Chapter 32

853 108 20
                                    

Victorique merogoh satu lagi suntikan kecil yang dibawanya untuk memasukkan zat pengisi energi itu ke dalam tubuhnya sendiri. Ia menyandar pada batang pohon yang sedang ditumpanginya dengan wajah pucat. Ia memang berhasil kabur, tapi tak sedikit kemungkinan ia akan kalah sebentar lagi. Karena sekali ia jatuh tertidur, namanya akan dimasukkan ke dalam daftar siswa yang tereliminasi dari pertandingan -seperti yang terjadi pada Tsuyu. Kepalanya terasa berat dan berputar ketika kedua netranya mengalirkan banyak sekali air mata yang memohon agar dia segera tertidur. Namun, ditengah semua itu, Victorique sempat menertawakan sesuatu.

Rupanya kepala sekolah sama sekali tak melebih-lebihkan soal cincin itu.

Dan untuk mengurangi kantuk selagi energinya belum terisi, gadis itu mencengkram kedua lengan atasnya sendiri, membiarkan kuku-kukunya menancap pada kulit -meski tak terlalu tajam apalagi runcing, setidaknya cukup untuk memertahankan kesadaran. Ia meringkuk untuk membuat perutnya terhimpit tidak nyaman, semua itu ia lakukan untuk sebuah tujuan. Victorique melakukannya selama lima belas menit sebelum energinya terisi kembali dengan kecepatan yang lebih lamban daripada siput.

Dari kaca-kaca raksasa USJ, Victorique dapat melihat mentari yang mulai bergerak turun, dan telinganya mendengar nama-nama lain disebut oleh Midnight dalam jangka waktu yang cukup lama itu. Namun belum ada satupun dari nama-nama itu merupakan teman serumah atau tetangga-tetangganya sehingga Victorique tersenyum pasrah. Jika ia harus menghadapi orang-orang itu pada saat terakhir, ia sungguh tak tahu harus berbuat apa. Bukan berarti terlalu bergantung pada bakatnya, gadis itu hanya berpikir realistis. Tentunya, mereka pasti merepotkan karena mereka adalah bagian dari sedikit orang yang pernah melawan Victorique secara 'langsung'. Itulah yang menjadi nilai tambah mereka. Bahkan gadis itu telah berasumsi para tetangganya sudah menyiapkan sesuatu berdasarkan pengalaman mereka hari itu.

SRAAK!!

Victorique merasa dikagetkan sampai ke tulang-tulangnya ketika mendengar suara yang berasal dari area tepat di hadapannya. Ia bangkit dalam satu gerakan cepat, mendapati Shouto berdiri disana dengan api yang membara di tangan kiri. Sendirian, karena Shouji sudah dikeluarkan dari pertandingan. Lelaki itupun terlihat tak menyangka akan menemukan Victorique di tempat ini. Bodohnya, mereka justru sama-sama terdiam sambil memasang wajah kikuk. "H-hai.?" sapa Victorique dengan senyum yang luar biasa dipaksakan hingga membuat lelaki di hadapannya tergelak. Dalam hati, sesungguhnya gadis itu menyebutkan beberapa sumpah serapah yang mengutuk pertemuan ini. Maksudnya, gadis itu belum begitu siap.

"Benar, Tokoyami. Aku mendengar suara dari arah sini," itu suara Ojiro yang bernada kelelahan, terdengar dari jarak beberapa batang pohon di belakang Victorique. Gadis itu menegang lantaran mengira akan melawan tiga orang sekaligus, ditambah Shouto yang telah mengambil gerakan cepat untuk mendekatinya. Spontan, Victorique menyiapkan semacam pusaran udara di kedua telapak tangannya, namun entah bagaimana Shouto justru berderap melewatinya dan tak lama kemudian, terdengar suara pertarungan yang berasal dari lokasi Ojiro dan Tokoyami. Victorique terkesiap, langsung ikut berlari ke arah pertempuran tanpa berpikir dua kali.

Kala dirinya sampai, satu-satunya pemandangan yang ia dapati hanyalah Ojiro yang hampir seluruh tubuhnya dibekukan, serta bayangan hitam Tokoyami yang menyerah dengan keberadaan api milik Shouto. Victorique sama sekali tidak mengerti sejak kapan lelaki suhu itu terlihat kuat dimatanya, ataukah hanya karena pengaruh cincin yang mengekang bakatnya?
"K-kalian..?" Ojiro bicara susah payah begitu menyadari kehadiran Victorique. Namun, gadis itu hanya merespon dengan gelengan singkat yang bercampur dengan suara lirih.
"Tidak, kami tidak bekerja sama," ujar gadis itu tepat sebelum Midnight mengumumkan kekalahan Ojiro dan Tokoyami. Selang sedetik kemudian, kedua orang itu telah berpindah ke bagian luar USJ berkat gelang yang tadi dibagikan Midnight.

"Ini karena pertarungan denganmu waktu itu. Kami menjadi lebih kuat dibanding anak-anak lain," kata Shouto, memberikan penjelasan seolah mengetahui isi pikiran Victorique. Gadis itu memiringkan kepala, namun tak memalingkan wajah. "Aku tidak menyadarinya," aku gadis itu. Kini Shouto membalik tubuhnya menghadap Victorique, memasukkan kedua tangan kedalam saku dan mengukir senyum yang maknanya tidak diketahui oleh Victorique. Hanya saja, firasat Victorique mengatakan bahwa ini bukanlah pertanda baik. "Omong-omong, Victorique. Yang tersisa dari pertandingan ini seharusnya hanya kau, aku, Midoriya, Iida, dan Bakugou," ujarnya penuh makna.

Behind Her Dark Soul ( Todoroki Shouto x OC )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang