Chapter 14

1.6K 208 56
                                    

Oh, saya mau promosi bentar.Kalo berminat, baca cerita saya yg satunya ya. Judulnya 'legs and life' cuma cerita iseng one shoot sih. Itupun sebenernya tugas sekolah, dan temen sekelompok saya usul untuk dipublish di akun ini. Tapi tujuan publishnya bukan sekedar untuk entertain. Bakal tau kok tujuan sebenernya klo baca

*******

PIIIIIIIIIIIIIIIIPPPP!!!!!

"Victorique.. kau..?"

"Seharusnya, aku pulang saja tadi." gumam gadis itu tertahan seraya mengepalkan kedua tangannya erat. Tak dapat menghindari tatapan yang ditujukan semua orang padanya. Dan lagi, keheningan telak yang melanda kental itu benar-benar menjatuhkan suasana hatinya. Tidak ada yang bicara maupun bergerak sedikitpun, terlalu tidak percaya akan hal yang mereka lihat dengan mata mereka sendiri. Pada akhirnya, gadis itu memilih membalikkan tubuhnya lagi meski dirinya memampangkan ekspresi campur aduk yang tak dapat dibaca. Percuma jika gadis itu hendak melarikan diri atau apapun itu.

"Sekarang, semua mengetahuinya." lanjutnya lirih. Sama halnya dengan yang lain, Shouto masih berdiri di tempatnya, menatap tidak berkedip pada gadis itu. Setelah semua hal yang telah dikatakannya di ruang tunggu saat mabuk beberapa hari yang lalu, Shouto masih tidak menyangka bahwa gadis itu ternyata memiliki kartu simpanan lain yang belum dibukanya. Kira-kira, apa lagi yang masih disembunyikan Victorique?

'Bahkan peringkat All Might saja berada di bawahnya.'

"B-baiklah, bagi mereka yang gelangnya berbunyi, silakan menaiki panggung." suara canggung present mic memecah keheningan sekaligus menyadarkan semua orang itu untuk kembali menapak bumi. Para tamu undangan mulai saling menatap satu sama lain, seolah berdiskusi mengenai hal ini.

"Kudengar, All Might memang memiliki 'bayangan' yang lebih kuat darinya."
"Ya, aku juga pernah mendengarnya. Kabarnya, orang yang menjadi 'bayangan' All Might itu terlalu pintar menghindari kamera hingga tak ada yang mengetahui identitasnya."
"Apa mungkin, dia orangnya?"
"Kupikir itu hanya rumor."
"Aku benar-benar tidak mengerti."

Ucapan yang saling tumpang tindih seperti itu setia mengiringi Victorique selama gadis itu melangkahkan kaki menuju panggung untuk diberi penghargaan. Ia sendiri masih tidak percaya akan apa yang dialaminya. Mengapa semua harus berakhir seperti ini? Mungkinkah ini jawaban dari firasat buruk yang menghantui Victorique tadi?

"Selamat, tuan Endeavor. Lagi-lagi anda berhasil memertahankan posisi anda dalam top 3 pahlawan terkuat tahun ini." ujar present mic, masih merasa aneh dan canggung. Terutama ketika bertatap muka dengan Endeavor yang memasang ekspresi garang. Dua wanita berpakaian oriental berdiri di belakang present mic, kemudian meminta izin pada Endeavor untuk segera memasangkan medali sekaligus menyerahkan piagam penghargaan padanya.
"Apa-apaan ini, present mic? Sungguh tidak masuk akal." ujar pria itu amat tajam. Namun present mic tidak memiliki keberanian ataupun kemampuan untuk menjawab pertanyaan pria itu. Sederhana. Itu semua karena ia juga tidak mengetahui jawabannya. Hasil ini sungguh diluar dugaan. Mungkin juga mereka harus bersyukur karena acara ini tidaklah diunggah ke media massa. Hanya pemberian penghargaan secara privasi khusus untuk kalangan para pahlawan top saja.

"Selamat untuk All Might." lanjut present mic ketika dirinya sampai di hadapan pria berotot itu.
"Mengapa sebelumnya tidak memberitahu bahwa ada perubahan seperti ini?" Tanya All Might penuh tuntutan. Pasalnya, jika All Might tahu akan seperti ini, mungkin ia takkan pernah mengajak Victorique untuk menemaninya malam ini. Lihatlah ekspresi wajah yang telah ditunjukkan gadis itu. Seketika membuat All Might merasa bersalah. Karena jika dirinya berada dalam posisi Victorique, pastilah ia akan merasa seperti dijebak.

"Maaf, All Might. Ini adalah rencana panitia acara. Mereka berencana untuk memberikan kejutan dan warna baru. Siapa sangka semua akan menjadi begini?" jawab present micm sarat akan rasa bersalah nan kental. Setelah ini, kira-kira apa yang akan terjadi? Tidak hanya dirinya, bahkan semua orang yang berada dalam ballroom -termasuk Victorique- masih merasa berada dalam awang-awang. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang penuh dengan tepuk tangan heboh ketika pemberian penghargaan, kali ini suasana dipenuhi semacam tekanan aneh.

Behind Her Dark Soul ( Todoroki Shouto x OC )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang