Prolog

10.3K 1K 10
                                    

jangan lupa menghargai karya orang lain dengan vote dan comment ketimbang menjadi siders. oh ya, jangan lupa bahagia juga.

Suasana di aula sekolah begitu menegangkan. Semua murid terdiam menantikan pengumuman yang akan diberikan. Tak ada yang bersuara kecuali angin yang berhembus memasuki kaca jendela aula.

Hingga akhirnya, kepala sekolah mulai berbicara dan sanggup membuat hampir seluruh murid menahan napas.

Tak terkecuali Raja.

"Data nilai tertinggi sudah ada di tangan saya. Nama-nama juara umum untuk kelas sepuluh juga sudah ada di tangan saya," ujar kepala sekolah membuat suasana semakin mencekam.

"Juara ke-tiga untuk kelas sepuluh angkatan lima adalah Jonathan Yolanda," lanjut kepala sekolah. Dan seluruh murid menjadi riuh dengan tepuk tangan mereka.

"Jonathan, silakan maju."

Setelah Jonathan maju, kepala sekolah kembali melanjutkan pengumumannya.

"Juara ke-dua adalah.." kepala sekolah menggantungkan kalimatnya. Pria paruh baya itu tau juara satu dan juara dua mereka yang bertahan sejak SMP adalah saingan terpanas setiap kenaikkan kelas.

Raja menatap Sarah yang berada di sampingnya --berbeda tiga bangku di sebelahnya-- dengan kesal. Sedangkan Sarah, gadis itu hanya terdiam menatap kepala sekolah seakan-akan ia sedang tidak deg-degan.

"Seperti biasa, Raja... silakan maju," lanjut kepala sekolah akhirnya.

Raja mendesah kecewa. Lagi-lagi juara dua. Mengapa lelaki itu tidak pernah mendapatkan juara satu, sih?

"Dan seperti biasa lagi, juara satu diraih oleh Abigail Sarah. Silakan maju, Abigail," lanjut kepala sekolah dan dihadiahkan tepukkan heboh dari para murid.

"Sarah!!" Semua murid bersorak senang kecuali Raja yang menatap Sarah penuh kebencian.

Satu pertanyaan muncul dalam benak Raja seperti makanan apa yang Sarah makan sehingga ia bisa begitu pintar?

Rasanya Raja ingin bertanya kepada Sarah.

"Makasih, Pak," ujar Sarah setelah ia maju.

Raja mengerucutkan bibirnya kesal, "Kayaknya dia sering makan manisan, liat aja mukanya sok manis gitu."

Dan tentu, Sarah mendengar itu. Sarah menoleh ke arah Raja yang langsung memalingkan wajahnya. Lalu gadis itu berdiri di sebelah Raja dan membuat Raja menggeser posisinya sedikit untuk menjauhi gadis itu.

Secara tidak langsung, bendera perang dikibarkan lebih tinggi oleh Raja.

***

Sarah bukannya tidak deg-degan. Jantungnya tentu berdegup kencang. Bukan karena ia ingin sekali mendapatkan juara satu, tapi karena ia ingin Raja yang mendapatkan juara satu.

Rasa tak enak muncul saat dia terus menerus menjadi juara satu bertahan sejak SMP. Dan hal itu membuat Raja membencinya. Oleh karena itu, terkadang ia sengaja menurunkan nilainya agar remedial. Hanya saja, seperti takdir, ia tak pernah remedial. Nilai terendahnya adalah kkm. Dan jika Sarah mendapatkan nilai kkm, maka Raja harus mengikuti remedial.

Hal itu membuat Sarah tak enak.

Saat mata Sarah bertemu dengan Raja di atas panggung. Dalam hati, Sarah tersenyum walaupun lelaki itu sedikit menggeser posisinya agar menjauhi Sarah.

Halo, Raja.

CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang