Chap 3. Black Pearl

28K 4.4K 936
                                    

I don't need a map...

My heart points me to you...

Even if the road ahead is rough...

I can't do this where I stand...

There wasn't a moment we were apart...

Or when I forgot about you...

If only I can see you...

At the end of the horizon...

***

Baekhyun hidup berantakan sejak saat itu. Dia hidup serampangan. Sosok manis itu selalu menebarkan senyuman dulu, namun sekarang begitu menderita. Dia tidak mendapatkan banyak kasih sayang, namun dia selalu berbagi kasih sayang yang dia miliki dari dalam hatinya. Bahkan ketika orang-orang tak berbuat baik padanya dan mulai mengkhianati, Baekhyun mencoba optimis dalam hidup.

Dia selalu berjuang untuk hidup. Baekhyun ingin menyerah, namun surat ibunya kembali memantapkan hatinya. Hanya karena surat yang telah dilaminasi itu, Baekhyun merasa lebih kuat dan mampu menjalani ini. Dia tidak akan membiarkan hatinya selemah itu meski hanya untuk mengatakan kalau dia lelah.

"Eomma..." Baekhyun selalu terbangun ketika tengah malam tiba. Dia masih membuka matanya dan tersenyum getir. Seandainya saja Baekhyun mengenal ibunya, mungkin dia akan lebih bahagia. Dia tidak menginginkan harta yang banyak, namun dia hanya ingin melihat ibunya.

Juga orang baik hati yang pernah membantu ibunya. Ibunya sudah mengatakan itu di surat. Baekhyun ingin mengembalikan cincin mahal ini pada pemiliknya. Meski dia miskin, namun dia tidak akan pernah mengambil barang yang bukan haknya.

Baekhyun tersenyum lagi.

Sekarang dia punya alasan hidup satu lagi. Bertemu orang yang baik hati itu untuk mengembalikan cincin. Namun sebelum itu, bagaimana Baekhyun bisa bertemu dengannya? Baekhyun menghela napas.

Dia harus bertemu dengan wanita itu suatu hari nanti, untuk mengucapkan terima kasih yang belum pernah dia ungkapkan padanya.

Kehidupan Baekhyun tidak seberuntung itu. Hidupnya masih penuh dengan perjuangan yang tidak pernah ada habisnya. Meski dia sudah mengatakan akan selalu berusaha, namun perjuangannya seolah dihadang tanpa ampun. Kehidupannya benar-benar tidak main-main.

"Apa yang akan kau lakukan esok hari, Baekhyun?" Dia selalu bertanya pada dirinya sendiri. Berkali-kali dia mencari pekerjaan, namun tidak berhasil juga.

Baekhyun bicara seperti itu hingga malam tiba. Rencana yang dia susun selalu sia-sia. Baekhyun selalu punya masalah. Kemarin dia mencoba untuk mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga parkir, namun karena wajahnya manis seperti perempuan, Baekhyun mendapat masalah. Beberapa lelaki hidung belang menggodanya. Bahkan mereka juga tidak segan-segan menyentuh Baekhyun. Baekhyun keluar dari pekerjaannya karena takut.

Setelah itu dia mencoba melamar pekerjaan di sebuah tempat pencucian mobil. Namun lagi-lagi Baekhyun mendapatkan masalah. Beberapa orang meragukannya. Mereka menganggap Baekhyun tidak sekuat itu. Mereka menggunjing Baekhyun dan meragukan kekuatannya. Lalu Baekhyun pergi karena tidak ingin membebani pemilik usaha itu.

Baekhyun sampai di sebuah internet cafe.

Dia mencoba melamar perkejaan di sana sebagai penjaga. Namun lagi-lagi Baekhyun ditolak. Tidak ada lowongan pekerjaan di sana. Baekhyun tidak menyerah. Dia tidak punya tempat tinggal, jadi semua orang meragukannya. Bagaimana mereka menghubungi Baekhyun kalau memang tidak punya tempat tinggal? Bagaimana kalau terjadi sesuatu dan Baekhyun melarikan diri? Tidak ada tempat yang bisa dilacak kalau itu terjadi. Padahal, Baekhyun tidak pernah punya keinginan untuk melakukannya.

My Poor HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang