Chapter 24

1.1K 149 4
                                    

Izuku menyambut Victorique dan Shouto dengan senyum lebar begitu mereka berdua sampai di kelas. Suasana kelas ramai sekali. Dipenuhi oleh wajah-wajah lelah yang tetap ceria dan bersemangat. Hari sudah sore, dan para murid ini hanya tinggal menunggu bel pulang berbunyi saja. Sementara yang lain belum menyadari kehadiran mereka, gadis itu membalas Izuku juga menggunakan senyum. Namun, senyum itu amat tipis hingga hampir tak dapat dikategorikan sebagai senyuman. Datar seperti biasanya, hingga mau tak mau Izuku harus memaklumi.

Lalu Victorique melirik ke samping kanannya, tempat di mana Shouto berdiri. Selang satu detik, lelaki itu ikut melirik Victorique -sadar sedang diperhatikan gadis itu. Namun, Victorique tidak mengelak. Toh, ia sudah tertangkap basah. Dengan kening sedikit berkerut, gadis itu menghela napas disusul oleh gelengan pelan. Tidak ia sangka Shouto tetap berada di ruang rawat sampai ia terbangun. Victorique teringat pada momen itu, di mana ia terbangun dalam keadaan sudah terbaring rapih di ranjang. Ia sempat mengira Shouto telah pergi, jadi ia berniat melanjutkan tidur. Tentu, sebelum matanya menangkap keberadaan lelaki itu. Tertidur di sisi ranjangnya dalam posisi duduk, menenggelamkan wajah dalam lipatan tangan yang ia letakkan di pinggir ranjang. Astaga, sebenarnya apa yang dipikirkan lelaki itu? Semula, Victorique sempat bertanya-tanya apakah Shouto tidak merasa pegal tidur dengan posisi buruk seperti itu, namun sepertinya hal itu bukanlah sesuatu yang harus ia urusi. Jadi, Victorique membuang pikiran dan keinginan untuk bertanya itu jauh-jauh.

"O-oh, mereka sudah kembali.."

Kaminari yang pertama menyadari hal itu. Bersuara, hingga seluruh penjuru kelas mendadak hening. Menoleh cepat ke arah dua orang itu, nampak seperti memerhatikan lekat-lekat. Sesaat, Victorique menahan napas lalu mengembuskannya perlahan sekali. Baiklah, tantangan terakhir hari ini harus bisa dilewati dengan baik. Jika dibandingkan dengan tadi, maka hal ini tidak ada apa-apanya. E-eh, tapi mengapa.. pandangan mereka sore ini terasa.. berbeda?
Victorique mengalihkan pandang, mengenyahkan pikiran itu secepat kilat. Pasti ia sedang berhalusinasi. Setelah semua itu, tidak mungkin pandangan mereka berubah dalam sekejap. Dengan berusaha mengabaikannya, Victorique memilih untuk berjalan cepat ke arah bangkunya. Ia yakin, begitu dirinya sampai di tempat itu, maka suasana kelas akan kembali seperti semula secara perlahan. Sisanya, ia hanya perlu menunggu bel pulang sambil berpura-pura tidur atau sesuatu semacamnya.

"Kau baik-baik saja?"

Hanya saja, saat itu suara seorang siswi terdengar. Sangat jelas dikarenakan suasana kelas yang memang hening. Di tempatnya, Victorique membulatkan mata kaget. Ia tidak tahu bagaimana bisa ucapan seperti itu dari teman sekelasnya membuat ia serasa disiram air dingin. Apa gerangan yang membuat seseorang bertanya seperti itu? Haruskah? Apa alasannya?
Meski sedikit kaku, gadis pirang itu menoleh ke arah sumber suara. Tepatnya pada Asui Tsuyu, yang berdiri di dekat kursinya sendiri. Gadis itu menatap lurus pada Victorique, sehingga Victorique yakin bahwa Tsuyu memang mengajaknya bicara.

"Y-ya.."
Jawab gadis itu setengah heran dan canggung. Lalu hening lagi. Dan selama selang waktu itu, Victorique mengepalkan tangan. Bersiap akan kemungkinan dirinya dijatuhi pertanyaan lagi. Entah bagaimana, hal sederhana itu terasa bagai sesuatu yang amat menegangkan.
"Kami.. mendengar berita itu dari All Might. Sekarang, beliau bersama kepala sekolah sedang mengurus pelakunya," giliran Eijirou membuka mulut, menggunakan gaya yang terlihat sedikit canggung. Terbukti dari tingkahnya mengusap tengkuk serta memandang ke arah lain. Kali ini Victorique hanya diam, bingung menanggapinya. Jika All Might dan kepala sekolah sudah mengurusnya, memang ia harus mengatakan apa?

"A-anuu.." Ashidou Mina mengangkat tangannya yang terlihat gemetar, dan tambah gemetar ketika Victorique menjatuhkan pandangan padanya. Seolah akan menghadapi kematian saja. Namun, Victorique mendapati dirinya tetap menunggu.
"Ka-ka-aa.." gadis itu tergagap hebat, sampai-sampai seisi kelas mengira Mina tidak akan pernah mampu menyelesaikan ucapan. Singkatnya, mereka hilang harapan pada gadis itu.

Behind Her Dark Soul ( Todoroki Shouto x OC )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang