesal kepadanya.

"Taehyung, kau bahkan tak menolak pernikahan kita. Dan kamu juga tidak ingin kita bercerai? Apa maumu sebenarnya sih, Kim?! Kita tak bisa terus bersama-sama seperti ini saat kita bahkan tidak saling menyukai satu sama lain!" Jelas Yerin dengan kesal. Memandangi Taehyung dengan dahi yang berlipat dan mata yang memicing sengit.

Taehyung tersenyum. Menopangkan dagunya pada telapak tangannya, dengan sikunya yang bertumpu pada tangan sofa. Masih memandang Yerin dengan tenang. "Kalau begitu ayo kita mulai menyukai satu sama lain."

Yerin terkejut. Hampir melemparkan tutup kotak makan siangnya lagi. Matanya melebar tak percaya dengan kalimat yang diutarakan Taehyung dengan santai. "Jangan bercanda, Kim Taehyung!"

"Aku serius."

"Berhenti bercanda! Kita tidak menyukai satu sama lain dan selamanya akan seperti itu." Yerin berapi-api. Kesal, namun ada gelayar aneh yang menggelitik perasaannya. Sesuatu yang tidak terdeteksi membuat apa yang dirasakannya, berbanding terbalik dengan apa yang ditunjukannya.

Taehyung terkekeh. Menurunkan pandangannya sebentar sebelum kembali menatap Yerin begitu dalam. Mencoba untuk tersenyum manis pada gadis yang masih menatapnya sengit dan galak sekaligus.

"Bagaimana jika aku bilang padamu,  kalau aku sudah mulai menyukaimu?"

***

-tbc-

FINE | KTH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang