Tentang Oliver

156 19 0
                                    

OLIVER'S POV:

Udah gue duga si cewe lelet itu bakal terlambat lagi. Hahaha untung ga gue gagalin rencana tadi. Baguslah. Yang satu lagi ga ngaret pasti.

"LUKE!" Teriaknya.

Iya, dia. Si manis yang ga pernah datang terlambat. Hah senangnya dia udh dateng.

"Kamu tepat waktu."
"I know. Tapi-"
"Ayo kita nonton bioskop saja ya." Gue potong perkataannya.

Gue yakin dia akan menanyakan keyakinan gue bahwa perempuan yang lelet itu akan datang sangat terlambat. Lagipula sekarang kan gue tiba lebih awal 1 jam dari waktu yang gue dan gadis lelet itu janjian, jadi ga perlu khawatir bila akan menonton film berdurasi 2 jam pun.

"Baiklah. Film apa?" Balasnya. Wajahnya terlihat agak khawatir.
"Kamu yang pilih."
"Kalau begitu aku mau yang horror saja"
"Hah? Hmm baiklah kalau itu mau kamu."

Mulai berani dia hahah. Harus gue manfaatin.

Saat kami sedang menikmati film dengan banyak adegan mengagetkan itu, si gadis manis ini sempat berteriak. Segera gue rangkul pundaknya dan gue katakan beberapa patah kata untung menenangkannya.

"Shhh come on it's okay. Aku ada disini."
"Ya.. ok."

Film selesai begitu saja. Hahh tidak ada yang terlalu menegangkan di film itu. Tidak apa. Adegan yang kami lakukan lebih seru haha. Dia peluk gue tadi. Asiknya bermain dengan manusia manusia seperti ini.

Telepon gue berdering. Nama "Anatie Carmen si tukang telat" muncul di layar hp gue.

Ah manusia ini udah sampe. Diemin dulu deh.

Gue dan si gadis manis pergi membeli kopi dingin. Kami tulis nama kami masing-masing di gelas. Gue tulis namanya di gelas gue, dan dia menulis nama gue di gelas dia.

Si cewek lelet nelpon lagi. Gue langsung angkat. Sebelum gue sempet ngucapin halo, dia main nyerocos aja.

"Halo? Kamu dimana?" Kata dia.

Dia bilang dia udah sampe disini. Yaudah gue bilang aja gue udah pulang gara-gara dia kelamaan.
Tiba-tiba si gadis manis berkata agak keras.

"Apakah itu Ann?"

Dengan cepat gue langsung tutup telepon nya dan berkata dengan halus pada si gadis di sebelahku yang sedang bersandar padaku ini.

"Iya, itu si manusia tukang ngaret itu. Lain kali kalau telepon nya sedang menyala, jangan kamu ngomong keras-keras lagi. Oke, manis?"
"Baiklah. Maafin aku ya."
"Always."

Kami terdiam sejenak lalu dia mulai berkata.

"Aku bukan penggantinya, Luke."
"Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?"
"Maksud aku ya itu. Aku bukan pengganti dia. Aku ga mau digantungin gini, yang bakal kamu tembak kalau dia udah pergi. Pilih, Luke. Kita gabisa bohong selamanya sama dia."
"..."
"I'm just your friend right now, Luke. Kamu bisa peluk aku, pegang tangan aku, gandeng aku, bahkan kamu boleh cium aku. Selama ini aku kasih. Daripada kamu nyakitin dua cewe, kamu harus pilih. Kamu mau dia atau aku? Aku tunggu besok. Aku mau samperin dia dulu. Bye."

Dia pergi.

Apa peduli gue kalau mereka berdua sakit hati? Gue cuma perlu mereka berdua kasih apa yang gue mau. Si lugu yang suka terlambat dan mudah dikerjai itu, dan si centil yang manis dan rela melakukan apa saja. Aku merasa jadi seorang penguasa disini haha. Tapi.. Daripada gue kehilangan si manis yang udah jadi boneka gue, mending gue pikirin buat mutusin si gadis pecinta jam karet itu.

Dalam perjalanan gue turun ke bawah, gue ngedumel sendiri.

"Liat aja. Gue putusin lo biar lo cuma pacaran ama buku aja haha"

Tiba tiba satu orang cowo berdiri di samping gue. Dia bilang,

"Wah, sama kayak gw dong. Pacar gw cuma buku astronomi dan bintang-bintang haha."

Gue kaget.

Bisa ada orang gila juga ya di mall. Masa pacaran sama bintang? Dasar sinting. Jomblo. Mending gue.

Tapi abis itu dia ngomong lagi.

"Mungkin tuh cewe cocok sama gw."
"Ambil aja." Gue bales.
"Wah.. Tapi gw gatau dia siapa dan dimana haha. Kalau emang Tuhan mau pertemukan gw sama dia, berarti gw bakal jadi ksatria baja silver yang nyelamatin dia, si putri, dari istana penyihir jahat yang tukang selingkuh. Hehehe."

Wtf man?

"Seenaknya aja lo kalo ngomong. Kata siapa gue selingkuh?"
"Kata hp gw dan foto-foto yang diambilnya hehe. Bye! Otw toko buku!"

Sial. Bodo lah. Dia ga kenal juga sama si gadis lelet itu.

Gue langsung cus ke parkiran dan keluarin mobil yang gue valet in. Haha kaya kan gue? Cewe-cewe banyak yang tergila-gila sama gue. Emang gue itu cowo impian banget. Cuma si gadis tukang ngaret itu ga tau kalo gue dalemnya playboy. Kalau aja tu anak bukan primadona sekolah, gabakal gue jadiin pacar.

Pas sampe di apartemen, gw langsung baring. Entah gimana gue tiba-tiba keinget muka cowo tenge itu. Rasanya pengen gue remukin mukanya.

Gue dirumah sampe malem cuma main laptop, ngerayu cewe-cewe. Siapa tau dapet yang body nya mantep. Lumayan kan?

Si cewe itu belom nelpon gue. Kayaknya dia lagi have fun sama si manis. Seneng banget sampe ga telpon sama sekali.

Gue diem sebentar untuk mikirin perkataan batin gue tadi.

AH BUSET KOK GUE JADI MIKIRIN DIA? GUE HARUS PUTUS! PUTUS!!!

Lelah banget gue hari ini. Mau tidur aja. Kali aja ketemu putri salju di dalem mimpi.

Tentangnya dan Para BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang