"Hei, kalian sudah mendengar kabarnya?"
"Kabar apa?"
"Semalam, All Might beserta pahlawan pro lainnya berhasil menghancurkan salah satu markas penjahat lagi! Benar-benar hebat bukan?"
"Oh, kabar itu. Aku juga membacanya di koran hari ini."
"Aku benar-benar ingin menjadi sepertinya!"Setidaknya, kalimat-kalimat seperti itulah yang terdengar di ruang kelas 1-A pagi ini. Shouto hanya melirik sekumpulan murid itu sebelum memutuskan untuk diam. Ya, setidaknya ia mengetahuinya. Karena hal itulah yang membuat ayahnya pulang amat larut semalam.
"Pak Aizawa?!" pekik seluruh penghuni kelas 1-A ketika melihat sosok wali kelas mereka berdiri di ambang pintu. Wajah dan kedua tangannya masih dipenuhi lilitan perban. Menandakan bahwa dirinya belum sembuh secara maksimal.
"Apa sensei benar-benar sudah boleh keluar dari rumah sakit?" tanya salah seorang murid.
"Rumah sakit itu membosankan. Jadi lebih baik aku keluar saja" jawab Pak Aizawa, terkesan asal-asalan. Ia melangkah lalu berhenti tepat dihadapan mereka semua."Aku ingin mengumumkan sesuatu." Seketika, kelas menjadi hening. Semua perhatian fokus pada Pak Aizawa.
"U.A akan melaksanakan festival olahraga tahunan. Kalian pasti sudah tahu acara seperti apa itu."Sorak sorai seluruh anggota kelas terdengar pada detik berikutnya.
"Tunggu sebentar. Apa tidak akan ada penjahat yang menyusup lagi? Ini akan baik-baik saja, bukan?" Sero mengangkat tangannya tinggi-tinggi, menyita perhatian mereka semua."Justru sebaliknya. Karena ada kejadian yang menimpa kalian, pihak sekolah yakin event seperti ini bisa mengatasi krisis yang sudah berlalu. Dan kudengar, penjagaan polisi akan lima kali lipat lebih besar dari biasanya. Yang harus kalian pikirkan adalah bagaimana cara memanfaatkan kesempatan besar ini. Lagipula, ini bukan event yang bisa diberhentikan hanya karena penjahat." oceh Pak Aizawa, tak memedulikan perban yang menutupi sebagian besar wajahnya.
"Jika memang ada penjahat yang menyusup lagi, apa kita akan bisa menghadapinya?" Mineta mulai gemetaran. Rasa takut masih menghantuinya sejak kejadian itu.
"Mineta, apa kau tidak pernah melihat festival olahraga U.A sebelumnya?" tanya Izuku yang duduk di depan Mineta.
"Tentu saja pernah. Event nya tidak begitu..." ucap Mineta."Lagipula, pahlawan-pahlawan dari seluruh penjuru dunia akan berkumpul untuk menyaksikan event ini untuk men-scout kita. Jika ada penjahat yang berani menyerang kita saat itu, maka penjahat itu benar-benar idiot." Shouto menyahut dari tempat duduknya.
"Festival olahraga Yuuei adalah salah satu festival olahraga terbesar. Para siswa akan berlomba menarik perhatian pahlawan dalam event ini karena pada umumnya, memasuki pasukan pahlawan terkenal akan meningkatkan derajat kalian dan memberikan banyak pengalaman. Ingatlah, waktu itu terbatas. Kalau berhasil membuat para pahlawan pro menyadari keberadaan kalian, masa depan kalian sudah cerah." Aizawa sensei kembali berujar, membangkitkan semangat seluruh anggota kelas 1-A yang langsung disambut dengan teriakan semangat mereka.
Brak!!
"Oh? Terlambat." Victorique berdiri di ambang pintu yang baru saja ia banting. Meski samar, terlihat dadanya naik turun dengan cepat, menandakan ia terengah. Ruang kelas menjadi hening ketika semua penghuninya mengalihkan pandangan pada gadis nan terlihat berbeda hari ini. Bagaimana tidak? Rambut tergelung asal dengan sebuah jepit perak berbentuk bunga dengan ukiran unik yang mereka yakini tidak terlepas dari kepala gadis itu sejak tadi malam, dasi yang diikat asal-asalan, rok seragamnya miring, jas almamater terbalik, tak lupa wajah kusut dan kantung matanya. Mungkin, penampilannya saat ini dapat disebut sebagai Pak Aizawa versi dua.
"Kau sangat terlambat, Victorique-san! Apa kau tidak memiliki jam di rumah?" Tenya berdiri di tempatnya, mengomeli gadis itu dengan gaya khasnya. Terpaksa, Victorique melirik ke arahnya lalu melangkah santai memasuki kelas.
"Lalu apa? Kau bersedia membelikan jam baru?" gumam Victorique asal tanpa melihat Tenya sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/105416287-288-k419796.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Her Dark Soul ( Todoroki Shouto x OC )
FanfictionMungkin, menjadi 'berbeda' merupakan sebuah kepuasan tersendiri bagi Victorique Blanc. Oh, tidak. Gadis itu bahkan tidak memedulikannya. Baginya, hidup berhubungan dengan orang lain tidak lebih dari sebuah formalitas belaka. Karena 'terhubung' membu...