"Kamu inget nggak sih, Sar?" Raja bertanya saat mereka sedang melakukan honeymoon.
"Engga," jawab Sarah memeluk pinggang Raja.
"Aku 'kan belum cerita."
"Ya, emang, makanya aku nggak tahu," balas Sarah cekikikan.
Raja mengecup hidung Sarah kemudian mulai bercerita. Menceritakan sebuah kisah yang menjadi awal mula perjuangannya mendapatkan hati Sarah kembali. Cerita yang membuat Sarah ikut meletakkan pikirannya pada masa-masa itu. Masa-masa ia masih mempunyai dendam terhadap Raja.
***
"Hai, Jun. Maaf telat," ujar Sarah segera duduk di hadapan Juni.
Wanita itu tersenyum maklum, "Balik dari Amerika buat lo jadi orang telat ya, Sar?"
"Engga, tadi tuh ada urusan sebentar," ujar Sarah kemudian memesan makanan melalui tablet di sebelah meja.
Setelah Sarah memesan makanan, wanita itu bertanya, "Gimana kabar lo? Udah punya anak?"
"Suami gue masih mau dating aja katanya. Gue juga belum siap punya anak sih. Masih mau bebas," jawab Juni tersenyum geli.
"Lo nikah muda banget sih."
"Daripada lo sampe sekarang nggak kenalin pacar juga," ledek Juni.
Ledekkan tersebut membuat Sarah tertawa kecil. Tak berniat membalas ledekkan Juni.
"Lo udah ketemu sama Raja?" tanya Juni penuh hati-hati, takut Sarah galau.
Sarah mengangkat kepalanya kemudian mengangguk kecil, "Udah."
"Dia gimana? Lo nggak akan percaya kalo gue ceritain gimana hancurnya Raja waktu lo pergi," ujar Juni terkekeh.
"Ya nggak gimana-gimana," balas Sarah.
Juni mengangguk, "Dia sengsara banget waktu lo pergi, Sar. Emang ya kadang cinta itu lucu. Kadang sepasang insan itu harus saling berjauhan dulu baru cinta menyadarkan."
"Kalo lo emang berniat balas dendam ke Raja. Lo udah berhasil, Sar," ujar Juni tertawa kecil, "berhasil banget."
"Maksud lo?" tanya Sarah tak mengerti.
"6 tahun dia nunggu lo. Dia udah cukup kena karma 'kan?" tanya Juni tersenyum kecil, "awalnya gue benci sama Raja gara-gara dia jahat sama lo. Tapi makin lama gue sadar, cinta Raja ke lo, melebihi cinta lo ke Raja."
"Dan dia buktiin dengan menanti lo se-lama ini 'kan? Dulu pas lo pergi, dia selalu nanyain lo tentang kapan lo balik, terus minta nomor telpon lo dan sebagainya. Gue nggak kasih karena itu kemauan lo 'kan? Tapi apa lo sadar? Lo udah jahat banget. Dengan memutuskan untuk menjauh dari Raja tanpa penjelasan, sama aja lo nyakitin Raja dan diri lo sendiri. Lo menderita selama di luar negeri 'kan? Kenapa sih harus balas dendam?" tanya Juni, "dia juga menderita karena berusaha mengingat lo di saat dia ngalamin amnesia, Sar. Yang menderita bukan cuma lo."
Sarah masih terdiam. Memilih mendengarkan ucapan Juni.
"Gue ngomong gini bukan karena menangin Raja. Tapi buat nyadarin lo, kalo selama ini lo salah. Cara lo balas dendam ke Raja itu salah. Dan gue yakin, kalo lo ketemu sama Raja, lo nggak bakal terima dia balik ke hidup lo 'kan? Buat lo tau, Sar, Raja nggak pernah sejahat lo," Juni menatap Sarah lekat, "dia nggak sejahat lo. Oke, gue akuin, dia emang jahat ke lo. Tapi perbuatan lo, jauh lebih keterlaluan daripada Raja. Dulu dia kayak gitu karena dia amnesia, Sar. Itu wajar. Sedangkan lo, lo ninggalin dia karena lo nggak terima disakitin--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya
Teen FictionJika Raja mendapatkan juara dua, maka Sarah mendapatkan juara satu. Jika Raja mendapatkan nilai 95, maka Sarah mendapatkan nilai 100. Jika Raja mendapatkan nilai di bawah kkm, maka Sarah mendapatkan nilai pas kkm. Jika Raja adalah mantan calon murid...