"Jangan pernah menanamkan janji pada wanita jika kamu tidak bisa menepatinya. Karena akan sulit bagimu untuk kembali mempercayakan hatinya lagi bahwa kamu bisa menepati janji. Dan yang juga harus kamu tau, satu kekecewaan akan terus membekas dalam hatinya."
-Book, Pythagoras
🔹🔹🔹
Setelah memarkir motornya di pelataran rumah bernuansa Belanda itu Radja segera melangkah masuk. Membuka pintu utama yang besar. Yang pertama kali dilihatnya adalah postur tubuh Mamanya yang sudah berdiri di balik pintu.
"Dari mana aja baru pulang jam tujuh? Pasti belum-"
"Radja udah sholat Maghrib sama Isya di Masjid tadi," jawab Radja sambil melepas sepatu hitam berlambang centang itu dan meletakkannya di rak sepatu. "Radja mau bersih-bersih badan dulu," ujarnya kemudian berlalu.
"Radja, Mama tanya kamu dari mana?"
"Dari toko buku, Mama. Radja enggak bakalan keluyuran ke tempat aneh-aneh lagi." Melihat Mamanya yang terlihat tidak percaya dengan ucapannya, Radja berinisiatif membongkar isi tas ranselnya, mengeluarkan lebih dari tiga buku bersegel beserta struk. "Masih mau enggak percaya?"
Mamanya mendelik melihat begitu banyaknya buku yang baru dibeli Radja. "Kamu dapat uang dari mana bisa beli buku segitu banyaknya? Kamu nggak ikut taruhan-"
Radja menghela nafasnya kasar. "Kenapa sih Mama enggak percaya sama Radja?"
"Ya karena kamu-"
"Yang jelas, sekarang Radja nggak bakal ngelakuin hal aneh-aneh lagi. Mama bisa pegang janji Radja. Ini Radja beli novel buat bahan review novel yang nantinya bakal Radja kirim ke koran. Oh iya, jadi selama ini Mama nggak pernah baca satupun Artikel ataupun Review-an karya Radja di koran?" tanya Radja. "Ya udah, bagus."
Sambil menutup pintu, Mamanya bertanya. "Bagus gimana?"
"Ada lah, Mama nggak mungkin paham. Radja ke kamar," Radja berujar santai.
Di dalam kamarnya, Radja menata satu persatu buku yang dibelinya tadi. Kemudian matanya terpancang pada salah satu buku yang rasa-rasanya tidak ia beli tadi. Radja membuka segel buku tersebut. "Perasaan gue nggak ada beli buku ini, buku nyasar apa gimana?" gumamnya. "About Girl Hearts" Radja membaca judul yang tertera pada sampul buku tersebut. "Gila apa gue beli beginian?" spontan Radja melempar buku itu ke bawah. Namun tak lama ia segera memungutnya kembali.
Radja baru ingat, tadi karena Radja membeli buku sampai melebihi dua ratus ribu, ia mendapat satu buku random dari pihak toko buku. Radja juga ingat, yang memilihkan bonusnya tadi adalah mbak-mbak pelayan disana. "Bonus sih bonus, nggak yang gini banget judulnya emang nggak bisa apa?"
"Jika seorang wanita berkata tidak, terkadang artinya adalah iya. Begitu juga sebaliknya."
Radja membaca sepenggal kalimat pada lembar kelima. Kemudian ia membalikkan lembar-lembar berikutnya.
"Jangan pernah menanamkan janji pada wanita jika kamu tidak bisa menepatinya. Karena akan sulit bagimu untuk kembali mempercayakan hatinya lagi bahwa kamu bisa menepati janji. Dan,yang juga harus kamu tau, satu kekecewaan akan terus membekas dalam hatinya."
"Buat orang yang suka tanam janji tapi kalau ditagih janjinya selalu ngelak, ini cocok bener." Radja lalu meletakkan kembali di atas tumpukan buku lainnya dan beranjak ke kamar mandi.
🔹🔹🔹
Pukul setengah delapan kurang Radja sudah duduk di salah satu bangku yang terletak di pojok kafe. Setelah memesan minuman serta kentang goreng-ini makanan favorit Radja, dibilang ringan tapi mengandung karbohidrat, tapi kalau makan itu doang nggak bisa kenyang. Ah, ini sama sekali nggak penting.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pythagoras
Novela Juvenil"Semua orang tau kok, hidup itu selalu tentang pilihan. Kamu tinggal pilih mana yang sesuai dengan hati kamu. Ya atau tidak, aku atau dia. Sesederhana itu." Ini tentang Fia dan Radja. Dua remaja tanpa hubungan apa-apa yang dipertemukan ole...