12. Tentang Somi

2.9K 497 170
                                        

"Astaga, beneran sama Somi, Yer," kata Jeka berusaha membela diri dengan gaya ngotot.

Yera memandang Jeka penuh selidik, lalu meraih hape miliknya dan mencari kontak Somi, adik Jeka satu-satunya yang masih berada di kelas 1 SMA.

"Awas aja kamu bohong."


Yera: Somiiiii

Yera: oyyy

Somi: apaaaaa kak Yera????

Yera: eh gue mau tanya

Somi: nanya apa?

Yera: lo suka ke kedai es krim di jalan Merdeka bareng kak Jeka?

Somi: hah?

Somi: ohhhhh

Somi: iya aku suka ke sana

Somi: kenapa kak?

Yera: eh? Gapapa nanya aja kok

Yera: makasih ya

Read



Yera mengangkat kepala, langsung mendengus kecil lalu meraih lagi mangkuk es krim dan menyuapkan kembali.

Diam-diam Jeka menghela napas lega. Kemudian membuka hapenya dan mengetikan pesan.

Jeka: Som

Jeka: makasih ya


***



Siang itu, Yera menyedot teh kotak dingin di tangannya sambil merapihkan berkas di ruang OSIS bersama dengan Mark yang duduk tak jauh dari sana.

"Lo udah bikin proposal, Yer?" tanya Mark yang sedang merunduk bermain hape di pojok sambil mengisi daya baterai.

Yera menoleh sesaat, "hooh, sekarang udah awal bulan Agustus," balas Yera mengingat mereka sudah memasuki bulan Agustus.

Mark mengangguk kecil, tak menjawab lagi.

Suara ketukan di pintu membuat mereka berdua jadi menoleh, menatap gadis cantik yang berdiri di ambang pintu ruang OSIS sendirian.

"Eh, Somi, ada apa?" tanya Yera jadi berdiri dan berjalan mendekat.

Somi meringis kecil, "anu kak. Gue di suruh kak Jeffri buat manggil kak Yera, katanya ada yang mau di bahas tentang OSIS," balas Somi menjelaskan.

Yera mengerutkan kening, "loh. Kenapa kak Jeffri nggak langsung ke RO aja?"

"Kak Jeffri masih di ruang basket kak, lagi ngurusin daftar anggota buat lomba bareng kak Jeka," kata Somi mengingat tadi ada Jeka di ruangan ekskul basket.

Yera mengangguk cepat, langsung berjalan keluar dari ruangan OSIS sambil memadangi Mark, "jangan lupa dikunci!"

"Yo!"

Gadis mungil itu menutup pintu OSIS lalu berjalan beriringan dengan Somi yang berada di sisinya.

"Lo mau ke kelas, Som?" tanya Yera agak bingung.

Somi menoleh, "oh nggak. Gue mau ke ruangan dance juga hehehe, jadi satu arah," balas Somi cengengesan kecil.

Yera tersenyum manis, "eh, lo udah akur ya sama kak Jeka?" tanya Yera mengingat kala itu Jeka dan Somi memang tak akur dan sering bertengkar saat Yera pergi ke rumahnya.

Bahkan Somi sering menangis dan marah-marah jika berdekatan dengan Jeka.

Somi menoleh, berusaha menguasai air muka. Lalu meringis, "ah.... gitu deh, akur nggak akur."


"Yera."


Merasa namanya dipanggil, Yera jadi menoleh ke belakang, suara manis itu membuat Somi juga jadi membalikkan tubuh terkejut.

Ghea berdiri sambil memegang beberapa buku di tangannya.

"Hai, Ghea! Habis dari perpustakaan ya?" sapa Yera memandangi buku paket yang dipeluk oleh Ghea.

Ghea mengangguk kecil, kemudian menoleh pada Somi dengan wajahnya yang kaku dan canggung.

"Oh iya, kenalin dia Somi. Adiknya kak Jeka," kata Yera ceria memperkenalkan Somi yang menatap Ghea dengan tak suka terang-terangan.

Ghea tersenyum lebar, "gue Ghea," katanya memperkenalkan diri manis.

Somi melirik Ghea sesaat, yang kemudian beralih ke arah Yera dan memeluk tangan gadis itu, menyeretnya pergi dari sana.

Yera yang diseret hanya tertarik pasrah. Dengan Somi yang tak bisa menyembunyikan wajah kesal dan tak sukanya.




"Nggak usah gaul sama dia deh, kak!"

"Hah, kenapa?"

"Jangan. Dia tuh ular!"


**


"Kak, lo tuh buta ya? Kak Yera kurang apa?" kata Somi mendecak kesal, sudah marah-marah saat datang ke kamar kakaknya.

Jeka melirik sesaat, kembali memainkan game di komputernya. Tak memperdulikan ocehan panjang lebar dari Somi.

Somi berjalan dan duduk di samping kasur Jeka. Cewek dengan mata coklat itu menghela napas, "kak. Gue tau ini tuh cuman cinta monyet. Tapi lo nggak boleh kayak gini....."

"Lebih baik putusin kak Yera kalau kakak emang milih kak Ghea," omelnya ketus.

Somi menghela napas panjang, "aku yakin...... Di dalam lubuk hati kak Yera, dia tau. Tapi dia milih buat percaya."






Jeka berhenti bergerak, jadi menolehkan kepala ke arah Somi dengan wajah terkejut jelas.
 


**

(a/n):

LUPA KEMAREN GAK DIPUBLISH PADAHAL DOUBLE UP SPESIAL JK ULANG TAUN

Dua ArahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang