I brush off the dust on the old diary...
That inside that suddenly opened up, brightly...
You are still like before, you are remained...
I recall the picture that I lived forgetting...
The little trembling splurge in my body...
***
Chanyeol bergerak gelisah. Dia sudah memikirkan masalah ini, jadi dia memutuskan untuk bergerak lebih dulu. Kalau Baekhyun sakit lagi bagaimana? Chanyeol tidak bisa membayangkan bagaimana nanti kalau dia tidak tahu Baekhyun sedang sakit. Chanyeol tidak ingin Baekhyun terluka sementara dia tidak tahu. Chanyeol harus melakukan sesuatu kali ini, jadi dia segera menghubungi seseorang. Seseorang yang tentu bisa membantunya.
"Aku akan pindah ke tempat yang lebih baik. Aku ingin bekerja seperti Baekhyun."
"Tetapi Tuan..." Seseorang di sana ingin mencegah. "Bagaimana kalau Tuan lelah dan terluka? Sebaiknya Tuan tetap di tempat itu. Pekerjaannya juga tidak sulit."
"Aku ingin bekerja keras seperti Baekhyun! Aku tidak mau tahu. Aku juga harus bekerja sekeras Baekhyun!" Chanyeol berteriak kesal. Orang di sana berdehem, lalu menyetujui usulnya.
Chanyeol tersenyum. Setelah ini, dia akan merasakan bagaimana jadi Baekhyun. Kalau Baekhyun merasa sakit, dia juga harus merasakannya. Kalau Baekhyun bahagia, dia juga pasti akan bahagia. Padahal selama ini dia bekerja hanya untuk menyembunyikan identitasnya, bukan untuk mencari uang. Kalau uang, Chanyeol sudah mendapatkannya lebih dari cukup. Chanyeol menerima pesan dari salah satu asistennya, lalu tersenyum lebar.
Dia memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan yang tidak terlalu jauh dengan tempat Baekhyun. Letaknya di seberang jalan, berseberangan dengan perusahaan tempat Baekhyun bekerja. Chanyeol bisa berangkat dan pulang bersama Baekhyun. Dia tersenyum bahagia, bahkan sudah melompat-lompat senang. Kebersamaan dan kesederhanaannya bersama Baekhyun adalah sesuatu yang tak akan pernah bisa terganti. Mereka bisa berangkat dengan berjalan kaki bersama, mengobrol sepanjang jalan, tertawa gembira...
Hanya dengan membayangkannya saja Chanyeol sudah hampir gila!
Lalu setelah itu Baekhyun tahu kalau Chanyeol pindah. Dia juga ikut bahagia. Itu artinya Chanyeol mendapatkan peningkatan hidup. Tempat kerjanya juga lebih baik karena terstruktur. Mereka bisa berangkat bersama nantinya.
Baekhyun melihat perubahan dalam diri Chanyeol. Perubahan yang entah kenapa jadi terlihat baik. Terlalu baik hingga membuat Baekhyun merasa cemas mendadak. Entah apa yang terjadi, hanya saja sekarang dia mulai merasakan panik.
Dia takut Chanyeol melangkah jauh darinya. Chanyeol terlihat sangat pintar. Lelaki itu terlihat bukan dari keluarga sembarangan. Tubuhnya tinggi, wajahnya tampan, tingkah lakunya juga baik.
"Apa kau sudah siap?" Chanyeol menoleh ke arah Baekhyun. Baekhyun tersadar seketika. Hari ini adalah hari pertama Chanyeol bekerja di tempat itu. Baekhyun bahkan bisa melihat tempat Chanyeol bekerja dari balik mejanya.
Meja kerja Baekhyun berhadapan dengan jendela, jadi dia bisa mengawasi tempat kerja Chanyeol dari sana... dan... tempat kerja Chanyeol juga di tempat yang sama.
Lelaki itu melambai riang. Baekhyun tersenyum dan balas melambai. Hari ini Chanyeol sudah mulai bekerja.
"Apa kau sibuk?" Chanyeol menulis di kertas, lalu menempelkan kertas itu di depan kacanya.
Baekhyun terkekeh. Chanyeol terlihat kekanakan. Namun meski begitu Baekhyun masih saja membalas tingkah Chanyeol, lalu melakukan hal serupa.
"Sibuk. Kau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Poor Housemate
FanfictionBaekhyun yang hidup susah akhirnya berhasil menata kehidupan berkat jasanya menyelamatkan anak pengusaha kaya. Sejak saat itu dia memiliki apartemen sendiri dan pekerjaan yang layak. Hingga suatu hari seseorang mengetuk pintu apartemennya dan mengat...