Chap 10. What Is Love?

26K 3.7K 509
                                    

I lost my mind, the momment I saw you...

Except you, everything got in slow motion...

Tell me, if this is love...

Sharing and learning countless emotions everyday with you...

***

Keesokan paginya, rutinitas yang sama terjadi. Baekhyun sudah mendapatkan nomor HP Chanyeol. Dia bersyukur karena Chanyeol adalah housemate yang sangat baik. Chanyeol bahkan sudah membersihkan banyak ruangan dan memperbaiki barang-barang yang rusak. Semalam Baekhyun tidur dengan sangat pulas. Dalam tidur, dia bermimpi. Mimpinya sangat aneh. Dalam mimpi itu, dia seolah melihat lelaki yang terkapar dan terluka kemarin.

Pagi ini, Baekhyun menceritakannya pada Chanyeol tentang mimpi itu.

"Semalam aku bermimpi..."

Chanyeol yang sedang mencuci piring menoleh dan tersenyum lembut. "Mimpi apa?"

"Aku bermimpi tentang seorang lelaki yang dulu pernah kutemukan berdarah dan terluka."

Chanyeol menautkan alisnya. "Lalu?"

"Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena wajahnya lebam dan membiru. Juga pandanganku agak buram karena lapar. Ini memang mimpi, tetapi aku merasa itu nyata..."

Chanyeol menelan ludah. "Apa kau menemukan orang itu?"

Baekhyun menggeleng. "Aku bertemu ayahnya. Kau tahu, aku bisa sampai di titik ini karena ayah anak itu. Aku belum sempat bertanya bagaimana keadaan anak itu sampai sekarang. Aku hanya takut dianggap yang bukan-bukan. Aku menolongnya waktu itu karena kupikir dia adalah orang yang butuh bantuan. Aku tidak memikirkan harta yang dia miliki hingga sampai membuatku jadi begini."

Chanyeol mengerjap beberapa kali. Mampus! Kalau sampai Byun Baekhyun tahu, maka semuanya akan bubar. Rencananya untuk mengajak Baekhyun tinggal di rumahnya pasti akan gagal. Dia pasti akan mengecewakan ibunya.

"Apa kau ingin bertemu dengan anak itu?"

Baekhyun mengangguk pelan. "Aku hanya ingin melihatnya saja. Aku ingin melihat dia baik-baik saja dan menjalani hidupnya dengan baik. Aku hanya berharap semoga dia tidak mendapatkan musibah yang sama. Dunia malam itu sangat kejam."

Dia baik-baik saja, Baekhyun! Chanyeol hanya bisa membatin. Dia tidak mau mengungkapkan perasaan hangat dan bahagianya sekarang. Baekhyun masih peduli padanya, bahkan ketika tahu bahwa lelaki yang terkapar itu sudah kembali pada keluarganya. Chanyeol tidak bisa menahan ekspresi bahagianya, jadi dia menatap Baekhyun sekali lagi.

"Dia pasti baik-baik saja, Baekhyun-ah. Dia pasti menjalani hidup dengan sangat baik."

"Dari mana kau tahu?"

"Dia sudah pernah hampir mati, jadi mungkin saja dia sadar kalau hidupnya sangat berharga. Dia tidak akan menyia-nyiakan hidupnya lagi."

Baekhyun menghela napas, lalu mengangguk pelan. Meski itu bukan urusannya lagi, namun Baekhyun masih sangat peduli dengan lelaki itu. Lelaki yang mungkin seumuran dengannya, namun terlahir dari keluarga yang berbeda. Lelaki itu punya segalanya. Baekhyun sudah melihat itu semua.

"Apa yang akan kaulakukan hari ini?" Baekhyun mencari topik pembahasan yang lain. Dia ingin mencari bahan obrolan yang lebih santai di pagi hari. Sebentar lagi dia harus bersiap-siap pergi bekerja.

"Kerja tentu saja."

"Apa kau sudah mencari pekerjaan?" tanya Baekhyun pelan. Mampus! Chanyeol panik. Bagaimana ini? Bagaimana kalau Baekhyun tahu yang dia lakukan hanyalah bermalas-malasan karena dia bisa mengontrol pekerjaannya via elektronik?

My Poor HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang