FIVE

1K 147 2
                                    

Yerin tidak tahu sekarang sudah pukul berapa. Yang jelas, matahari di atas langit sudah sangat tinggi dan cuaca hari ini cukup panas. Musim semi yang menjengkelkan bagi Kang Yerin. Hati dan pikirannya sedang panas sejak pagi tadi, dan cuaca hari ini benar-benar semakin memperpanas dirinya.

Yerin menggeram kesal. Mencengkram kuat kemudi mobilnya dan menumpukan kepalanya di sana. Matanya terpejam rapat. Terlihat frustasi sekaligus kesal. Ia mengangkat kepalanya. Menghembuskan nafasnya dengan berat beberapa kali. Mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Tenang, Kang Yerin. Kau belum kalah. Kau pasti bisa menolaknya."

Yerin berujar pada dirinya sendiri. Menghembuskan sekali lagi nafasnya sebelum akhirnya keluar dari dalam mobilnya. Memasuki butik miliknya yang sudah berdiri selama kurang dari satu tahun.

"Hei, Kang Yerin! Kau darimana?! Kenapa ponselmu tak bisa dihubungi sedari tadi?!"

Begitu membuka pintu masuk butik dan bunyi krincingan memenuhi setiap sudut butiknya, suara Sora menginterupsinya cepat. Gadis itu yang awalnya sedang berada di meja kasir, entah sedang melakukan apa, kini berdiri dan menghampiri Yerin yang sudah terduduk lemas di sofa.

"Ah, mian. Ponselku tertinggal di ruanganku kemarin." Jawab Yerin pelan. Tersenyum tipis menatap Sora yang mengerutkan dahinya heran.

"Wae? Sesuatu terjadi?" Tanya Sora. Mendudukan dirinya tepat di sebelah Yerin.

Yerin melirik sekilas pada Sora dan menghela nafasnya sekali sebelum menjawab, "Ayahku mengancam karir design ku supaya aku tetap menikah dengan Taehyung." Ucap Yerin frustasi. Menatap Sora yang tampak sangat terkejut mendengarnya. Karena setau Sora, Ayah Yerin tak pernah mengancam Yerin dengan ancaman yang berhubungan dengan karir design gadis itu. Itu semua karena karir design Yerin benar-benar murni hasil perjuangan Yerin sendiri.

"Eotteokaji?"

"Yerin-ah, aku rasa ayahmu serius. Kurasa kau tak bisa menolak ini, Kang Yerin. Jadi lebih baik kau mengalah saja untuk sekali ini." Sora memberikan saran yag paling konyol bagi Yerin.

Mengalah?

Haha, Yerin tak akan pernah mau menuruti apapun perintah ayahnya itu!

"Kau sungguh tidak membantu. Aku akan memikirkan cara lain. Masih ada seminggu sebelum pernikahan terjadi."

Sora menghela nafasnya. Pasrah."Terserah kau saja. Ngomong-ngomong, Jun sedang di kamar mandi saat ini."

Tepat setelah Sora mengatakan itu, Jun tampak keluar dari arah kamar mandi. Laki-laki itu sedang memperbaiki jaket jeans abu-abu favoritnya. Terlihat tampan.

Saat kedua bola mata hitam pekat milik lelaki itu melihat Yerin, Jun tersenyum lebar hingga kedua matanya menyipit seperti bulan sabit. Dan Yerin sangat suka melihatnya.

"Nuna darimana saja? Kenapa baru datang? Ponsel nuna juga tidak bisa dihubungi." Tanya Jun ketika ia berdiri tepat di depan Yerin. Mendengar Jun begitu mengkhawatirkannya, membuat Yerin tersenyum dan tertawa kecil.

"Aku dari rumah dan ponselku tertinggal di atas dari kemarin. Kau mengkhawatirkan ku ya, adik kecil?" Yerin tertawa lagi. Jemarinya mengacak rambut Jun. Sedikit berjinjit karena Jun lebih tinggi darinya. Keberadaan Jun membuat mood-nya lebih baik.

"Aiguh, romantis sekali. Kutinggalkan kalian berdua kalau begitu. Aku harus men-design sesuatu karena Seoul Fashion Week akan diadakan sebentar lagi. Selamat bersenang-senang."

Sora menaiki anak tangga menuju lantai atas, ruang kerja Yerin dan Sora saat membuat desain-desain baju terbaru butik mereka.

Yerin tak menanggapi. Ia hanya tersenyum menatap punggung Sora yang sudah menghilang memasuki ruangannya. Jun pun hanya bisa tersenyum mendengarnya.

FINE | KTH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang