Tentang Teman Baru

150 10 0
                                    

"Buat apa ini Tra? Yaampun lo gabut ya?" Responku saat melihat bintang itu.
"Mungkin." Katanya. Kemudian dia terdiam.

Oh iya, aku juga ga pernah lupa untuk ngabarin mama. Mama juga gapapa Astra dateng ke rumah. Pokoknya mama bolehin aku keluar asal ada temen, dan ga macem-macem.

"Mungkin?" katanya yang kemudian kemudian dilanjut,
"Iya. Gatau sih. Uhm. Tempel aja di kamar lo tuh bintang. Hahaha biar ga kangen gw."
"Becanda aja dasar jomblo."
"Dih lo lupa lo baru jadi jomblo? Yeh dasar pikun." Katanya sambil tertawa geli.
"Orang aneh." Balasku.
"Tukang bolos." Balasnya lagi.
"Dih? Orang gabut.
"Lah? Bilang aja lo seneng gw dateng ke sini! Ya kan ya kann? Tukang bohong!"
"Dasar ge er!"
"Baperan!"
"Narsis!"
"Cantik!" Tiba-tiba dia meneriakkan sebuah kata yang jauh dari kata hinaan. Permainan kami pun berhenti dan membuat kami terdiam sejenak. Wajahnya memerah. Haha lucu banget.

"Makasih. Tapi.."
"Tapi apa?"
"Ah bilang aja lo cuma mao dipuji balik dasar banyak mau!"
"Dih rese."
Kami lalu kembali tertawa lagi.

"Makan yuk! Gw traktir!" Ajak Astra.
"Elah gw baru putus, bukan baru bangkrut. Mending lo-"
"Mending traktir novel impor kan? Okelah."
"PERAMAL LO YA?! Jauhh! Pergi jauhh! Gw ga mau berurusan sama penyihir! Hus husss!" Kataku sambil melangkah menjauh dan tertawa setelahnya.
"Dih yaudah gajadi gw beliin." Katanya dengan nada mengejek.
"Lah lah jadiin dongg! Yayayaa? Plisss kaka beliin kaka."
"Ada maunya aja. Dasar."
"Yess menang!"
"Yaudah gih ganti baju. Jangan lama-lama. Bisa-bisa gw berubah pikiran ni."
"Dihhh.. Yaudah sabar."
Kemudian Astra ketawa kenceng banget.

Aku langsung cepet-cepet dandan karena takut di ejek lagi sama orang gila itu. Eits gamau ngatain ah takut karma. Setelah memilih kemeja biru dan celana jeans, aku langsung mengenakannya dan turun ke bawah. Aku tuh bukan tipe cewe yang butuh bertahun-tahun untuk milih outfit, jadi aku bisa buktiin ke Astra kalo aku gaakan lama-lama ganti bajunya. Hari ini juga aku udah mandi pagi-pagi banget soalnya udah tau Astra bakal dateng. Gamau kejadian kayak hari pertama haha. Dia waktu itu niat banget acting ke bau an sampe mau mati gitu. Gila dia.

"TRAAAAAA!" Teriakku sambil meluncur pada pegangan tangga.
"WOY CEWE GILAA!" Katanya setelah melihatku meluncur begitu cepat ke arahnya.
"Anjir anjir mao jatoohhh!" Aku mulai goyah.
"TIATI NAAA!" Katanya sambil melempar bantal besar dari sofa ke bawah tangga.

Aku kemudian jatuh di atas bantal tersebut. Bantal nya sangat empuk jadi gapapa. Kami kemudian ketawa-ketawa lagi.

"Eh dasar cewe gila. Panik gw!"
"Hahaha makasih ya. Mungkin gw udh buta tadi kalo lo ga selamatin."
"Lucu juga siihh." Katanya sambil tertawa jahat.
"Jahat emang."
"Canda."
"Ye."

Kemudian Astra mengajakku pergi. Saat pertama kalinya bertemu dengannya yang begitu serius, aku ga menyangka kalau bakal seru banget saat udah kenal sama Astra.

Mungkin kita bisa jadi deket?

Dia mengajakku naik ke motornya. Dia menyerahkan helm yang sepertinya memang udah dia siapin buat aku. Lalu kami pergi untuk makan di sebuah restoran pizza. Kami memesan pizza dengan keju terbanyak karena ternyata selera kami sama. Aku kemudian memesan segelas es coklat, dan Astra memesan segelas ice lemon tea.

Kami makan sambil sesekali mengobrol. Seru sekali. Berbeda dengan dua orang yang ku kenal.

Astra lalu tiba-tiba bilang padaku untuk menunggunya. Katanya dia mau keluar dulu. Beberapa lama kemudian, dia datang kembali membawa semangkuk es krim dengan taburan sereal berbentuk bintang.
"Nih."
"Apansi bintang semua hahaha"
"Makan aja apa. Bersyukur dikit kek gw udah pikirin." Katanya sambil tersenyum mengejek.
"Cowo aneh."
"Hehehe makan makannn!"
"Iya-iya berisiiiiikk!"
"Huahahaha" tawanya agak dimiripkan dengan tokoh-tokoh antagonis pada film.

Tentangnya dan Para BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang