'Lo tu Aneh! Kadang baik, kadang jutek.'
---Cahaya bewarna putih ada dimana-mana dan menyeruak begitu saja disaat Keira membuka kelompak matanya perlahan.
Terlihat bingung dengan alis yang mengerut, tengah berfikir mungkinkah ia sudah berada di surga. Tetapi batinnya berkata, mana mungkin dia masuk surga."Awh." Refleks Keira memegang kepalanya yang terasa nyeri ketika hendak bangun dari posisi tidurnya.
Ia pun memejamkan matanya sejenak berharap nyeri dikepalanya akan segera hilang dengan posisi duduk.
"SETAN!!" Teriaknya tekejut melihat ada wajah seseorang yang mengamatinya dengan sangat dekat dari wajahnya saat ia membuka kembali matanya.
Mana mungkin ada setan disurga, batinnya.
Mengintip dengan sebelah mata, ingin memastikan siapa yang berada sangat dekat dari wajahnya tadi.
Dan seketika matanya membulat penuh diiringi mulut yang membentuk 'o'.Malaikat ini mah, batinnya bersuara.
"ALVIN!" Serunya heboh dan langsung saja memeluk Alvin yang berada didepannya. Alvin hanya pasrah dan tidak menanggapi.
"Vin, tadi ada setan tau!!!" Ceritanya kepada Alvin.
Alvin memutar bola matanya.
"Tadi itu gue." Ujarnya menjitak kepala Keira."Awh nambah sakit nih!" Ujar Keira refleks mengerjap dan memegang kepalanya itu.
"Eh."
Alvin meraih kepala Keira dan diusapnya ditempat yang sakit, Keira terpaku dan refleks tersenyum hangat.
"Masih sakit?" Tanya Alvin menatap tepat pada mata Keira setelah berberapa saat ia mengusap kepalanya.
"Eh udah kok udah." Jawab Keira tersadar kembali.
"Sorry ya." Ujar Alvin mengusap kepala Keira sekali lagi.
Keira tersentak dan tertegun, lagi. Bagaimana tidak, Alvin Damilo Fabian si laki-laki es yang tingkat cueknya jauh berada diatas urutan tahta Zeus. Meminta maaf dan mengusap kepalanya. Suatu mukjizat yang luar biasa pikirnya.
---
"Thanks ya." Terima kasih Keira kepada Alvin yang tumben-tumbenan berkeinginan menghantarkan Keira kekelas padahal mereka beda lantai.
Keira baru saja keluar dari UKS saat ia sudah merasa mendingan dengan nyeri dikepalanya itu, dan Alvin berniat menghantarkannya kekelas tepat disaat jam pelajaran ke-3 baru berlangsung. Takut bila terjadi apa-apa dengan Keira.
"Hm." Jawab Alvin diiringi anggukan dan tangannya yang terjun bebas mengusap kepala Keira lagi.
"Ekhem ekhemm." Alvin yang tengah mengusap kepala Keira langsung memindahkan tangannya tersebut ke tenguknya.
"Masih disekolah gan can. Pacarannya nanti aja pas udah pulang!" Tegur bu Ranti, guru kesenian yang merupakan 'sohib'nya para pelajar. Jauh dari kata killer dan sangat humble, itulah deskripsi yang tepat untuk ibu guru muda yang satu ini. Dengan panggilan yang khas darinya untuk para pelajar kesayangannya yaitu 'cogan dan cecan'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keira
Fiksi RemajaDia Alvin, cowo dingin yang hidupnya ga pernah ada yang namanya wanita dan tidak akan pernah ada "katanya". Bertemu cewe urak-urakan dan kalem disaat yang bersamaan. Tidak, bukan dua orang cewe sekaligus. Melainkan hanya satu orang yang memiliki du...