Tentang Band

6 1 0
                                    

Via SMS [5.00 AM]
Merewood❤: Morning, princess.
Merewood❤: Mau aku jemput?

Masih pagi, tapi handphone ku berdering. Bukan telepon, sepertinya SMS.

Ah, Rio.

Aku segera menjawab ngga dan langsung siap-siap latihan band.
Aku lolos audisi belum lama ini, dan festival diadakan untuk menyambut tahun ajaran baru, walaupun diadakannya baru bulan Agustus. Akhirnya, kelas 11.

Aku satu band dengan Emilie, pianist yang katanya sangat handal. Callista Brown, yang walaupun sombong tapi kemampuan bass nya tidak diragukan lagi. David, cowo blasteran Jepang yang kayaknya bisa deh main drum. Aaaandddd.... Damian!

"Dame! Gw gatau lo ikut band?"
"Haha can't and won't miss the oportunity to jam with you!" Balasnya.
"How come?"
"Ya lo jago banget astaga. Pasti asik. Lagiaaaannn kan ada Brown hehe."
"Dasar."

Damian main gitar. Dia sudah suka sama Callista dari awal kelas 10. Walaupun kelakuan Callista memang membuat orang jengkel, tetap saja di mata Dame dia yang terbaik. Mereka sudah kenal dari kecil, childhood friends. Tapi Dame baru sadar kalau dia suka dengan Cal saat SMA.

Setelah semuanya berkumpul di studio, Emilie sebagai leader memutuskan untuk menunda latihannya.

"Jadi guys, i think akan lebih baik kalau kita kenal satu sama lain dulu. Biar bond kita dapet. Gimana?" Tanya Emilie.
"Yaudah, sans!" Kata Callista.
"Kalau my dear Cal mau ya gua juga mau dong!" Sahut Dame.
"Flirt. hmph!"
"But you like it, don't you?"
"Hehe"

Aku belum pernah melihat Cal blushing seperti itu.

Semua setuju dengan usul Emilie, kecuali David.

"Buang buang waktu aja!" Teriaknya.
"Yaudah kalau gamau ikut, gausah ikut!" Balasku spontan.

Emilie segera menenangkan kami semua dan memulai diskusi.

"So, guys. Name and genre? Gue dulu yaa. Emilie Lyv, panggil aja Emmy. Gue sukanya pop sama jazz."
"Callista Brown. Since kita bakal satu band, y'all can call me Cal. Musik klasik dan jazz, kalau pop juga enak."
"....David, Williams. Panggil nya Shiro aja. Gua suka metal, rock, worship, tapi pop juga oke."
"Damian Lukas. Call me Damian, atau Lukas. Gw sukanya R&B, pop, sama EDM."
"Anatie Carmen. Anna would be fine. Gw suka pop, jazz, R&B."

Ini pertama kalinya aku terbuka tentang selera musikku.

"Now then. Kita semua udah tau selera masing-masing, so it's better kalau kita main genre pop. Any objections?" Celetuk Emmy.

Semua menggelengkan kepala. Emmy tersenyum.

"Okay, then, let's get to know each other better!"

Kami mulai main Truth or Dare. Game nya seru sampai aku mendapat Truth.

"Giliran gw buat nanya lo, yes!" Celetuk Dame.
"Ugghhhh fine." Balasku, aku tau Dame bakal nanya aneh-aneh.
"Gimana nih, sama si Merewood?"
"Hahaha, apaan sih?"
"Jawab atuuhh!"
"Yaaa, biasa aja. Cuma udah mulai cemburu cemburuan."
"Cieeeeee!!" Satu ruangan bergaung dengan kata itu.
"Heh! Udah, udah. Jangan gangguin Anna kayak gitu dong guys." Balas Emmy. Aku heran kenapa.

Kami pun melanjutkan permainan.

"Truth oooorrrr Dare!" Tutup botol mengarah pada Cal.
"Soooo?" Tanya Dame.
"Truth deh."
"Ini giliran Anna!" Celetuk Shiro yang sepertinya sudah mulai berbaur.
"Hmm. Cal, how do you feel about me, and will you gossip about me later on?" Kataku tajam.

Suasana ruangan sunyi.

"Ah.." sepertinya dia kaget.
"I see, jadi begitu pandangan lo ke gue ya? Hmm. I'm not like that, you know? Gue cuma suka ngobrol aja, and i know most topics. I'm sorry if i ever hurt your feelings. Gw pernah gosipin lo sama Sam dan Olie, maaf. But i won't do it again. Gue bakal jaga mulut gue, janji."

Tentangnya dan Para BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang