Chap 5. Lotto

26.2K 4.3K 705
                                    

I avoid your stare pretending life...

I'm not interested in you...

Understand this, you'll have to walk every path...

Even when you brush past me...

You are so different from another men...

Even when I look back, this is definitely luck...

***

Yuri berlari kencang, menangis ke arah kamar Chanyeol. Ketika dokter tahu latar belakang pasien yang dia rawat, dokter segera memberikan pelayanan khusus. Karena laporan Baekhyun itulah, keluarga Chanyeol ditemukan. Yuri menangis. Anaknya sedang berjuang di dalam sana, namun dia baru datang. Yuri hampir pingsan ketika mendengar telepon dari kantor polisi. Apalagi ketika dia tahu berita kalau anaknya ditemukan terluka di sebuah gang sempit.

"Bagaimana bisa anak kami terluka begitu, Pak Polisi?" Ayah Chanyeol bertanya pelan. Yuri masih menangis dalam pelukannya.

"Kami masih menyelidikinya, namun anakmu masih beruntung, Nyonya. Ada seorang lelaki yang baik hati, mengantarkan anakmu ke rumah sakit. Bahkan dia melapor dan menangis pada kami karena dia tidak punya uang. Pihak rumah sakit tidak bisa menanganinya karena dia belum bisa membayar."

"Benarkah? Siapa... siapa malaikat yang sudah menyelamatkan anakku, Pak Polisi?"

"Seharusnya dia ada di sini. Namun dia memutuskan pergi setelah kalian datang."

Yuri menunggu. Chanyeol juga sedang dalam masa kritis sekarang. Yuri menunggu bersama suaminya dan berdoa. Ketika pintu ruang operasi terbuka, Yuri bergerak dan menghampiri dokter. Dokter tersenyum dan mengangguk. Operasi hari itu berjalan dengan lancar. Chanyeol selamat.

"Syukurlah anakku selamat..." Yuri menangis haru dan memeluk suaminya. Polisi menghela napas. Lamat-lamat mereka memergoki Baekhyun sedang mengintip.

Mereka tidak ingin Baekhyun berbuat begitu. Mereka ingin Baekhyun menerima terima kasih dari keluarga ini, namun polisi itu begitu kagum dengan kebaikan yang Baekhyun punya.

Bagaimana mungkin ada manusia semurni itu di dunia ini? Apa dia bangsa peri?

"Dia butuh istirahat cukup untuk memulihkan kondisinya. Setelah ini dia akan dipindahkan ke kamar pasien."

"Berikan yang terbaik untuk anak kami, Dokter!" Dan Yuri tanpa ragu langsung mengatakannya. Chanyeol dipindahkan ke kamar VVIP. Kamar pasien dengan fasilitas luar biasa.

"Kenapa kalian tidak mengatakan siapa yang telah menolong anakku?" Yuri masih mencoba mencari keterangan dari polisi itu.

"Kami sudah berjanji padanya."

"Tidak bisakah meski kami tahu alamatnya?"

Polisi itu menggeleng. "Maaf."

"Kami tidak bisa begini. Kami ingin mengucapkan terima kasih pada mereka, Dokter. Tidak bisakah kami bertemu dengannya?"

"Kami sudah berjanji. Dan kalau kami melanggar janji kami dengan lelaki manis itu, mungkin dia yang akan sedih."

"Lelaki manis? Tidak bisakah kami bertemu dengan lelaki manis itu, Pak Polisi?"

Polisi itu menggeleng untuk yang kesekian kalinya.

"Meski kami membayar kalian?"

"Janji kami tidak bisa dibayar dengan uang, Nyonya. Maaf..."

"Maaf, Pak Polisi. Kami hanya ingin berterima kasih dengan penyelamat anak kami. Juga kami ingin sekali memeluknya. Ah, lebih dari itu... tolong selidiki siapa yang telah melukai anak kami! Mereka telah berani melukai anak kesayangan kami, dan karena itulah mereka harus mendapatkan balasan sejuta kali lipat lebih kejam."

My Poor HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang