11. Prioritas, Katanya

2.8K 498 224
                                        


"Eh, menurut aku sih, si Hyun Su tuh sayang sama Ji Won tau! Cuman karena dia nggak ansos, jadi dia nggak tau perasaan apa itu!" kata Yera menggebu-gebu, menceritakan drama Korea yang sedang ia tonton.

Jeka menyeruput pelan kopinya, lalu melengos, "ck, nggak. Nggak mungkin Hyun Su bisa ngerasain cinta, dia kan psikopat."

"Enak aja!" Yera mendengus keras, "dia tuh nggak ngebunuh. Dia tuh jahat karena disakiti mulu sama orang sekitarnya."

"Dia nggak jahat. Dia cuman berusaha ngelindungin diri sendiri...." gumam Yera memainkan sedotan di gelasnya. Ia memajukan bibir, "dia kayak orang linglung yang tersesat di tengah keramaian....."

Jeka menghela napas panjang. "Yaudahlah, ngapain juga kita debat, tunggu aja episode selanjutnya," kata Jeka mengalah.

"Hn, kamu tuh bukannya malah nonton drakor, prioritas kamu sekarang tuh belajar," sahut Yera dengan gaya mengajari.

Jeka mengangkat alis, "prioritas aku, kan, kamu."

Mendengar itu, Yera langsung berlagak akan muntah dengan dramatis, meraih gelas dan menyedot minuman merasa riang.

Cowok bergigi kelinci itu meraih hapenya yang bergetar, lalu membuka notifikasi yang masuk.

Si kapten basket yang sebentar lagi akan turun jabatan itu tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang terkejut.

Yera menggigit sedotan, menatap muka Jeka jadi cemas, "kenapa?" tanya cewek cantik itu mengerutkan kening.

Jeka meraih jaket dan tas sekolahnya, "aku pergi duluan ya! Maaf aku nggak bisa antar kamu pulang," kata Jeka pamit, berlari keluar menjauhi kafe.

Dari dalam kafe, Yera bisa melihat Jeka raut wajah khawatir sambil memasuki mobil hitamnya dan menyalakan mesin, pergi dari kafe depan sekolah.




Prioritas, katanya.






**




Jeka: Yera

Jeka: dimana

Jeka: ayo beli es krim

Jeka: aku minta maaf tadi ninggalin kamu gitu aja

Yera: iya





Yera yang memakai baju tidur panjang dan cardigan rajut warna merah muda itu menggerakan kaki kecil. Cewek mungil itu duduk di teras kedai es krim yang berada tak jauh dari rumah dan sekolahnya.

"Aku baru tau ada kedai es krim di sini," kata Yera riang, mengedarkan pandangan melihat sekitar kedai yang terlihat bagus untuk spot foto.

"Mana bagus banget buat foto di sosmed," sambung cewek itu semangat.

Jeka terkekeh kecil, menyandarkan punggung sambil membuka hapenya. Lalu membuka notif yang paling banyak.




Ghea: kak

Ghea: kaaaak

Ghea: dimana sih???

Ghea: lagi di rumah Yera ya? :(

Jeka: maaf

Jeka: aku lg beli es krim sama Yera

Jeka: kamu mau apa?

Ghea: nggak papa

Ghea: es krim?

Ghea: tapi bakal cair kayaknya :((((((

Jeka: ya beli yang di deket rumah kamu aja

Jeka: oke?

Ghea: okeeee

Ghea: jangan main hape terus ntar ketauan

Jeka: hahaha



"Heh, hape terus," tegur Yera yang menopang dagu di meja, mulai merasa bosan.

Jeka mendongkak terkejut, langsung memasukan hape ke dalam saku jaketnya dan tersenyum manis sambil memajukan diri.

"Apa, Yera?"

"Ya kamu tuh. Belakang ini, main hape terus. Ada yang seru ya?" tanya cewek itu mendengus kecil.

Jeka menipiskan bibir, "ah.... aku buka grup kelas, lagi rame bahas liburan juga."

"Loh???? Mau liburan????" kata Yera dengan perubahan jelas. Cewek itu agak memajukan diri, menatap Jeka seksama.

"Hn, nggak tau sih. Katanya mau liburan ke bali," balas pemuda tampan itu agak mencuatkan bibir.

Yera mengerjap-ngerjap, "wah gila.... ke bali? Eh aku juga belum study tour tau huhuhu, kira-kira kemana ya?"

"Taun kemarin ke lombok."

"Ini pesanannya," kata si wanita paruh baya itu menghampiri meja mereka, meletakkan dua mangkuk es krim di meja.

Wanita itu mengerutkan kening, menatap Jeka agak terkejut. Ia mendekatkan diri, meneliti wajah cowok itu dengan raut wajah bingung.

"Eh, bukannya kamu suka ke sini ya?" kata wanita itu, lalu menoleh ke Yera. "Tapi kok ceweknya bukan yang biasa?" sambungnya mengernyit.

Jeka membelalak, ia membasahi bibir. "Mungkin ibu salah liat," katanya agak terbata. Jadi gugup sendiri.

Yera mengangkat kepala, "oh. Emang kemarin ke sini sama cewek yang kayak gimana bu?" tanya Yera diiringi senyuman kecil.

"Sama cewek rambut panjang, cantik kayak model, tinggi juga. Tapi kamu juga cantik kok," balas si ibu kedai pada Yera.

Yera tertawa kecil, "ibu bisa aja. Makasih ya bu!"

"Iya, sama-sama. Selamat menikmati ya."

Yera menarik satu mangkuk es krim ke depannya. Lalu memainkan sendok dan menyuapkan ke mulutnya dengan tenang.

Sementara Jeka meneguk ludah gugup, menatap wajah Yera dengan raut wajah memucat pias.

"Siapa?"

Jeka mengerjap-ngerjap terkejut, "hn? Siapa?" gumam Jeka diam sesaat. "Ah..... mungkin Somi kali."

"Nggak usah bohong, Ka. Kamu sama Somi itu nggak akur."


Jeka tersentak, cowok itu memainkan lidah di dalam bibir. Ia merasa terpojok tak bisa membalas, tertembak telak.






**

(a/n):

tadinya mau double up langsung tapi lupa banyak tugas!!!! kadang nyesel gwe masuk akuntansi :")))))

Dua ArahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang