"Eh, lo tuh kenapa sih sensi banget sama Ghea?" kata Yera sudah meloncat dan menabok kepala Hendery dengan sebal.
Gadis itu berjalan menuruni anak tangga dengan Hendery disampingnya yang mengikuti tanpa suara.
"Gak boleh gitu, Der! Itu tuh diskriminasi tau nggak? Gue aduin bapak lo lama-lama," omel Yera sambil berkacak pinggang.
Yera menggelengkan kepala, berbelok menuju parkiran yang masih ramai karena bel pulang sudah berbunyi, membuat anak-anak di SMA Harapan berhamburan menuju parkiran untuk pulang, tak terkecuali Yera dan Hendery yang memang tak ada jadwal ekskul.
"Apaan sih lo ngomel terus. Itu hak pribadi gue mau baik sama siapa aja, lo siapa gue hah?" tanya Hendery sengak, lalu meraih helm hitam miliknya.
Yera mendesah pelan, "ck, manusia kayak lo tuh, Der. Siapa yang mau suka? Galak bener lu kayak orang yang punya hutang," balas Yera merasa miris sambil memakai helm putih yang diberikan oleh Hendery.
Pemuda tampan itu naik ke atas motornya, menyalakan mesin dan menaikkan standar. Lalu memundurkan motor dan berhenti depan Yera yang masih tak mau berhenti bicara.
"Der, lu beneran nggak mau sama Ghea? Gue bisa aja loh jadi mak comblang kalian!!!" katanya sambil duduk dibelakang Hendery.
Hendery menancapkan gas, keluar menjauhi sekolah mereka dengan kecepatan sedang.
"Nanti gue atur jadwal buat main deh," kata Yera masih berusaha.
Hendery melirik Yera lewat kaca spion sesaat, kembali menatap jalanan dengan wajah datar. "Berdua? Ogah," sahut cowok itu menolak cepat.
"Ish, berempat! Bareng gue sama kak Jeka. Biar lo nggak canggung amat sama Ghea," balas Yera melipat kedua tangan di depan dada.
Hendery memainkan lidah di dalam bibir. Lalu berdehem kecil, "hm, gue mau. Tapi harus double date ya! Awas aja lo."
"Yessss! Siap kapten. Double date doang mah gampang! Sekalian lo mau triple date?" kata Yera menggebu-gebu semangat empat lima.
Hendery menipiskan bibir, "lo kenapa jodohin gue sama Ghea sih? Bukannya dia udah ada pacar?" tanya cowok itu teringat pacar Ghea yang menelpon.
"Lo nggak tau? Tadi pelajaran terakhir Ghea nangis karena pacarnya minta putis. Ya siapa tau gitu lo bikin Ghea jadi bahagia dikit lah. Kasian gue liat dia murung gitu huftttt emang ya hatiku tuh soft sekali," kata Yera mengoceh asal.
"Emang lo gak penasaran siapa pacar Ghea? Gavindra. Namanya Gavindra."
**
"Tumben banget kamu ngajak aku jalan-jalan duluan?" kata Jeka begitu keluar dari mobilnya, berjalan menghampiri Yera yang menutup gerbang rumah.
"Hn, kali-kali aku yang ajak," balas cewek itu tenang, lalu merapihkan rambut dan melangkah riang ke arah Jeka.
Jeka diam sejenak, "bunda ada di rumah? Aku mau pamit dulu," kata cowok itu menatap rumah mewah milik Yera.
Yera mendesah pelan, bahunya jadi menurun, "ya kayak biasa, keluar kota."
Jeka membasahi bibir bawahnya, mengusap puncak kepala Yera dengan halus. Lalu tersenyum lebar sampai matanya menyipit dan gigi kelincinya terlihat.
"Ayo nanti telat," kata cowok tampan itu menarik pelan Yera masuk ke dalam mobil, membuka pintu mobil untuk gadisnya.
Yera mengulum bibir, berusaha untuk tak tersipu malu. Ia berdehem kecil, lalu mengecek hapenya yang bergetar.
Hendery: dimana?
Hendery: p
Hendery: p
Hendery: p
Hendery: dimana!!!!
Hendery: gue pulang ya kalau lama!!!
Yera: APASIH APA
Yera: princess lagi dijalan
Yera: sabar dong
Yera: Ghea udah datang?
Hendery: udah
Yera: YA BAGUSLAH AJAK NGOBROL
Hendery: males
Yera: goblo
Yera: gue getok ya ginjal lu
Hendery: lama :((((((((
"Siapa?" tanya Jeka melirik sesaat ke arah ponsel Yera, lalu kembali fokus menyetir lagi dengan satu tangan.
Yera mengangkat alis, tertawa kecil membaca chatnya dengan Hendery. "Oh, ini Hendery," balas cewek itu tenang.
Jeka mengangguk, tak banyak bertanya. "Emang mau double date sama siapa sih?" tanya Jeka sambil membuka kaca mobil, membiarkan angin masuk.
"Ada deh, kamu bakal tau sendiri pas sampe," balas Yera cekikikan sendiri.
Tak butuh waktu lebih lama, mobil Jeka berhenti di antara mobil lainnya. Pemuda itu mematikan mesin, lalu keluar dari mobilnya bersamaan dengan Yera.
"Yuk," kata cowok itu sambil menggandeng pergelangan tangan Yera mesra.
Yera bersenandung riang, memencet tombol lantai dua dan membenarkan posisi tangan keduanya.
Pintu lift terbuka, Yera melangkah menghampiri kedua temannya itu yang berdiri sedikit berjauhan.
Jeka menoleh, ia melebarkan mata menatap gadis yang juga sedang menatap ke arahnya dengan terkejut.
Keduanya bertatapan.
Bersamaan dengan Jeka yang melepaskan genggamannya pada Yera.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Arah
Teen FictionSemua warga di sekolah tau kalau hubungan Yera sama Jeka itu definisi relationship goals. Mereka taunya kalau Yera itu adalah orang paling berharga buat Jeka. Yera itu cewek satu-satunya. Itu sih yang mereka tau. ©️ 2017, written by ssy-pie.