Tentang Kerapuhan

138 12 1
                                    

"CARMEN JUNIOR!" Ujar suara keras papa ku itu yang membuatku terbangun seketika.
"Mari berbicara." Ujarnya lagi.

Aku baru ingat kalau seharusnya aku berbicara dengan orang tua ku.

Sekarang jam 5 pagi. Rumahku dekat dengan sekolah jadi aku tidak perlu buru-buru. Aku segera berdoa dan mandi, lalu menghampiri papa dan mama.

"Apa yang harus kita bicarain pa, ma?"
"Anna bagaimana hubungan kamu dengan Samantha? Apakah baik?" Tanya mama.
"Baik, ma. Kenapa mama nanya itu?"
"Kamu yakin kalian baik-baik saja? Bagaimana dengan hubungan kamu dengan Oliver? Apakah masih berjalan?"
"Ya.. Tentu. Ada apa, sih?"

Mereka kemudian terdiam dan menatap wajah satu sama lain, seakan menggunakan bahasa mata untuk berbicara "haruskah kita mengatakannya?" Dan kemudian papa membalas pertanyaan tersirat mama lewat anggukan..

"Mama ga perlu kasih tau kamu apa-apa. Mama cuma minta kamu janjian sama Oliver hari ini, pulang sekolah."
"Nga-" belum selesai aku bicara, papa menyerobot masuk dalam pembicaraan.
"Ajak saja. Dan ceritalah pada sahabat mu yang kamu kasihi itu kalau kamu bakal ketemuan sama Oliver hari ini pulang sekolah. Papa harus berangkat sekarang. Mama akan menyusun rencana agar kamu tidak terlambat untuk kali ini saja."

Aku terdiam. Mama dan papa masih menatapku, menunggu persetujuanku. Aku pun setuju. Aku punya firasat buruk tapi tidak mengerti apa yang terjadi.

Aku pun sampai di sekolah. Aku melewati ulangan PKN dengan tenang. Hari ini juga belum ada Fisika. Aku tenang sekali hari ini. Seakan pembicaraan tadi pagi akan segera lepas dari pikiranku. Tapi kemudian aku melihat Oliver. Aku meneriaki namanya, tapi dia tidak menjawab. Menengok pun tidak. Mungkin kurang kedengaran. Aku harus menghampirinya. Dia berjalan ke kelasnya. Di depan kelas itu aku melihat Sam sedang duduk sambil memakan jajanan kantin favoritnya, siomay buatan Bi Rita.

Aku mengamati mereka dari jauh. Oliver menghampiri Sam dan duduk di sampingnya. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku langsung berlari kesana.

"Oliver!"

Dia terlihat kaget. Entah kenapa.

"Ann?" Balas Sam.
"Ada apa?" Lanjutnya.
"Ah ngga. Cuma mau ajak Bunny jalan hari ini." Balasku.
"Hari ini? Ada apa hari ini?" Kata Oliver dengan wajah bingung.

Aku pun segera mencari alasan.

"Besok adalah mensiv kita yang yang ke 13 bulan. Aku ga bisa kemana-mana besok karena lusa ada ujian Biologi. Aku harus belajar." Ujarku.

Oliver terdiam.

"Hmm. Ok. Kalo gitu gw ke kelas dulu. Udh mau bel. Okay?" Kata Oliver setelah beberapa detik berpikir.

Sam ikut pamit. Aku lega karena sudah melakukan misi ku hehe.

Setelah selesai pelajaran terakhir, aku melesat ke kelas Oliver di 10IPS1 untuk memastikan. Aku melihat Sam juga pergi kesitu. Entah ada apa.

"Samantha?"
"Oh, hi Ann!"
"Lo mau ngapain?"
"T-tadi Oliver minjem rautan gw. Iya, rautan. Trus gw mau ambil balik."
"Oh okay. Gw harus pulang buru-buru. Tolong bilang Oliver, gw minta janjian jam 4 aja."
"SIAP!"

Aku segera pulang ke rumah dan mengganti baju. Mama sudah siapin baju beserta rok dan sepatu yang ternyata bisa juga disebut ootd yang cukup manis. Dia sudah memasukkan uang ke tas ku, bahkan sudah memasukkan semua kebutuhanku ke dalamnya. Aku hanya tinggal memasukkan hp ku.

Mama kemudian masuk ke kamar dan memuji betapa manisnya anaknya ini. Mama kemudian berkata kalau supir yang ia sewa khusus hari ini adalah supir yang pintar mengambil jalan pintas dan tau seluk-beluk kota Jakarta. Dan dia, sudah sampai. Cepatnya. Mama memang ingin aku pergi ke sana tepat waktu.

Tentangnya dan Para BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang