"Shin-chan! Shin-chaan!"
Takao mencibir kesal ketika teriakan berbisik/?-nya dihiraukan Midorima. Orang pinter kalau ulangan mendadak tuli. Takao refleks menyumpahi Midorima kesal dalam hati.
"Eeh, eeehh..." Takao mulai menendang-nendang pelan bokong Midorima yang ada di depannya dari bawah meja.
Midorima menoleh kesal sambil berdecak. "Apa?"
"Sshh..." Takao menempatkan jari telunjuknya di depan bibir. "Jangan berisik, dodol."
"Apaan sih?"
"Nomor..." Bibir Takao monyong-monyong membentuk kalimat tanpa suara, tangannya mengisyaratkan nomor soal. "Dela..ppan.."
Midorima menaikkan alisnya sebelah, menunggu Takao melanjutkan.
"Sampe... Limaa... Belas..."
Eh buset. Kurang banyak.
"Apa Takao? Nomor delapan sampe lima belas? Yang PG kan?" Midorima berkata tanpa dosa, suaranya disengaja lantang.
Lirikan pengawas ruangan diterima Takao sedetik kemudian.
---
EH KEMAREN UN KELAR
KAMU SEDANG MEMBACA
Besok Senin [✓]
FanfictionTentang mereka dan semangat 'mau-gak mau'-nya untuk menghadapi ujian akhir tahun. "Kita bakal ngelakuin apa aja buat dapet nilai bagus! Iya nggak bro?" "Gak. Lebay lo." "..." || abal || receh || humor gagal bertebaran || no pair || setting suka suka...