I made a big mistake...
I made a big mistake...
The dream that grew inside of me...
Was that time would bring you to me...
Like the wind...
***
Sejak Chanyeol mengatakan kalimat itu, sekarang lelaki itu sudah mulai jujur. Pandangan Chanyeol berubah. Dia tidak lagi menganggap Baekhyun hanya sekadar housemate, namun lebih dari itu. Selain malaikat dan juga anak yang ibunya sayangi, hati Chanyeol juga bicara lain. Dia menginginkan Byun Baekhyun untuk dirinya sendiri. Selamanya. Dan tak akan dia biarkan seorang pun merebut Baekhyun darinya.
"Kau berangkat sekarang?" Chanyeol menghampiri Baekhyun yang sudah berpakaian rapi. Baekhyun mengangguk.
"Ya."
"Kenapa buru-buru?"
"Aku harus berangkat pagi, Channie-ah." Baekhyun menghela napas.
"Kenapa? Kau juga selalu lembur."
"Akan ada pemeriksaan. Minggu ini giliran bagianku. Aku tidak ingin semuanya salah, jadi kupersiapkan segalanya. Kami harus jujur dan menunjukkan bagaimana perkembangan perusahaan beberapa bulan ini."
"Ah, bagus sekali perusahaanmu itu!"
"Iya, meski merepotkan, namun dengan ini kami tahu apa yang akan kami lakukan untuk bulan berikutnya."
"Lalu sampai kapan kau begini?" Chanyeol tidak tahan lagi. Kebijakan perusahaan yang dulu pernah dia susun bersama ayahnya kini mengantarkannya pada kesialan yang lain.
Chanyeol tidak ingin membuat Baekhyun terlalu bekerja keras, namun dia juga tidak bisa melakukan apa pun. Dia tidak ingin membuat Baekhyun terluka hingga seperti itu.
"Apa aku harus mengantarmu?" Chanyeol menawarkan diri.
Baekhyun terkekeh geli. "Apa yang terjadi padamu akhir-akhir ini? Kenapa kau jadi terlalu berlebihan?"
"Ah... aku baik-baik saja."
"Lebih baik kau bersiap-siap untuk kerjamu nanti."
"Aku masuk sore."
"Baiklah. Aku berangkat." Baekhyun berdiri. Chanyeol menelan ludah ketika melihat punggung Baekhyun menjauh. Tubuhnya juga agak aneh. Lelaki manis itu berjalan dengan sangat lambat dan juga limbung.
Jadi, Chanyeol mencoba membuntuti Baekhyun. Dia ingin memastikan Baekhyun tidak apa-apa. Baekhyun sempat hampir terjungkal ketika sedang mendaki tangga. Chanyeol menyusul dan bersiap menghampirinya, namun Baekhyun berhasil bersandar pada pinggiran tangga. Chanyeol mengembuskan napas.
Dia ingin melakukan sesuatu, namun dia tidak ingin Baekhyun marah dan tidak mau bergantung padanya. Baekhyun tidak suka bersandar pada orang lain. Karena Chanyeol sudah mempelajari sifat Baekhyun yang seperti itu, jadi dia tidak melakukan apa pun hingga Baekhyun membutuhkannya. Chanyeol akan membantunya diam-diam.
"Ah, Baekhyuni..." Seorang nenek menyapa lelaki manis itu. Chanyeol masih mengintip dari balik tembok, dekat dengan tempat sampah. "Kau ingin bekerja?"
Baekhyun mengangguk cepat.
"Nanti mampirlah! Wanita tua ini punya sup hangat untukmu. Bawalah semangkuk juga untuk teman serumahmu. Siapa namanya?"
"Channie, Halmeoni..."
"Mampirlah! Aku akan menunggumu. Wajahmu juga terlihat sangat pucat. Setidaknya, istirahatlah! Jangan terlalu keras bekerja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Poor Housemate
FanfictionBaekhyun yang hidup susah akhirnya berhasil menata kehidupan berkat jasanya menyelamatkan anak pengusaha kaya. Sejak saat itu dia memiliki apartemen sendiri dan pekerjaan yang layak. Hingga suatu hari seseorang mengetuk pintu apartemennya dan mengat...