Pagi itu keadaan kelas sudah ricuh. Yera berdiri di depan kelas dengan satu kaki yang dinaikkan ke atas kursi. Kepalanya bergerak ke kanan dan kiri dengan heboh. Tak lupa sapu yang dijadikan sebagai mic.
"AKU BUKAN BONEKAMU, BISA KAU SURUH-SURUH DENGAN SEENAK MAUMU. YA MANA SUARANYA?????" kata Yera sudah memimpin dengan semangat empat lima.
Yohan berseru riang, "KAK YERA KYAAAA!" teriak cowok itu mendadak jadi penonton bayaran.
Lucas duduk di depan bersama Yohan, ikut mengeluarkan suara aneh sambil memandangi Yera yang semakin menggila saat satu kelas menyahuti.
Sementara Sera, si kapten cheers yang merupakan teman baik Yera sudah mendecak sebal.
"KENAPA DISAHUTIN SIH, MAKIN MENJADI DIA NTAR," kata Sera mencoba menghentikkan kericuhan.
Jojo disampingnya malah tak peduli, sudah berjoget ria mendengar Yera bernyanyi, ikut menggerakan kepala dengan heboh.
"Dasar gila," gumam Sera sudah pasrah. Kembali mencacat pelajaran yang sempat tertinggal.
Suara ketukan pintu membuat semua perhatian teralih. Yera menegakkan tubuh, mengacir pergi ke kursinya dengan wajah tanpa dosa.
Pak Gian, wali kelas 11 IPA 2 itu menggelengkan kepala kecil. Tak heran dengan kelakuan Yera yang memang sudah random sejak awal pertemuan.
Para murid di kelas saling berbisik saat cewek cantik membuntuti Pak Gian dari belakang dengan malu-malu.
Gadis cantik berambut panjang bergelombang itu menyelipkan rambut ke belakang telinga. Lalu membasahi bibir merasa gugup.
"Halo semuanya..." sapa cewek itu ragu agak tergagap.
"IH GEMES BANGET MALU-MALU," sahut Yera tak tahu malu sudah berteriak menggoda murid baru itu.
Pak Gian melotot kecil padanya Yera, "kamu tuh ya. Diem deh," kata pak Gian galak membuat Yera menciut kecil, takut.
Cewek itu tertawa kecil, memandangi Yera dengan hangat. "Ghea Camellia Anasya, pindahan dari SMA Sanjaya. Salam kenal semuanya," kata Ghea melanjutkan.
"Ada yang mau ditanyain?" tanya pak Gian pada murid yang lain.
Lucas mengacungkan tangan antusias, "udah punya pacar belum?"
"HUUUUUU!!!!"
Satu kelas sontak ricuh menyoraki Lucas yang terang-terangan menggoda murid baru itu.
Ghea tertawa, "hm, punya," balas cewek itu ringan sambil terkekeh.
Lucas dan yang lain kompak mendesah kecewa, "YANG INI UDAH ADA MONYETNYA GUYS, CARI TARGET LAIN," teriak Lucas dramatis.
Pak Gian menghela nafas panjang, langsung menutup perkenalan Ghea sebelum merambat ke hal lain.
"Ghea silahkan duduk dengan Mina di belakang," kata pak Gian menunjuk Mina yang sudah mengacungkan tangan.
Ghea mengangguk, berjalan menuju kursinya, duduk tepat di belakang Yera.
Cewek cantik itu membalikkan tubuh antusias, melambaikan tangan dengan riang dan ceria.
"Kenalin ya, gue Yera Keara Adeline. Gue ketua kelas di sini, nanti gue ajak lo keliling. Oh iya gue juga ikut OSIS, PD— IH DERYYY!!!" Yera berteriak saat Hendery sudah menepuk jidatnya sampai merah.
"Pak! Yera bisa diusir di kelas nggak? Bacot banget soalnya," kata Hendery mengacungkan tangan tanpa dosa membuat Yera mendelik tak terima.
**
Di istirahat pertama, Yera mengajak Ghea untuk berkeliling sekolah. Cewek itu menjelaskan beberapa tempat dengan detail, bahkan sampai skandal yang pernah terjadi di sana, Yera tau.
"Nah ini tuh taman belakang, biasanya anak-anak nakal nongkrong di sini buat sebat. Tapi pernah ada kejadian loh, kak Tama alumni selingkuh di sini terus keciduk, pengen ketawa gua kalau inget," kata Yera menggebu-gebu.
Ghea meringis, tak tahu harus menjawab apa.
Belum sempat Ghea menjawab, Yera sudah menariknya duluan, "ke kantin aja yuk? Haus gua beneran."
Ghea tertawa kecil, membalas tatapan Yera yang mengerling polos memegang tenggorokan sambil mengoceh.
"Maaf ya, gara-gara gue elo jadi capek ngejelasin," kata Ghea merasa tak enak.
Keduanya berjalan beriringan di koridor menuju kantin. Yera mendelik, "lah kenapa minta maaf? Seneng kok gue bisa keliling sekolah."
Ghea tersenyum kecil, masih merasa canggung. "Makasih.... lo baik banget sama gue," kata Ghea meringis kecil.
Yera mencibir, "santuy, gue mah baik sama semua orang kok. Eh lu mau beli apa? Gue mau beli mie pedes, mau nitip gak?" tanya Yera menawarkan.
Ghea menggeleng, "gue mau beli salad aja. Ada, kan?"
"Hn, ada, tuh di pojok sana. Ntar ketemu lagi di sini ya," balasnya memberi tahu.
Ghea mengangguk kecil, beranjak pergi membeli salad buah di pojok kantin sekolah.
Sementara Yera sudah menyeruak masuk ke dalam keramaian, "BU PESEN MIE SETANNYA 1 YA KAYAK BIASA," kata Yera akhirnya bisa menghela nafas lega.
Bu Minah, penjual mie kesukaan Yera langsung menyodorkan mie tersebut membuat Yera menyengir lebar dan memberi selembar uang lima ribu.
Yera bersenandung riang, keluar dari kerumunan dan berdiri di dekat pilar menunggu Ghea.
"DOR!"
"AYAM AYAM!!!!"
Yera melatah kaget, hampir saja menjatuhkan mie miliknya. Ia menoleh tajam pada Jeka, kemudian mencubit perut cowok itu sampai memekik kesakitan.
"Emang kayak setan ya lo, gimana kalau mienya jatuh ha?!"
"Iya iya, maaf," Jeka merengut kecil, "ngapain sendirian di sini? Ck, gimana kalau kamu ilang? Kamu tuh suka gak sadar diri ya kalau kamu tuh kecil, ntar keinjek— ARGHHHHHHHH."
Yera dengan sebal menarik paksa rambut Jeka. Kemudian melepaskan jambakannya, "lo emang pengen gua botakin ya."
"Ya habis....."
"Berisik, pergi sana. Aku mau nungguin temen aku."
"Hah? Siapa? Sera?"
"Bukan, murid baru."
"Hn?"
Suara langkah kaki mendekat terdengar, membuat Yera dan Jeka kompak menoleh.
Cewek itu berdiri di antara keduanya, tersenyum manis pada Jeka.
"Hai, kak Jeka."
Jeka diam terpaku. Merasa waktu berhenti begitu saja.
**
(a/n):
yak musuh besar sudah turun ke lapangan

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Arah
Teen FictionSemua warga di sekolah tau kalau hubungan Yera sama Jeka itu definisi relationship goals. Mereka taunya kalau Yera itu adalah orang paling berharga buat Jeka. Yera itu cewek satu-satunya. Itu sih yang mereka tau. ©️ 2017, written by ssy-pie.