"Jadi, inikah alasan anda mengundang saya untuk melanjutkan pendidikan di tempat ini?"
"Begitulah. Kuharap kau memertimbangkannya dengan baik. Karena sepaket barang yang dijual terpisah akan menyusahkan pembeli."
"Tolong jangan samakan kami dengan barang."
Victorique menghempaskan kertas nan berada di tangannya ke atas meja kepala sekolah dengan asal, mulai kehilangan minat untuk mendengarkan celotehan si kepala tikus itu. Tanpa tersenyum atau mengatakan apapun, gadis itu bangkit lalu berbalik menuju pintu keluar. Menimbulkan keheranan tak terelakkan dari kepala sekolah UA.
"Hey, aku hanya bercanda. Tidak usah sampai seperti itu." sang kepala sekolah menarik kembali kalimatnya, berharap Victorique akan kembali dan memertimbangkan tawarannya. Bukankah seharusnya orang-orang di luar sana merasa terhormat mendapat undangan secara khusus langsung dari kepala sekolah UA? Lantas, ada apa dengan gadis ini?
"Sayang sekali saya bukan salah satu dari mereka yang merasa terhormat menerima tawaran anda, tuan. Tapi, bukan berarti saya tidak menerima tawaran anda." Victorique menghentikan langkah di ambang pintu, kemudian menolehkan kepala dan melirik ke arah si kepala sekolah yang langsung mengeluarkan tatapan berbinar.
"Bagus. Bagus sekali. Meski sudah terlambat, kau bisa memulai besok." ujar si kepala sekolah antusias. Dalam hati, Victorique berharap bahwa keputusannya kali ini merupakan sesuatu yang benar. Ya, semoga saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Her Dark Soul ( Todoroki Shouto x OC )
FanfictionMungkin, menjadi 'berbeda' merupakan sebuah kepuasan tersendiri bagi Victorique Blanc. Oh, tidak. Gadis itu bahkan tidak memedulikannya. Baginya, hidup berhubungan dengan orang lain tidak lebih dari sebuah formalitas belaka. Karena 'terhubung' membu...