chapter 5::

182 42 1
                                    

"Biasanya kalau ganteng itu nggak mungkin cuma temen loh. Ya, minimal sahabat atau apa kek gitu. Iya 'kan?"

-Bunda, Pythagoras

🔹🔹🔹

+62-8881-0987-xxx:
Lagi dimana?

Dahi Fia mengerut seketika saat membaca pesan Whatsapp dari nomor yang tidak terdaftar dalam kontaknya. Ia meletakan keranjang belanjaannya yang sudah terisi berbagai bahan untuk membuat donat, lalu mengetikan pesan balasan.

Me:
Sp ni?

Setelah itu, dia memilih kembali fokus pada belanjaan di dalam keranjangnya dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celana jeans yang ia kenakan.

Setelah membayar di kasir, Fia buru-buru berlari keluar toko tersebut, sedari tadi hujan dan dia baru sadar kalau Radja menunggunya di parkiran.

"Aduh, entar dia kehujanan, lagi," gumam Fia cemas sendiri. "Mana belanjaan gue berat gini, rempong bat dah." dia melirik plastik belanjaannya yang menggembung.

Kemudian, matanya berhenti pada sosok yang sedang berdiri di pos satpam dengan posisi membelakangi tempatnya berdiri.

"Radja!" Seru Fia keras, bodo amat dengan orang di sekitar sana menoleh ke arahnya dengan tatapan aneh. "RADJA!" Fia menyeru lagi karena Radja tidak juga menoleh.

"Aduh, anak orang. Masa dia nggak denger suara gue, sih?" gerutu Fia.

"RA-" baru saja Fia hendak memanggil Radja lagi, cowok itu sudah berbalik badan menghadapnya dengan senyum geli.

Tunggu situ, Kira-kira seperti itu isyarat yang diberikan Radja. Fia mengangguk saja. Ia meletakkan satu kresek hitam berisi belanjaannya di sebelah kakinya dan mengibaskan telapak tangannya yang sedikit memerah.

"Kok nggak masuk aja tadi, Ja? Tuh baju lo basah 'kan jadinya." Fia menunjuk baju Radja saat cowok itu baru saja sampai di hadapannya sambil mengacak-acak rambut yang basah.

"Nggak masalah." Radja tersenyum tipis. "Mau langsung gue anter balik?"

Fia mengangguk, tapi saat hendak membuka mulutnya, ponsel di dalam saku celananya bergetar tanda ada pesan masuk. "Eh, tunggu-tunggu." Fia menahan lengan Radja agar tidak melanjutkan jalan ke parkiran.

+62-8881-0987-xxx:
Ini pacar lo, lo lagi dimana sekarang?

"Eh buset, sejak kapan gue punya pacar?" Pekik Fia histeris. Sedangkan Radja hanya menatapnya datar sambil mengangkat alisnya, kenapa?

Me:
Org iseng y, lu?

"Siapa, Fi?" Radja ikutan melirik ke arah layar ponsel Fia ketika gadis itu mengomel sendiri.

"Tau tuh, ada orang iseng ngaku pacar gue. Sok-sokan nanyain gue lagi dimana, pula! Kurang gabut apa lagi tuh orang! Awas sampai entar lagi dia tanya lo udah makan belom. Gue bakal block dia."

Radja mengambil alih ponsel Fia. "Pinjem bentar." Kemudian ia melihat profile picture kontak tersebut. Si bego, Radja mengumpat dalam hati. "Gue bales, boleh?"

"Ah iya? Nggak papa, terserah, mau lo hujat atau lo bully juga nggak masalah kok. Gue nggak kenal aja sama tu orang." Fia mengibaskan tangannya.

PythagorasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang