12• Laper Vin?

5.1K 408 35
                                    

'I love being Alone, but I hate feeling Alone.'
---

Ra!"

Teguran gadis yang dengan cantiknya berdiri didepan pintu memandang sahabatnya yang tengah menatap indahnya bulan yang berpadu bintang, membuat sang sahabat berbalik dan terkejut melihatnya.

"Lho Ajeng? Kangen tau!!" Seru Rara heboh mendapati Ajeng yang berada dibelakangnya.

"Kamu kok udah jarang main kesini? Kita udah jarang banget ketemu tau!" Rengek Rara melepaskan pelukannya dengan Ajeng yang tersenyum sumringah.

"Kita ketemu tiap hari kali Ra." Ledek Ajeng membuat Rara mendengus.

"Serah Jeng serah."

"Eh Ra, emang bener ya?" Ucap Ajeng gantung membuat Rara mengerutkan Alisnya bingung.

"Bener apanya Jeng?" Tanya Rara balik.

"Hm, maaf ni ya. Si Alvin tau soal keduanya?" Ujar Ajeng ragu sambil mengaruk tengkuk lehernya tidak enak dengan Rara, meskipun mereka sudah berteman sejak kecil.

"Kamu kok tau kalo Alvin tau?"

---

Tiga jam sebelumnya.

'Kringg kringggg'

"Hallo? Siapa nih?" Sapa Ajeng mendapati handphonenya berdering nyaring.

"Gue Alvin." Sahut orang diseberang sana yang ternyata adalah Alvin.

"Al..Alvin? Dapet darimana lo nomer gue?" Heran Ajeng sambil mengerutkan alisnya meskipun Alvin tidak bisa melihat itu.

"Udah, ga penting. Gue mau deketin Keira dan ngejaga dia, lo ga usah khawatir." Ujar Alvin tiba-tiba membuat alis Ajeng semakin mengerut.

"Gue udah janji buat selalu ada saat masa keterpurukannya, dan gue ga akan buat pengaruh lebih buruk atau mengambil kesempatan!" Lanjut Alvin diseberang sana, jika Ajeng bisa melihatnya mungkin ia sudah mati kutu melihat ekspresi yang memancarkan keseriusan serta mata yang tajam bak pisau yang dapat menoreh mata yang memandangnya dengan mudah.

"Yeuu.. Kesambet apa lo ngomong gitu." Balas Ajeng yang malah tertawa terbahak-bahak.

"Gue tau tentang keduanya." Sahut Alvin membuat Ajeng seketika menghentikan tawa dan tersentak dengan mata melotot.

"Keduanya apa maksud lo?!" Tanya Ajeng dengan suara meninggi. Ia sudah menebak-nebak, dan banyak pertanyaan yang mulai dikeluarkan oleh pikirannya.

"Keira dan Rara."

"Anjir demi apa?! Hallo Al..Alvin Woyy-" Ajeng mendecak frustasi, Alvin baru saja  mematikan teleponnya disaat ia ingin sekali menyampaikan banyak pertanyaan yang berada dibenaknya itu.

---

Rara menunduk dan tersenyum hangat mendengar apa yang dituturkan oleh sahabatnya itu.

"Iya Jeng, Alvin tau." Ujarnya menoleh kearah Ajeng.

"Kok gitu? Eh I mean, mama ga keberatan?" Tanya Ajeng yang memang Memanggil Mira dengan sebutan mama karena ia seringkali dititipkan oleh mama dan papanya di rumah Keira dulu disaat orang tua nya itu ditugaskan ke luar negeri, jadilah ia akrab dengan Mira maupun Keenan. Dan Mira sendiri yang tidak keberatan dipanggil mama olehnya.

"Justru mama yang awalnya cerita Jeng. Aku ga tau kenapa mama berniat memberitahu perihal yang jelas-jelas tidak sembarangan orang boleh tau. Mungkin karena Alvin orang yang terpercaya menurut mama, padahal kamu tau sendiri mama tuh susah percaya sama orang, apalagi mama baru mengenal Alvin." Ujar Rara menceritakan kejadian perihal itu kepada Ajeng yang tengah mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo udah pernah ketemu Alvin belom Ra?" Tanya Ajeng lagi, berniat ingin mengeluarkan satu persatu pertanyaan dibenaknya yang sudah menggebu sejak Alvin menelponnya sore hari tadi.

"Udah, pas malem mama menceritakan itu. Aku sama Alvin pergi ke rooftop salah satu pusat perbelanjaan diseberang sana terus aku ceritain lebih lengkap tentang kelainan ku, begitu tau kalo ia sudah mengetahuinya dari mama."

"Dia care banget gitu tau Jeng. Dia udah janji pula sama aku dan mama buat tetep ngerahasian ini dan bakal ngejaga Keira disiang hari." Lanjut Rara sambil tersenyum terbayang malam itu

"Bentar Ra," Ajeng menyipitkan matanya, merasa seperti ada yang janggal dengan cerita Rara.

"Malem-malem dirooftop salah satu pusat perbelanjaan?"

Rara mendelik menoleh kepada Ajeng yang tengah memasang wajah berpikirnya, seperti sedang mengingat sesuatu.

"Malem minggu bukan?" Tanya Ajeng dengan suara meninggi sehingga membuat Rara yang tengah menatapnya heran terlonjak kaget.

"Astaga, iya Jeng kenapa sih emang?" Jawab Rara setelah menarik dan menghembuskan nafasnya akibat terkaget dari perkataan tiba-tiba Ajeng.

"Viral disekolah tau Ra, gila anjir!" Ujar Ajeng manggebu sambil memperlihatkan gambar Rara dan Alvin yang tengah menatap bintang dirooftop salah satu pusat perbelanjaan pada malam itu.

"Kalo ada berita tentang Alvin sama lo, tolong kabarin gue ya. Biar gue bisa ngelindungin Keira disekolah." Ujar Ajeng tersenyum lembut kepada Rara.

---

"Makan dulu la Jeng sebelom bal-" Ajakan Rara terhenti ketika mendengar dentingan sendok dan garpu di meja makan sebelah tangga tempat mereka menapak.

"Lho Kok-?" Ujarnya bingung melihat orang yang diperbincangkan kedua sahabat itu sedang asik menikmati masakan sang mama hingga tak memperhatikan sekitar.

"Alvin? Wah gila lo asli gila! Tiba-tiba makan dirumah orang, kek orang kerasukan gitu lagi. Ga makan sebulan lo?!" Celetuk Ajeng yang sama terkejutnya  dengan Keira, tergesa-gesa menuruni tangga dan langsung saja meng-gebrak meja makan.

'Ukhuk-ukhuk'

Tersontak karena Alvin tersedak, Rara langsung saja mengambil cangkir dan mengisinya dengan air putih untuk diberikannya kepada Alvin yang tersedak keripik ayam goreng buatan mamanya.

"Duh kamu sih Jeng, orang makan malah digebrak mejanya." Sahut Rara sambil menggosok-gosok punggung Alvin yang tengah minum sampai menetes-netes.

Diambilnya selembar tissue diatas meja dan dilapnya sekitaran mulut Alvin yang dipenuhi tetesan air minum itu.

Alvin tertegun dan digenggamnya tangan Rara yang mengelapnya dengan telaten.

"Makasih ya sayang." Ujarnya hangat, mengedipkan sebelah matanya.

#note; Haii!! Sorry ya updatenya sorean. Aku lagi ga enak badan nih. Ngumpulin mood buat nulis juga susahh:( sorry juga part ini pendekan. Tapi enjoy yahhh, semoga suka!!

lu-ciferrr,
Palembang, 12 April 2017.

KeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang