Chapter 4

2.2K 267 16
                                    

"Ah, aku sudah benar-benar terpojok. Kira-kira apa yang bisa kulakukan?" ujar si kabut hitam ketika melihat para siswa itu bergerak mengepungnya.
"Kami akan menangkapmu, pembuat masalah!" Sero Hanta yang memiliki bakat perekat mulai menggunakan bakatnya, menyerang tepat ke arah kabut hitam. Tanpa peringatan dan tanpa perhitungan, membuat kabut itu lolos darinya dengan mudah.

Sementara Uraraka berjaga di samping Victorique yang telah memejamkan mata, tertidur. Ketidak inginan Victorique untuk diganggu membuat teman-temannya -yang merasa takut padanya- mencoba menjaganya baik-baik.
"Hee? Kalian sungguh hebat dan gerakan kalian teratur. Tapi sayang sekali kalian lengah." ujar kabut hitam itu, ntah hanya berniat memprovokasi atau atau mengatakan yang sebenarnya.

"Tutup mulutmu, asap!" oh, sepertinya Shouji mulai terkena pengaruh gaya bicara Victorique. Namun sayang sekali, karena si kabut hitam telah melirik ke balik punggung mereka, kemudian tersenyum licik.
"Coba lihat teman kalian yang sedang tertidur." mendengar itu, sontak perhatian mereka semua teralihkan. Seketika, mata mereka semua membulat.

"Uraraka!" Kaminari segera memeringatkan gadis itu ketika melihat sebuah lubang cacing baru terbuka tepat di bawah Victorique. Mendengarnya, sontak Uraraka tersentak dan menoleh cepat ke arah Victorique. Seharusnya gadis itu bisa menyelamatkan Victorique dengan manipulasi gravitasi yang ia miliki. Namun terlambat. Karena Victorique telah jatuh terlebih dahulu, terjeblos masuk ke dalam lubang cacing yang akan memindahkannya ke lain tempat.

"Victorique!!!"

*******

"Omong-omong, ada lubang cacing yang terbuka di sebelah sana." Shouto mengikuti arah lirikan penjahat yang tengah di interogasinya, berpikir apakah ada kelompok baru yang harus dibereskan. Namun, sayang sekali tidak ada yang keluar dari lubang itu selain seorang gadis pirang yang tengah memejamkan mata. Jatuh begitu saja, tanpa perlawanan sama sekali dan membiarkan tubuhnya bergesekan dengan es yang dihasilkan Shouto. Membuat mereka menganga seketika. Apa gadis itu pingsan? Ataukah ia telah dikalahkan? Tidak ada yang dapat memikirkan kemungkinan lain.

Mengenalinya sebagai Victorique, Shouto kembali membuat gundukan es di lahan miring itu demi menahan tubuh tidak sadarkan diri Victorique agar tidak semakin tergelincir hingga dasar zona tanah longsor. Lelaki itu segera menghampiri Victorique setelah memastikan laju gadis itu terhenti sempurna, meninggalkan interogasinya dengan si penjahat begitu saja.

"Kau baik-baik saja? Jawab aku, Victorique!" Shouto menepuk pipi gadis itu beberapa kali, membuatnya mendesah tidak nyaman. Terpaksa, gadis itu membuka sebelah matanya nan terlihat memerah. Menatap heran ke arah Shouto maupun posisi mereka saat ini, dimana Shouto meletakkan kepala gadis itu di atas pangkuannya.

"Oh?" gadis itu berujar singkat sebelum bangkit duduk. Menatap tempat sekitar yang ia yakini bukan merupakan tempat dimana ia jatuh tertidur. Seketika gadis itu bangkit berdiri, bertingkah seolah Shouto tidak sedang berada disana.
"Sudah kukatakan untuk tidak mengangguku, bukan? Dasar bodoh." Victorique menepuk-nepuk pakaiannya serta mengibaskan rambut yang menutupi pandang. Berucap tidak jelas ditujukan untuk siapa. Shouto menaikkan sebelah alis, tidak mengerti. Apakah ini efek benturan hingga Victorique bertingkah tidak jelas seperti itu?

"Kau baik-baik saja?" pada akhirnya, Shouto mengulang pertanyaannya. Sekali lagi ingin memastikan kondisi dari gadis yang tengah membelakanginya. Victorique berbalik, membuat tubuhnya berhadapan dengan Shouto dalam satu garis lurus.
"Tentu aku baik." ujarnya singkat. Sungguh berbeda jauh dari keadaannya, dimana pelipisnya mengalirkan darah akibat benturan yang ia terima. Seketika, Shouto membulatkan kedua matanya, kemudian menyeret gadis itu untuk segera pergi dari zona tanah longsor.

Behind Her Dark Soul ( Todoroki Shouto x OC )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang