Chap 17. Wolf

20.5K 3.1K 364
                                    

I feel the sensation, I feel it at once...

I'll take you in one mouthful like cheese...

I take in your scent, scrutinize your color...

I'll eat you up with more refine than drinking whine...

***

Baekhyun terbangun keesokan harinya dengan suasana hati yang tak bisa diprediksi. Dia merasa semuanya jadi membingungkan dan juga memalukan. Dia merasa malu tanpa sebab. Kalau ditanya bagaimana perasaannya, dia akan menjawab kalau dia juga menyayangi Channie. Hanya saja... perasaan mereka tak semudah itu untuk dijalin. Baekhyun masih ingin melihat Chanyeol bahagia bersama wanita, yang tentunya lebih baik daripada dirinya. Baekhyun ingin melihat Chanyeol bahagia bersama keluarganya di masa depan.

Ketika Baekhyun melangkah ke kulkas, Chanyeol juga keluar dari kamarnya. Mereka berhadapan. Posisi mereka begitu dekat. Baekhyun mendongak, menatap Chanyeol yang hanya memakai celana pendeknya. Baekhyun menelan ludah.

Kecanggungan seketika menyapanya.

Bagaimana ini?

Ayo, Baekhyun! Sapa dia! Jangan bertingkah mencurigakan! Anggap saja tidak ada hal besar yang terjadi di antara kalian! Bahkan jangan sampai Channie tahu kalau kau menyembunyikan fakta bahwa kau mengetahui semua perasaan lelaki jangkung tampan ini!

Ayo, Baekhyun!

"Ah, kau baru bangun?" Baekhyun mengerjap beberapa kali.

"Ya, kau? Apa tidurmu nyenyak?"

Oh... sangat nyenyak! Bahkan karena terlalu nyenyak, Baekhyun tidak sadar kalau dia terus membuka mata semalam suntuk hingga pagi. Channie berhasil melakukannya! Dia berhasil membuat Baekhyun membuka mata.

"Aku tidur dengan sangat baik." Baekhyun terpaksa berbohong. Chanyeol menangkap kebohongan itu dan mendekat.

"Kenapa wajahmu lesu sekali? Kantung matamu juga tebal. Apa kau sakit?" Lelaki jangkung itu mendekat, namun Baekhyun mundur.

Kecanggungan itu makin menyiksa. Baekhyun masih punya banyak pertanyaan untuk Channie, namun lelaki itu seperti sedang menyembunyikan semuanya. Lalu kenapa dia mengatakan banyak hal ketika Baekhyun sedang tertidur?

Chanyeol bungkam. Dia menatap Baekhyun yang juga menatapnya tajam. Sepertinya Baekhyun belum puas dengan jawaban semalam, itu pikirnya. Hanya saja... sekarang dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Baekhyun hanya bungkam. Chanyeol pun begitu.

"Ah, aku harus bersiap-siap berangkat!" Chanyeol melangkah, melewati Baekhyun begitu saja.

Baekhyun menoleh ke arah Chanyeol dan mengerutkan dahinya. Dia ingin bicara banyak, namun sekarang Channie seperti tidak memberinya kesempatan. Baekhyun ingin sekali bicara dan mengobrol dengannya. Dia masih ingin tahu kenapa Chanyeol seperti sedang menyembunyikan semuanya. Karena cinta? Itu salah satu alasannya, namun Baekhyun masih penasaran. Kenapa banyak yang membenci Channie?

"Channie-ah..." Baekhyun menunggu Chanyeol, bersedekap di dada. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, sementara Chanyeol tampak terburu. "Kita harus bicara."

"Aku sudah terlambat."

Baekhyun mengembuskan napas. Dia menghalangi jalan Chanyeol dan menggeleng pelan. Dia tidak akan membiarkan Chanyeol pergi begitu saja.

"Tidak, hari ini jangan pergi!"

Chanyeol menggeleng kencang. Dia sangat malu berada di depan Baekhyun. Semalam Baekhyun memergokinya sedang berbicara dengan Kai dan juga Kim. Kalau Baekhyun bertanya lebih jauh tentang itu bagaimana?

My Poor HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang