Baby don't cry tonight...
A night plagued by violent storms...
Ooh as if the sky will fall...
Baby don't cry tonight...
It's slightly befitting...
To let you go at a momment that shines...
More brilliantly than tears like this...
***
Baekhyun terbangun keesokan harinya dengan suasana hati yang berbeda. Chanyeol masih malu-malu menatapnya. Baekhyun bingung kenapa Chanyeol begitu, namun dia tidak ingin terlalu banyak tahu. Dia tidak ingin Chanyeol makin menjauh karena dia terlalu penasaran dan ikut campur. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi selain mensyukuri semuanya dan menjalani hidup dengan sangat bahagia.
"Baekhyun-ah..."
Baekhyun mendongak spontan ketika Chanyeol memanggil namanya. Lelaki itu hanya tersenyum lebar dan menggeleng pelan. Baekhyun masih menempati tempat itu, sebagai orang yang sangat membuatnya gugup.
"I... Iya?"
"Apa tidurmu nyenyak?"
Pertanyaan itu kembali mengusiknya. Chanyeol masih bertanya tentang masalah yang sama, padahal setiap hari mereka selalu bersama. Chanyeol selalu bertanya tentang tidurnya. Baekhyun mendengus dalam hati. Dia menyalahkan dirinya sendiri kenapa dia jadi malu-malu begini.
"Lumayan nyenyak."
Padahal Baekhyun berdusta. Dia tidak bisa tidur semalaman karena ada Chanyeol. Lagi pula... suasana hatinya berbeda. Dia jadi pemikir dan juga berniat jahil pada Chanyeol. Sayangnya Chanyeol malah tertidur di sebelahnya. Niat jahat Baekhyun berubah dalam sekejap.
Dia tidak jadi menjahili Chanyeol karena lelaki itu terpejam di sebelahnya dengan damai dan menggenggam jemari Baekhyun lembut. Chanyeol menjaganya semalaman.
Ucapan Chanyeol semalam masih terngiang di otaknya. Chanyeol mengatakan pada Baekhyun agar tidak menangis lagi. Baekhyun terharu dengan ucapan Chanyeol, namun dia tidak janji akan melakukannya. Air matanya turun begitu saja meski terkadang tidak dia minta atau tidak dia perintahkan.
Andaikan Baekhyun menangis pun, Chanyeol pasti akan menghapus air matanya.
"Kau kurang istirahat, Baekhyun." Chanyeol mengelus pipi Baekhyun sekilas. Baekhyun menelan ludah gugup.
"Aku sudah cukup istirahat, Channie."
"Tetapi wajahmu terlihat mengantuk. Apa bantalmu kurang nyaman?"
Baekhyun menggeleng dan tersenyum. Dia duduk manis di depan televisi, lalu Chanyeol mengikutinya. Mereka duduk bersebelahan dan saling bungkam. Baekhyun masih canggung dan tidak bisa mengatakan apa pun. Chanyeol tidak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Dia hanya ingin melakukan hal yang baik dan tidak menyinggung Baekhyun. Meski dia sudah membohongi lelaki manis ini.
"Channie..."
"Hm?"
"Aku baik-baik saja, dan seterusnya akan tetap seperti itu. Hanya saja..." Baekhyun mengambil napas. Dia ingin sekali mengatakan banyak hal, tentang kekhawatiran dan kecemasannya selama ini. Chanyeol tidak berniat melakukan apa-apa. Dia hanya tidak rela jika Baekhyun meninggalkannya. Keduanya sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing, tanpa mereka sadari... perasaan keduanya sama. "Aku tidak akan menangis lagi, Channie. Aku berjanji tidak akan menangis. Aku akan terus tersenyum meski sakit rasanya."
Chanyeol menegang di tempatnya. Apa-apaan itu? Kenapa Baekhyun mengatakan kalimat ini padanya? Apa salahnya dengan menangis? Chanyeol akan memberikan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Poor Housemate
FanfictionBaekhyun yang hidup susah akhirnya berhasil menata kehidupan berkat jasanya menyelamatkan anak pengusaha kaya. Sejak saat itu dia memiliki apartemen sendiri dan pekerjaan yang layak. Hingga suatu hari seseorang mengetuk pintu apartemennya dan mengat...