Tentang Putri Tidur

5 1 0
                                    

"Konser apa??" Tanya ku penasaran.
"Ya liat nanti aja, 'Princess'," sindir Astra sambil tersenyum jahil.
"Bacot sekali ya kamu hei!" Aku menyikut perut Astra, Astra tersenyum puas penuh kemenangan.

Astra membawaku naik mobilnya. Dia selalu tersenyum sepanjang perjalanan, sembari menyiramiku dengan cerita-cerita masa kecilnya.

"Dulu saat ayah pergi, ibu selalu sedih, tapi tiap gw ajak liat bintang di luar, sedihnya hilang gitu aja. Makanya gw yakin banget kalau langit berbintang itu obat buat semuanya."
"Hebat, ya."
"Memang! Lo harus coba kapan-kapan kalau lagi sedih, liat keluar aja," balasnya.
"Hmm oke nanti deh."
"Tapiiiiii.." kata Astra membuat ku penasaran.
"Tapi apa?"
"Gw harap lo ga sedih lagi, Nat. Gw harap lo cuma ngeliat ke arah langit penuh bintang karena lo seneng, dan pengen seluruh langit ikut seneng bareng lo."
"Siap komandan!" Kami pun tertawa bebas.

Astra membawaku ke sebuah cafe yang lumayan jauh dari rumahku. Sedikit cafe yang sudah buka sepagi ini, tapi cafe ini menyediakan menu sarapan. Aku memesan makanan yang simple, sarapan paling klasik, sandwich dan susu hangat. Astra memesan omelet dan kopi hangat. Kami bercakap sembari menunggu makanan disajikan.

"Tra, gw mikir, kenapa coba lo dijodohin pas SD? Aneh ga sih, anak SD mana tau soal cinta? Pasti tau nya cuma suka-sukaan, cinta monyet, yaa cuma nambahin sampah di history lo aja ga, sih?" Tanya ku.
"Mungkin karena itu, sih. Kalau pas sudah umur-umur segini dijodohin pasti gw bakal nolak," penjelasan Astra masuk akal. "Lagian kan jadi bisa kenal si jodoh ini dari kecil, jadi lebih deket gitu ye kan," katanya sambil tertawa.
"Tapi pas Matilda ninggalin lo itu, kan baru mau SMP? Masa segitu gampangnya ya, anak ingusan, masih belom cukup umur, nolak perjodohan dengan alesan mau cari cowo mapan?" Aku menimpanya lagi dengan pertanyaan kedua.

Astra tersenyum.

"Di dunia ini, pikiran manusia semuanya bekerja berbeda. Gaada satu orang pun yang bisa tau cara pikir yang lainnya. Sama aja kayak lo dan gw, lo gatau apa yang sebenernya gw pikirin sekarang-"
"Jawaban dari pertanyaan gw?" Selak ku, mengejek Astra.
"Ya- ya gimana ya, betul sih, tapi ya lo tau kan maksud gw?"
"Iya, iya, haha lanjut!"
"Gw juga kan ga bisa tau sebenernya di pikiran Matilda kayak gimana waktu itu. Gw aja baru tau sekarang ini, kalau mama nya yang suruh dia untuk stop sama gw."
"Okay, point taken."

Makanan kami datang, aroma nya memenuhi cafe. Kami berdoa, kemudian menyantap makanan tersebut. Rasanya sangat enak, walaupun belum ada rasa yang bisa menandingi sandwich signature mama. Kami mencoba makanan satu sama lain, mencicipi minuman satu sama lain juga. Ternyata ini rasanya sarapan bersama orang lain selain keluarga, menyenangkan.

Seusai sarapan, kami pergi ke sebuah pameran buku besar 24 jam di dekat sini. Banyak banget buku impor, Astra menawarkan akan membelikan ku 2 buku sebagai hadiah ulang tahun. Aku sudah memutuskan akan mencari novel dan buku puisi yang baru diterbitkan oleh 2 orang penulis favoritku.

Aku berkeliling, agak berlari saking semangatnya. Aku tau Astra akan ada di rak astronomi jadi aku tidak khawatir akan kehilangan dia. Menyusuri toko buku yang megah pada hari ulang tahunku, membuat aku sedikit bernostalgia. Oliver dan Sam pernah mengajakku ke tempat yang seperti ini, 24 Juli tahun lalu. Aku jadian dengan Oliver itu 24 Juli 2 tahun yang lalu. Oliver menjadikanku pacarnya sebagai hadiah ulang tahun ku, tapi aku malah berpikir dia memilih hari yang sama dengan ulang tahunku agar dia tidak akan terlihat lupa kapan ulang tahunku.

"Nat, sayang banget kalo ultah lo di spend cuma buat lo ngelamun doang," bisik Astra di telingaku tiba-tiba.
"ASTAGA!" Aku reflek berteriak.
"Shhh!" Kata Astra sambil mengisyaratkan agar aku menurunkan volume suaraku.
"Lagian lo dateng tiba-tiba gitu, kan kaget," balasku kesal
"Iya, iya, maaf Tuan Putri. Tapi ini gw udah dapet dua buku yang lo cari-cari, udah di checkout juga, yuk lanjut jalan lagi," ujar Astra.

Tentangnya dan Para BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang