Chap 4. Run

26.1K 4.4K 575
                                    

Anywhere is fine...

Do you want to leave tonight?

Do you want to leave?

To a place where the sky is blue...

And there are a lot of stars...

To a place like that...

***

Takdir itu dilukis oleh Tuhan melewati berbagai kejadian dan tragedi. Kadang kita menyebutnya sebagai kebetulan, namun Tuhan sebenarnya telah merencanakan itu. Setelah sekian tahun terpisah sejak bayi, akhirnya mereka dipertemukan. Chanyeol dipertemukan dalam sebuah kejadian yang awalnya menjadi tragedi berdarah.

Suatu hari Chanyeol diajak keluar oleh teman-temannya. Chanyeol awalnya tidak berminat, namun dia bosan di rumah. Akhirnya dia terpaksa mau meski nanti dia yang harus membayari teman-temannya berpesta. Chanyeol berpikir inilah terakhir kalinya dia menjadi seperti ini. Ini benar-benar yang terakhir. Dan Chanyeol setuju untuk mentraktir teman-temannya. Setelah ini selesai, Chanyeol akan mulai menjaga jarak.

Hari itu Chanyeol membawa uang cukup banyak. Dia meninggalkan dompetnya, namun dia membawa uang yang dia selipkan di saku. Chanyeol bertekad akan segera menyelesaikan ini dengan cara yang kejam. Dia tidak mau dimanfaatkan lagi.

"Kau akan pergi?" Yuri muncul dan bertanya pelan.

"Ya, Mama. Aku akan segera menyelesaikan ini."

"Menyelesaikan bagaimana?"

"Doakan aku berhasil, Mama. Aku akan hidup sebagai diriku sendiri mulai saat ini."

"Apa yang terjadi, Chanyeol-ah?"

"Tidak ada apa-apa, Mama."

"Jaga dirimu, Chanyeol-ah! Jangan pulang terlalu malam!"

Chanyeol mengecup pipi ibunya, lalu pergi. Dia tidak membawa mobil. Ibunya sempat bertanya kenapa Chanyeol tidak membawa mobil, namun Chanyeol hanya menjawab singkat. "Aku ingin naik bus."

Hari itu semuanya benar-benar berubah.

Pesta hari itu benar-benar mewah. Chanyeol bersenang-senang dengan teman-temannya. Tidak, dia hanya berpura-pura senang. Itu saja. Selebihnya, dia merasa lelah. Chanyeol menyewa sebuah bar untuk teman-temannya.

"Tumben sekali kau menyewa tempat ini, Chanyeol-ah!" Mereka terbahak senang.

"Ini yang terakhir."

"Apa maksudmu?"

Chanyeol tersenyum, lalu menatap mereka dengan pandangan penuh arti. Chanyeol tersenyum geli, lalu menghela napas.

"Setelah ini, aku tidak akan pernah bermain dengan kalian lagi."

"Hah? Apa maksudmu?"

"Aku tidak ingin kalian manfaatkan lagi. Mari kita selesaikan sampai di sini!"

"Chanyeol-ah..." Mereka semua melongo. Panik seketika. Chanyeol hanya tersenyum. "Kenapa tiba-tiba..."

"Aku sudah lelah, Teman-teman."

"Kenapa?"

"Apa kalian pikir aku bank berjalan? Aku tahu kalian memanfaatkanku. Aku diam saja sampai saat ini. Hentikan tingkah menggelikan kalian itu dan mulailah bekerja ketika kalian ingin punya uang!"

"Kau!" Salah satu dari mereka marah. Mereka protes. Chanyeol hanya mengerjap dan menatapnya datar. Selain memperoleh pendidikan yang baik, Chanyeol juga dibekali oleh kemampuan beladiri. Kalau hanya untuk bertengkar seperti anak kecil, dia bisa melayani mereka satu-persatu.

My Poor HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang