Midorima menyesali fakta bahwa semalam ia melewatkan catatan Bahasa Inggris semester duanya. Dengan alasan mengantuk, jadilah ia tak membaca catatan dari si Mister.
Berkali-kali kacamatanya merosot turun akibat peluh yang mengalir dari dahi dan melintas lewat hidung. Matanya memicing. Otaknya bekerja keras mengingat-ingat pelajaran di kelas satu setengah bulan yang lalu.
Jadi kalimat comperative sama superlative itu yang kayak gimana?
Shintaro lupa, ya tuhan. Essay nomor dua di depannya begitu familiar tapi terasa asing. Matanya melirik Akashi yang berada satu meja serong kanan di depannya.
Gak. Apapun yang terjadi Midorima tidak akan bertanya, apalagi menyontek. Karena ia selalu menganut kalimat 'ujian yang sebenarnya adalah kejujuran'.
"Pokoknya superlative yang belakangnya -er, comperative yang belakangnya -st. Terus, akhirannya elu--"
"..."
Takao sialan.
Kalo mau diskusi sama yang lain itu nggak usah keras-keras, dasar toa.
.
Sebagai tanda rasa bersalahnya, Midorima mengosongkan essay nomor dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Besok Senin [✓]
FanfictionTentang mereka dan semangat 'mau-gak mau'-nya untuk menghadapi ujian akhir tahun. "Kita bakal ngelakuin apa aja buat dapet nilai bagus! Iya nggak bro?" "Gak. Lebay lo." "..." || abal || receh || humor gagal bertebaran || no pair || setting suka suka...