Cowok dengan kaos hitam polos dan celana olahraga pendek itu mengambil napas sambil berjalan ke sisi lapangan dengan bola basket di tangannya.
"Lo napa sih, Ka? Berhenti anjir lo udah main tiga jam," kata Jeffri khawatir sendiri.
Jeka terdiam, masih tak mau menjawab apapun. Yang kemudian meraih botol minum air dingin dan meneguknya sekaligus.
Jeffri dan Malik berpandangan, lalu menghela napas.
Ya siapa lagi yang bisa Jeka kayak gini kalau bukan Yera Keara Adeline.
"Berantem lo sama Yera?" kata Malik menembak.
Jeka menoleh sebentar, "nggak," balas si kapten basket itu mengelak. Lalu berjalan lagi ke lapangan basket yang ada di belakang rumahnya, "cepet! Mau main gak?!"
Jeffri menghela napas panjang, "gak. Gue mau pulang, capek bangsat. Lo aja main sendiri sampe pingsan," kata Jeffri mendengus kesal.
Cowok berlesung pipit itu meraih tasnya dan berjalan pergi bersama Malik yang mengikuti di belakangnya.
Menyisakan Jeka yang berdiri sendirian di tengah lapangan kecil itu dengan bola basket di tangannya.
Jeka mendongkak, menatap langit yang sedari tadi mendung. Tapi hujan tak kunjung turun juga.
Ia menggeram kesal, mengingat sudah beberapa hari Yera mengabaikan semua pesan dan telponnya. Apalagi cewek itu sering berlari atau putar balik jika bertemu dengannya di sekolah.
Yera juga menghindar dan tak mau bertemu saat Jeka pergi ke rumahnya.
"Gue salah apa?"
**
"Napa sih lo kalau galau mengkhawatirkan banget?" kata Yohan mendecak tak percaya, sambil menggelengkan kepala dan bertepuk tangan seolah kagum.
Yera yang tidur terlentang di lantai tak menjawab masih sibuk menyanyi.
"DAN DISAAT SANG PENGGODA DATANGGGGG... KAU BIARKAN DIA HANCURKAN ISTANAKU."
"Sinting anjir," komentar Jojo tak peduli banyak, meraih toples berisi keripik pedas yang disediakan oleh Yera.
Yera menatap langit kamar dengan dramatis, "haruskah aku berhenti berjuang?" kata cewek cantik itu memperbaiki posisi menjadi duduk.
Yohan mengerutkan kening, "berjuang apa? Lo kagak perang setan," balasnya keki.
"Ck, gue tuh perang sama hati gue sendiri, Yo. Lo gak akan tau! LO GAK AKAN PERNAH TAU APA YANG GUE ALAMIN SELAMA INI!" jerit Yera mencengkram kerah Yohan dengan heboh.
Yohan yang tiba-tiba diserang jadi merenggut takut, "yaampun, aku bercanda sayang. Lepasin aku dong."
"HA! Lo pikir lo siapa mainin gue seenaknya bangsat?" kata Yera mengumpat kasar sambil menunjuk-nunjuk ke arah Yohan.
Yohan merenggut, jadi memundurkan diri takut, merapat dengan Jojo. Keduanya bergedik ngeri melihat Yera yang semakin hari semakin tak terkendali.
"SIAPA YANG SALAH HAH? GUE? DPR? TUKANG SEBLAK?"
**
Ghea menggigit bibir, mengetuk pintu di hadapannya dengan ragu. Cewek cantik menggerakan kaki tak sabar. Hingga suara pintu kamar terbuka membuat Ghea hampir terjengkang saking kagetnya.
Cowok di depannya, Arga, tetangga sekaligus teman dekat Ghea ini menatapnya malas.
"Apa? Lo masih inget gue?" kata Arga ketus.
"Jangan gitu dong, gue jadi merasa bersalah....." cicit Ghea takut sendiri. Cewek itu mengerjap, "nih gue bawa ini," katanya mengangkat sekotak pizza ke hadapan Arga.
Arga menghela napas panjang, membuka pintu kamar mempersilahkan Ghea masuk ke dalam.
Cowok itu naik ke atas ranjang, meraih hape di meja dekat kasur. Tak memperdulikan Ghea yang duduk lesehan di karpet.
"Udahan napa marahnya, Ga," kata Ghea memajukan bibir. "Kenapa sih gue salah apa?"
Arga melirik sinis ke arah Ghea, "lo masih nanya?" tanya cowok itu memasang wajah lelah.
"Ya....... tanggung....... tunggu bentar lagi," sahut Ghea serak.
"Kapan? Sampe lo ketauan dan dimusuhin satu sekolah?"
"Arga."
Arga melengos keras, berjalan mendekat dan duduk di samping Ghea. Cowok itu memegang kedua bahu Ghea, menatapnya tepat.
"Ghe, coba inget apa yang bikin lo bahagia?" tanya Arga dengan wajah serius.
Ghea terdiam. Tak langsung menjawab. Cewek itu mengerjap polos, akhirnya bersuara, "kak Jeka?"
"Ck, bukan ituuuu," kata Arga gemas.
"Apa sih yang bikin gue bahagia emang kak Jeka......."
"Lo bahagia apa pura-pura bahagia sih? Udahlah, lu tiap hari makin bucin," kata Arga menyerah, jadi berdiri dan duduk di tepi ranjang.
Yang kemudian jadi membaringkan tubuh dengan tangan yang digunakan sebagai bantal.
"Ga...."
Suara kecil itu membuat Arga perlahan membuka mata, menoleh pada Ghea yang menunduk, memainkan sedotan di minumannya.
"Hn?" sahut Arga yang tak tahu harus menjawab apa.
"Gue udah salah terlalu jauh gak sih, Ga? Tapi gue nggak tau cari balik lagi," kata Ghea membasahi bibir bawah. Ia terdiam, tak langsung melanjutkan. "Pilihan bodoh yang nihil tapi tetep gue lakuin dengan tulus.... bodoh."
"Lo tau sendiri," kata Arga dengan suara serak. "Lo tau kalau bahagianya dia bukan di elo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Arah
Teen FictionSemua warga di sekolah tau kalau hubungan Yera sama Jeka itu definisi relationship goals. Mereka taunya kalau Yera itu adalah orang paling berharga buat Jeka. Yera itu cewek satu-satunya. Itu sih yang mereka tau. ©️ 2017, written by ssy-pie.