Chap 18. Don't Go

20.2K 3K 512
                                    

I was mesmerized by the mysterious you...

And stared at you and had my one soul stolen...

Because I am completely drunk at your movements...

I even forgot how to breathe...

Like a waltz, I sit lightly and can't take my eyes off of you...

My eyes naturally follow you every time you walk...

***

Ketika Chanyeol sampai di apartemen Baekhyun, lelaki itu tidak ada di sana. Ketika Chanyeol menemukannya, Baekhyun benar-benar berantakan. Chanyeol tidak tahu apa yang harus dia lakukan, namun memeluk Baekhyun seperti ini adalah sebuah kedamaian yang sangat berharga untuknya. Chanyeol menangkup kedua pipi Baekhyun. Lelaki manis itu menangis.

"Apa kau membenciku?" tanyanya pelan. Chanyeol menggeleng pelan.

"Tidak. Tidak pernah sekali pun, Baekhyun."

"Lalu kenapa kau pergi tanpa memberitahuku?"

Chanyeol bingung harus menjelaskan bagaimana. Dia pergi bukan karena dia membenci Baekhyun, namun dia pergi hanya untuk menenangkan diri. Dia tidak ingin terlalu menuntut Baekhyun agar dekat dengannya.

"Aku harus pergi ke suatu tempat."

"Ke mana?"

"Kau percaya kalau aku tidak akan membuatmu kecewa, bukan?"

Baekhyun mengangguk. Baekhyun merasa bersalah tiba-tiba. Dia takut Channie pergi karena ucapannya tentang cinta kemarin. Chanyeol takut sekali dengan kemungkinan terburuk. Chanyeol takut Baekhyun menolaknya.

"Aku mencari sesuatu." Chanyeol menghela napas. Baekhyun mendongak. Matanya masih mengerjap beberapa kali.

"Apa?"

"Ini..." Chanyeol mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak kecil berwarna merah yang super elegan.

"Apa ini?"

Chanyeol menelan ludah. Dia meletakkan kotak itu di tangan Baekhyun. Baekhyun menunduk, lalu membuka kotak itu perlahan. Air matanya menetes sekali lagi. Baekhyun bukan lelaki cengeng. Hidupnya penuh dengan perjuangan. Hanya saja... Chanyeol berhasil membuat Baekhyun jujur dengan rasa sakit di hatinya. Chanyeol berhasil membuat Baekhyun menumpahkan air matanya.

"Ini cincin ibumu." Chanyeol berbisik. Baekhyun menutup mulutnya dan masih menangis.

"Dari mana... dari mana kau mendapatkannya?"

Chanyeol tersenyum dan menatap wajah Baekhyun yang penuh air mata. Dia ingin menjelaskan banyak hal, namun tertelan begitu saja di tenggorokannya.

"Aku telah menyelematkan seseorang, lalu dia memberikan itu padaku." Chanyeol berbohong dengan cara lain. Baekhyun masih menatapnya ragu.

"Bagaimana bisa..." katanya gagap.

"Kau bisa sampai di tahap ini karena sudah menyelamatkan seseorang, maka aku pun bisa mendapatkan itu."

"Channie..."

"Aku tidak mencurinya, Baekhyun."

Baekhyun menggeleng kencang. Dia tahu. Channie tidak pernah mencuri. Bahkan meski Baekhyun sering tidak mengunci lemarinya. Bahkan lelaki itu sangat jujur tentang sikapnya. Meski begitu, Baekhyun masih merasa curiga. Ada sesuatu yang sepertinya disembunyikan oleh Channie.

"Aku tahu. Kau tidak mungkin mencuri." Baekhyun berbisik. Kecuali hatiku. Dia membatin lagi. Chanyeol tersenyum dan memeluk Baekhyun lembut. Baekhyun gemetar dalam pelukannya.

My Poor HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang